Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Mencari Si Manis

14 April 2023   23:30 Diperbarui: 14 April 2023   23:27 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Manis es Jaipong (foto: koleksi pribadi)

Yang manis belum tentu membawa kepada kesadaran memahami arti kehidupan. Tidak sedikit yang manis itu hanya polesan, kosmetis tidak sesungguhnya. Bahkan ada yang nampak manis tidak tahunya plastis, bersifat tiruan. 


Walau nampak manis namun tidak memiliki rasa. Kalaupun berasa bukan manis murni atau alami. Manis tapi rasanya aneh di lidah karena berupa manis buatan. 

Fenomena kehidupan yang serba cepat membuat segala sesuatu ingin diperoleh dengan cepat pula. Termasuk tampilan dan rasa yang manis.

Hal ini tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi menjadi salah kaprah jika segala sesuatu diusahakan dengan cepat sehingga meminimalkan, bahkan berusaha memangkas proses. Padahal proses merupakan fase yang mesti dilalui untuk mendapatkan sesuatu yang baik atau berkualitas. Agar tidak mudah rusak, busuk dan memiliki daya tahan sebab ditemps oleh berbagai situasi dalam kurun waktu tertentu.

Alat waktu dapat dipercepat tetapi waktu itu sendiri tidak dapat dipangkas. Semua mesti tunduk pada aturan yang dimiliki waktu. Ada waktu menanam atau menabur, memelihara atau merawat dan menuai atau memanen. 

Demikian pula keinginan untuk mencari yang manis dalam kurun waktu buka puasa. Tidak sekadar ambil sesuai kebutuhan namun mesti memilih berdasar pertimbangan. Memilih yang manis artinya memilih kebutuhan yang tepat.

Tidak sedikit yang menjalankan puasa merasa ngantuk, lemas dan mudah lelah. Menurut berbagai artikel kesehatan, penyebabnya karena kadar gula dalam tubuh di bawah normal. Untuk itu berbuka dengan minuman atau makanan manis bermanfaat bagi tubuh, guna mengembalikan energi yang hilang.

Mencari Si Manis alami tidak cukup mudah diantara berbagai makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan. Jaipong minuman manis dengan pemanis dari gula Jawa atau gula merah. Rasanya khas dan tidak mudah tergantikan. 

Belum lagi hunkwe dengan warna hijau, sagu mutiara berwarna merah, kuning tape singkong, cincau yang hitam. Serta putih santan membuat rasa Jaipong antara manis dan gurih. Tidak hanya warna-warni tampilannya tetapi juga rasanya. 

Si Manis es Jaipong (foto: koleksi pribadi)
Si Manis es Jaipong (foto: koleksi pribadi)

Manis dan gurih menimbulkan sensasi rasa tersendiri setelah sekian jam menahan lapar serta haus. Melihat warna-warni isi mangkok, dengan bentuk serta ukuran yang berbeda-beda.  Mengingatkan bahwa segala sesuatu jika sesuai dengan porsi serta proporsinya. Akan menghasilkan sesuatu yang baru dan lain dari pada yang lainnya.

Memandangi isi mangkok Jaipong seperti mengingatkan akan warna-warni kehidupan manusia dengan berbagai masalahnya. Semua harus diselesaikan dalam waktu singkat, ada yang membutuhkan waktu lebih lama dan ada yang belum ketahuan kapan masalah itu terselesaikan. 

Tak terasa, isi mangkok tinggal sedikit menyadarkan untuk diri tetap memberi empati kepada sesama manakala mereka sedang menghadapi masalah. Tanpa bermaksud ikut campur jika tidak diminta karena adakalanya mereka hanya butuh didengar dan ditemani saja. Tidak lebih dari itu. 

Sebagaimana Jaipong dengan es atau tanpa es hampir sama. Masalahnya jika pakai es, gulanya sedikit lebih banyak dibanding yang tidak pakai es.

Tak terasa dengan atau tanpa es dapat mempengaruhi tingkat kemanisan Jaipong. Nah, tingkat kedewasaan, kematangan, kualitas serta kemanisan dan ketampanan diukur dengan apa ?

Tentu bukan dengan es Jaipong atau tari Jaipong. Ingat ukurannya jangan yang plastis dan kosmetis.

----

Samber THR     Samber 2023 Hari 14

Tak bisa embed reel Instagram ya gak papa,sejak periode sebelumnya, yg penting ikut rame rame.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun