Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tidak Ada Strategi Baru Investasikan Money Mu Di Saham, Percaya?

13 September 2024   14:39 Diperbarui: 14 September 2024   06:12 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak sedikit orang yang terperdaya oleh tawaran melipatgandakan uang atau money dalam waktu singkat, dengan bumbu tidak terlalu banyak risiko. Jika anda menerima tawaran semacam itu, hati-hati atau segera lupakan dan tinggalkan. 


Sebuah pohon untuk berbuah hingga matang memerlukan waktu. Guna mendapatkan sepotong roti, perlu proses. Demikian pula jika ingin memperoleh makan, seseorang perlu pekerjaan atau membuat dan membangun usaha.

Semua tidak cukup dalam sehari semalam, seperti membalik tangan. Sayangnya orang mudah tergoda untuk menghasilkan keuntungan atau pendapatan dengan cara cepat. Salah satunya lewat investasi keuangan. Seperti forex, saham, crypto atau bitcoin. 

Bagi yang kurang berpengalaman, pendatang baru dalam investasi jenis ini biasanya kecilkan arti risiko. Terjebak eforia yang dibangun oleh media sosial, informasi dari mulut ke mulut. Serta berbagai iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. 

Apalagi generasi saat ini, dengan kemudahan menggerakkan jarinya. Dapat membuka berbagai informasi sehingga membuatnya tertarik pada sesuatu, yang dalam bayangannya segala sesuatu mudah diperoleh dengan cepat lewat handphone atau Hp. Seperti uang atau Money 

(foto: sahamonline.id)
(foto: sahamonline.id)

Ada banyak cara melipat gandakan uang dengan melakukan investasi jasa, barang atau uang. Menabung cara berinvestasi yang konservatif dan sudah ada sejak zaman dahulu, serta risiko kecil dibanding jenis investasi lain. Seperti forex, atau jual beli mata uang, saham, Reksadana. Emas atau perhiasan berharga, bentuk investasi lain.

Belum lagi tanah dan rumah. Tapi ingat akan pilihan lokasi kondisi perumahan, terkait lingkungan dan kenyamanan. Sebab naik turunnya harga dipengaruhi banyak hal. 

Demikian pula berinvestasi dengan cara membuat atau mendirikan usaha. Risikonya tidak kecil sehingga harus diperhitungkan dengan matang. Ingat, semakin tinggi pohon maka semakin tinggi tiupan anginnya. 

(foto;  Pixabay)
(foto;  Pixabay)

Maka tidak sedikit orang yang berpikir berulang-ulang untuk memulai sebuah usaha. Apalagi melibatkan banyak tenaga kerja dan efek sosial yang cukup luas. Oleh karena itu, hal yang demikian mendorong orang untuk mencari hal instan. Mencari sesuatu yang mudah didapat dengan cepat, termasuk mengesampingkan proses.

Beberapa waktu lalu jagad dunia maya booming informasi investasi, salah satunya saham. Sayangnya informasi tersebut adakalanya kurang tepat dan jelas. Hanya menonjolkan info keuntungan berlipat-lipat dalam waktu singkat. 

Bahkan sampai tulisan ini dibuat, masih berseliweran di media sosial tentang rumus atau strategi dalam memilih dan menganalisa sebuah emiten atau saham yang potensi memberikan keuntungan. Padahal harga sahamnya turun terus selama beberapa tahun.

(tangkapan layar RTI)
(tangkapan layar RTI)

Lihat saham Gudang Garam (GGRM) perusahaan rokok ini harga saham per lembarnya di tahun 2019, masih bertengger di sekitar Rp 40.000. Saat ini harganya tinggal Rp 16.000 (13/9, sesi pertama). 

Bayangkan siapa yang mengira harga sudah murah masih murah lagi dari tahun ke tahun. Untuk antisipasi kerugian semacam ini. Pelaku pemain saham mesti peka terhadap informasi terkait emiten atau saham yang dimiliki. 

Aksi perusahaan, isu lingkungan, kesehatan, kebijakan politik, kenaikan suku bunga, perkembangan ekonomi global dan masih banyak lagi. Maka bermain saham itu tidak mudah seperti yang dibayangkan.

Strategi investasi saham, percaya tidak percaya. Tidak ada yang baru. Untuk memastikannya anda mesti memiliki pengalaman, membutuhkan waktu. Ini disebut strategi yang pertama, waktu akan mengajari bagaimana berinvestasi di dunia saham.

(foto: istock photo)
(foto: istock photo)

Tidak cukup dengan ilmu dan pengetahuan atau teori tentang bagaimana cara mencari untung atau sukses di dunia perdagangan saham. Menghadiri seminar, membaca buku, postingan kesaksian sukses seorang trader saham atau manajer investasi. 

