Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Time Travel itu Bernama Desa Wisata Rejowinangun

12 November 2022   23:29 Diperbarui: 13 November 2022   00:05 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu gang di desa wisata Rejowinangun (foto:ko in)

Jika pernah melihat truk pengangkut tabung gas elpiji tiga kilogram. Jangan heran truk tersebut dapat melewati jalan desa atau kampung yang cukup padat oleh bangunan. Maka keberadaan jalan desa walau sempit sangat berarti bagi kelancaran distribusi. Jika terganggu oleh jalan yang rusak maka pengiriman barang dari dan ke tujuan menjadi tidak lancar. Jelas mengganggu aktivitas ekonomi warga seperti Dhanu dan Elly..

Jalan kampung Rejowinangun (foto: ko in)
Jalan kampung Rejowinangun (foto: ko in)

Termasuk kebutuhan warga yang memiliki usaha kecil saat produknya harus diangkut atau diantar oleh kendaraan pengangkut milik pemesan atau jasa pengantar barang. Seperti Erma yang bergelut dengan pernak-pernik baju, tas, dompet dan goodie bag produknya.

Hasil kerajinan warga (foto: erche)
Hasil kerajinan warga (foto: erche)

Walau demikian jalan di desa wisata  Rejowinangun, khususnya di dalam kampung atau gang. Tidak banyak rambu peringatan yang ditujukan kepada pengguna kendaraan yang melewati jalan desa. Seolah percaya bahwa pengendara kendaraan bermotor mengerti kesantunan saat berkendara di desa Rejowinangun. Maka tidak aneh jika disebut desa wisata ramah berkendara.

Ingin tahu lebih tentang kriteria desa wisata ramah berkendara ? Kunjungi adira.id/e/fkl2022-blogger . 

Jangan heran saat menyusuri salah satu jalan kecil di desa wisata Rejowinangun. Tiba-tiba dikejutkan oleh bola plastik yang melayang persis di depan mata. Kaget, iya. Tapi melihat pemandangan anak-anak bermain bola di jalan desa suatu yang dirasa semakin sulit dijumpai dan ditemui. Apalagi di kota besar. Padahal Rejowinangun tidak terlalu jauh dari pusat keramaian  kota Yogyakarta.

Awas ada bola plastik (foto: ko in)
Awas ada bola plastik (foto: ko in)

Maka saya sangat bersyukur saat jelajah desa wisata Rejowinangun. Tak hanya melihat aktivitas produktif warga secara langsung yang menjalankan berbagai kegiatan ekonomis. Tetapi juga melihat anak-anak bermain bola plastik di jalan kampung atau desa. Bahkan sesekali saya ikut menendang bola ke arah mereka. 

Tiba-tiba desa wisata Rejowinangun seperti time travel yang mengingatkan tentang masa kecil, saat bermain bola. Tak terasa seperti anak-anak lagi gara-gara menyusuri desa wisata Rejowinangun dengan sepeda motor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun