Seperti pantai, kebun raya dan kebun binatang, puncak dan daerah pegunungan yang begitu menarik pemandangan alamnya. Boleh jadi ini merupakan representasi dari sebagian orang yang bangga berwisata di Indonesia.
Bagi mereka yang mudik, kampung halaman merupakan tempat yang selalu dirindukan karena banyak cerita indah dan lucu tentang masa lalunya. Maka tidak heran jika ada sebagian pemudik, para traveler musiman, yang terkejut karena ada perubahan di kampung halamannya.
Perubahan itu sebuah keniscayaan yang tidak mungkin dihindari namun akan lebih mengecewakan jika para pemudik tidak memberikan contoh baik bagaimana menjaga dan merawat kelestarian lingkungan, khususnya saat berada di kampung halaman.
Khususnya dengan membuat menumpuknya sampah-sampah anorganik selama ada di desa atau kampung halaman, yang tidak mudah terurai oleh alam. Â Terbiasa oleh budaya instan dari kota, yang sangat boros dalam menghasilkan sampah anorganik seperti sampah berbahan plastik, kaca, karet dan kaleng.
Terbiasa begitu saja meninggalkan sampah anorganik di kota. Sehingga lupa, saat meninggalkan desa atau kampung halaman usai mudik. Meninggalkan juga, perilaku kurang baik ke tempat asalnya dengan meninggalkan sampah-sampah anorganik.
Jikalau tidak demikian, ada sebagian orang yang khususnya pemudik atau traveler musiman kurang dapat menjaga kebersihan tempat umum seperti jalan yang dilalui. Apalagi jika perjalanan dengan membawa kendaraan pribadi. Tidak sedikit kendaraan yang tidak melengkapi dengan tempat atau kantung sampah sendiri.
Di era milenial, masih saja ada sebagian orang yang gemar membuang sampah sembarangan di jalan raya. Khususnya di tempat sepi, yang tidak begitu padat arus lalulintasnya. Seperti di hutan atau tempat perbatasan kota dengan kabupaten dan desa.
Mereka merasa aman karena tidak ada yang melihat atau merekam aksi  buang sampah sembarangan, "Berrr....." dari jendela mobil. Lebih memprihatinkan lagi jika membuang sampah di balik pohon besar atau tempat tersembunyi lainnya, dengan pura-pura turun dari mobil tengok kanan kiri mencari arah atau mencari sinyal.
Mendikotomi tempat, jalanmu bukan jalanku yang biasa dilalui. Padahal jalan adalah bagian dari alam yang harus dijaga juga kebersihannya agar tidak mencelakai pengguna jalan lain. Gara-gara sampah yang berterbangan sehingga mengganggu pandangan pemakai jalan.