Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Akrobatik Money?

10 September 2024   07:53 Diperbarui: 13 September 2024   07:30 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak salah melakukan pemetaan pendapatan dan pengeluaran. Namun jika kebutuhan atau pengeluaran tetap lebih besar dari pendapatan atau pemasukan. Bukankah keluarga atau individu ini tetap melakukan aksi akrobatik dalam hal keuangannya?

Sekali lagi maafkan saya tidak memberikan tip bagaimana semestinya mengelola money atau uang yang baik dan benar. Tawaran sudah banyak disodorkan lewat tulisan di dunia maya atau internet. 

Tinggal pilih. Saya tidak ingin menggarami lautan yang sudah asin, lewat tulisan sederhana ini. Sudah banyak tip dan trik bagaimana kendalikan diri mencegah nafsu konsumerisme, oleh para ahli di bidangnya. 

(foto: Tribun Jabar)
(foto: Tribun Jabar)

Saya hanya dapat bertanya, apakah pendapatan anda jauh lebih kecil dari kebutuhan atau pengeluaran? Apakah pendapatan anda yang dihasilkan tidak tetap tiap bulannya? Apakah pendapatan anda yang diterima secara harian atau mingguan? Tentu jumlahnya tidak selalu sama jika dijumlahkan dalam hitungan mingguan atau bulanan.

Jika jawabannya "Ya..." Anda termasuk "pemain akrobat" money atau uang. Pemain yang dituntut mampu mengelola money dalam waktu singkat. Orang yang dapat menggunakan uang lewat skala prioritas. Tanpa harus digurui oleh ahli keuangan, perbankan atau ahli ekonomi. Tetapi oleh guru bijak bernama alam dan pengalaman termasuk situasi dan kondisi.

Atau diajarkan oleh mimpi dan aneka tawaran tentang bagaimana mengelola uang dari para ahli keuangan. Tentang yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tanpa memperhatikan kondisi ekonomi yang sebagian besar ditanggung rakyat Indonesia.

Tidak sedikit orang memaksakan ide, pemikiran serta kehendak lewat sudut pandang sendiri, yang dibumbui dengan beraneka data. 

(grafis ;data Indonesia)
(grafis ;data Indonesia)

Sebagai gambaran, tingkat kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 9,57% pada tahun 2022. Persentase tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kemiskinan terendah keempat di Asia Tenggara.

Sementara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Garis kemiskinan pada bulan Maret 2024 tercatat sebesar Rp 582.932 per kapita per bulan. Dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 433.907 (74,44%) sementara garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 149.026 (25,56%).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun