Setelah beberapa waktu berbincang di Warung Ijo, salah satu warung langganannya yang menyediakan menu utama pecel, soto dan sayur ramesan. Tidak ketinggalan lauknya tempe mendoan atau tempe dipotong tipis dilapisi tepung kemudian di goreng.
Termasuk tempe garit, tidak jarang dalam kurun waktu kurang satu jam sudah habis. Apalagi jika masih panas. Di depan tempe garit dan tempe mendoan, akhirnya terungkap kalau Wawan pernah berlaga Paralimpik di Beijing, Tiongkok, Australia dan Amerika Serikat.
Namun saat akan dikirim ke Korea Selatan tahun 1999 gagal. Alasannya, dia lupa bahkan tidak mengerti. Hal ini dapat dimaklumi sebagaimana saat awal saya menanyakan negara mana saja dia pernah dikirim, di ajang Paralympic.
Jauh sebelum mengikuti pertandingan dia selalu menyiapkan diri dan mendapat bimbingan dari pelatih secara rutin di Stadion Mandala Krida Yogyakarta.
Namun untuk tahun ini, untuk seleksi saja Wawan tidak lolos karena tidak ada persiapan khusus. Dia merasa, mungkin sudah tua. “Aku tak olahraga minum teh saja,” dengan kata yang terbata-bata penuh canda. Sehingga menarik perhatian sebagian besar pengunjung Warung Ijo, yang letaknya tak jauh dari stasiun Lempuyangan.
Tiba-tiba, saat obrolan kami mengalir. Wawan berujar kalau pelatihnya sudah meninggal tahun 1995. Kemudian, obrolan pagi itu saya akhiri dengan maksud lain hari dapat dilanjutkan karena tidak ingin menyusahkan Wawan.
Melihat Wawan berjalan ke sepedanya, nampak tidak sebagaimana orang pada umumnya. Selalu goyang. Mereka yang tidak terbiasa melihat atau menemuinya barangkali merasa aneh dan khawatir. Takut kalau jatuh. Tangannya saat ini sebagian yang terlihat masih belum lurus.
Ini sudah jauh lebih baik kata Wawan karena ada pengobatan dan terapi. Sehingga tangannya dapat diluruskan. Dapat berjabat tangan dan berfungsi walau tidak secara penuh seperti orang sehat atau normal.
Saat berjabat tangannya terasa kalau otot-otot sekitar telapak tangannya lebih banyak dipergunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Salah satunya memijat seseorang yang sudah mengenal Wawan.