Parfum atau perfume disebut juga fragrance merupakan campuran berbagai bahan aromatik pewangi, salah satu bahan dasarnya dibuat dari Phthalate. Menurut gav.org zat itu berfungsi sebagai pelarut dan stabilisator pada parfum serta sediaan wewangian lain.
Disamping itu Phthalate merupakan senyawa kimia dipergunakan membuat plastik agar lebih lama. Bentuknya cair, tidak berbau dan tidak berwarna. Namun tidak mudah menguap.Â
Produk seperti losion, shampo dan bedak bayi yang mengandung Phthalate di negara maju, Â dari tahun ketahun terus menurun. Apakah ini sebagai bentuk dari kesadaran akan dampak Phthalate ?
Berbagai sumber menyebutkan, senyawa kimia dalam pewangi buatan berkontribusi menjadi sumber pencemaran lingkungan jika lepas ke udara. Termasuk di tanah dan air saat produk kosmetik tersebut tercuci.
Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam produk kosmetik atau kecantikan dapat mengganggu serta membunuh organisme hidup dalam tanah atau air, bahkan tidak sedikit mengakibatkan pencemaran.Â
Pencemaran menyebabkan rusaknya lingkungan sebab sistem kehidupan tidak lagi berimbang. Salah satunya mengakibatkan menipis lapisan ozon atau bahkan membuat lobang pada lapisan ozon yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.Â
Sekali lagi berbagai sumber menyebutkan bahwa parfum kimiawi, juga mengandung CFC (Chloro Fluoro Carbon) sebagaimana proses kerja pendingin ruangan. Dimana CFC yang terlepas ke udara dapat merusak lapisan ozon, yang dapat menyaring masuknya sinar ultraviolet dari matahari.
Tanpa disadari kehadiran bahan untuk mempercantik dan mempesona diri, tidak kalah berbahayanya jika terus menerus dipakai atau digunakan. Sehingga mengabaikan keseimbangan alam.Â
Memburu tampilan ayu dan menarik bahkan terkesan elegan. Lewat aneka kosmetik dari kutek, perona pipi dan minyak wangi atau parfum. Menunjukkan adanya keterkaitan langsung dengan kerusakan alam atau lingkungan. Tidak hanya menambah CO2 tetapi juga merusak lapisan ozon.