Wawan, salah satu penyandang difabel tinggal di Yogya. Terbiasa melakukan aktivitas sehari-hari dengan menaiki sepeda. Bahkan tidak jarang terlihat berada di jalan sekitar kawasan Tugu Yogya. Termasuk sekitar Malioboro.
Tidak sedikit orang yang tertipu dengan tampilannya. Termasuk saat kondisi disabilitasnya masih parah sebab bawaan dari lahir. Kedua tangannya belum dapat diluruskan.
Waktu itu Wawan sedang istirahat sekitar Puro Pakualaman Yogyakarta. Untuk istirahat setelah melakukan perjalan dengan sepedanya. Didatangi seorang laki-laki yang menanyakan asal muasal penyakitnya.
Mendapat pertanyaan tersebut Wawan merasa kesal. Sebab Wawan tidak meminta lahir dalam kondisi disabilitas, saat menceritakan hal itu kepada saya (8/8/24). Kemudian laki-laki tersebut berusaha menyembuhkan dengan pijatan. Setelah izin terlebih dahulu.
Saat menerima pijatan tiba-tiba Wawan dipukul tengkuknya sehingga membuatnya marah dan balas menampar pipi laki-laki tadi. Barangkali kalau Wawan dalam kondisi normal bisa jadi laki-laki tersebut dipukul mukanya dengan keras. Sambil menjelaskan tidak benar cara memijat seperti itu.
Walau sebagai penyandang difabel, bicara dan cara berjalannya tidak lancar. Tampilan apa adanya. Raut mukanya tidak menarik. Siapa sangka, Wawan pernah mewakili Indonesia dalam ajang olahraga khusus penyandang disabilitas ke berbagai negara.
Meskipun keikutsertaan Wawan tidak memperoleh juara, keterlibatannya perlu mendapat acungan jempol. Dengan keterbatasan yang dimiliki Wawan dapat mewakili Indonesia dalam cabang atletik lari 100 meter dan 200 meter, khusus paralimpik atau paralimpiade.
Saat saya ingin memperoleh kejelasan, tetap saya sulit untuk mendapatkan karena kata-kata yang dikeluarkan tidak jelas. Saya harus sabar, pintar-pintar memancing ingatannya. Seperti kapan dan dimana Wawan pernah dikirim untuk bertanding.
Sebagaimana saat tanya negara mana saja pernah Wawan berlaga. Jawabannya, dengan kata terbata “Llla……llli.” Saya putus asa. Bagaimana saya memperoleh banyak informasi tentang prestasi dan kehidupannya.