Belum lagi harus menarik busur, dalam hitungan detik segera melepaskan anak panah dengan catatan, harus mengenai sasaran yang ukurannya cukup kecil.Â
Berbeda dengan ukuran sasaran panah modern yang lebar serta busurnya memiliki beberapa alat bantu untuk menjaga keseimbangan dan ketepatan dalam memanah. Posisinya juga berbeda dilakukan dengan cara berdiri, tidak duduk bersila.
Tidak heran jika KGPAA Paku Alam VIII memiliki kesehatan yang prima ditengah kesibukan sehari-hari semasa masih hidup dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan. Memanah salah satu cara menjaga kesehatan jiwa dan raga.
Saat memanah ada pengolahan dan pengendalian diri akan emosi, keinginan bahkan sifat tidak sabar lewat pernafasan, posisi duduk. Mengelola waktu atau timing supaya anak panah tepat di sasaran, saat melepaskannya  dari busur.Â
Jemparingan atau panah tradisional menjadi olahraga kesukaan KGPAA Paku Alam VIII sejak kecil sebab di lingkungannya seluruh abdi dalem di Istana Paku Alaman dan Kesultanan jemparingan menjadi permainan yang populer pada masanya.Â
Benang merah roh atau spirit kepahlawanan dengan berbagi dan berkorban dalam upaya membangun jiwa raga yang sehat. Terhubung dengan jelas pada pribadi KGPAA Paku Alam VIII yang sudah mendapatkan anugerah sebagai pahlawan nasional pada tahun 2022.
Terima kasih Paku Alam VIII telah meletakkan dasar yang kuat pada bumi pertiwi bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkorban dan berbagi, membuang jauh sifat ego demi kepentingan bersama. Itu tercermin dalam nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari budaya, adat serta kebiasaan masyarakat Indonesia.
Siapa yang meragukan itu semua ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H