Hal itu perlu namun tidak satu-satunya alat untuk melancarkan ketrampilan investasi atau bermain saham. Strategi atau rumus sederhana dalam berinvestasi saham ialah membeli di harga murah dan menjual di harga mahal. Ini strategi kedua. Strategi lama dan tidak baru.

Dengan memanfaatkan capital gain atau mendapat keuntungan dari selisih harga beli dan jual aset investasi. Sebagai contoh saham Barito Pasifik Tbk atau BRPT (6/9) harga RP 1085, merupakan saat tepat untuk beli.

(tangkapan layar RTI)
(tangkapan layar RTI)

Sekitar satu minggu kemudian, pada setengah jam perdagangan mulai dibuka (12/9) jual di harga Rp 1210 pada tanggal 12  Hitung sendiri berapa persen keuntungan yang didapat dalam waktu satu minggu. Jelas lebih dari bunga bank dengan catatan jika dijual saat ini.

Tulisan ini, dibuat hari Kamis (12/9) sempat tidak saya lanjutkan karena ada beberapa kesibukan. Sehingga tidak memiliki kesempatan juga untuk ngintip pergerakan harga saham setelah pukul 10:00.

Betapa terkejutnya saat membuka perdagangan saham mendekati pukul 14:30. Atau sekitar satu jam setelah sesi kedua perdagangan bursa saham dimulai di pukul 13:30.

Harga saham BRPT terjun bebas hingga menyentuh angka Rp 1150 per  lembarnya. Bayangkan potensi keuntungan lenyap beberapa persen dalam beberapa jam, jika tidak dijual di harga Rp 1210 pagi di sesi perdagangan pertama pasar saham IDX (PT. Bursa Efek Indonesia)  Berlangsung mulai pukul 09:00 sampai pukul 12:00  dan sesi kedua berlangsung mulai pukul 13:30 sampai pukul 16:00.

Kecuali Jumat, jam perdagangan sedikit berbeda. Mulai pukul 09:00 selesai 11:30 untuk sesi pertama dan akan dimulai pada sesi kedua pukul 14:00 sampai 16:00. Sabtu dan Minggu libur, atau ada pengumuman tersendiri dari pihak Bursa terkait hari perdagangan.

Waktu penting bagi para pelaku atau investor saham mengetahui dan mengerti kapan saham dijual dan dibeli. Perlu analisa lebih tentang arti beli saat murah dan jual saat harga mahal. Sebab berkaitan dengan kecepatan dimana setiap detik harga sebuah saham tertentu cepat berubah. Saya lanjutkan tulisan ini Jumat (13/9), saya sempat ngintip saham BRPT di sesi pertama harganya turun jadi Rp 1140. Dibandingkan saat pembukaan Rp 1150 walau sempat naik ke Rp 1165.

Saham BRPT contoh bagaimana beli saat murah dan jual kala harga mahal. Masih banyak saham yang harus dipelajari, setidaknya jumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia atau go publik. Sampai bulan Agustus 2024 menurut katadata.co.id ada 936 perusahaan.

Sedemikian banyak perusahaan tersebut maka mesti selektif memilihnya, strategi ketiga. Agar uang atau money yang diinvestasikan tidak sia-sia mengendap di saham. Sehingga modal tidak efektif sambil berharap saham yang dibeli harganya tidak terus turun 

Strategi keempat berinvestasi saham dengan tidak meletakkan telur di satu keranjang. Artinya, tidak membeli atau membelanjakan semua modal atau uang pada satu saham tertentu. 

(istock photo)
(istock photo)

Mesti dipecah pada komoditas yang berbeda-beda. Tidak hanya membeli saham yang sama seperti saham bank. Bank BCA (BBCA) , Bank Rakyat Indonesia ((BBRI), Bank JAgo (ARTO) atau Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJBR). 

Tapi lebih ke saham sektor yang berbeda. Sektor pertambangan, kesehatan, infrastruktur, peternakan, pertanian, kebutuhan makanan dan masih banyak pilihan lain. Semua itu untuk mengantisipasi atau meminimalkan kerugian.

Seorang investor atau pemain saham berpengalaman tidak hanya berpikir tentang mimpi keuntungan. Mereka biasanya realistis pada saat mengambil keuntungan. 

Inilah yang membedakan antara investor saham pemula dan yang berpengalaman, yang memiliki kemauan belajar atau sekadar ikut-ikutan terkena eforia. Isu sengaja dibangun atau berjalan dengan sendirinya sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, politik negeri ini.

Strategi kelima, seperti strategi-strategi pada umumnya, seperti yang lain. Tidak jauh berbeda. Happy trading dengan uang dingin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun