Beberapa waktu lalu jagad dunia maya booming informasi investasi, salah satunya saham. Sayangnya informasi tersebut adakalanya kurang tepat dan jelas. Hanya menonjolkan info keuntungan berlipat-lipat dalam waktu singkat.Â
Bahkan sampai tulisan ini dibuat, masih berseliweran di media sosial tentang rumus atau strategi dalam memilih dan menganalisa sebuah emiten atau saham yang potensi memberikan keuntungan. Padahal harga sahamnya turun terus selama beberapa tahun.
Lihat saham Gudang Garam (GGRM) perusahaan rokok ini harga saham per lembarnya di tahun 2019, masih bertengger di sekitar Rp 40.000. Saat ini harganya tinggal Rp 16.000 (13/9, sesi pertama).Â
Bayangkan siapa yang mengira harga sudah murah masih murah lagi dari tahun ke tahun. Untuk antisipasi kerugian semacam ini. Pelaku pemain saham mesti peka terhadap informasi terkait emiten atau saham yang dimiliki.Â
Aksi perusahaan, isu lingkungan, kesehatan, kebijakan politik, kenaikan suku bunga, perkembangan ekonomi global dan masih banyak lagi. Maka bermain saham itu tidak mudah seperti yang dibayangkan.
Strategi investasi saham, percaya tidak percaya. Tidak ada yang baru. Untuk memastikannya anda mesti memiliki pengalaman, membutuhkan waktu. Ini disebut strategi yang pertama, waktu akan mengajari bagaimana berinvestasi di dunia saham.
Tidak cukup dengan ilmu dan pengetahuan atau teori tentang bagaimana cara mencari untung atau sukses di dunia perdagangan saham. Menghadiri seminar, membaca buku, postingan kesaksian sukses seorang trader saham atau manajer investasi.Â
Hal itu perlu namun tidak satu-satunya alat untuk melancarkan ketrampilan investasi atau bermain saham. Strategi atau rumus sederhana dalam berinvestasi saham ialah membeli di harga murah dan menjual di harga mahal. Ini strategi kedua. Strategi lama dan tidak baru.
Dengan memanfaatkan capital gain atau mendapat keuntungan dari selisih harga beli dan jual aset investasi. Sebagai contoh saham Barito Pasifik Tbk atau BRPT (6/9) harga RP 1085, merupakan saat tepat untuk beli.