Memilih memang tidak mudah. Tetapi hidup itu sendiri sepertinya sebuah pilihan. Dari pilihan yang berat sampai ringan. Dari memilih pasangan, pekerjaan bahkan sampai makanan. Apalagi jika tampilan makanan serta aromanya mampu menggoda selera.
Sebagaimana banyak kue, bakery atau roti yang terpajang di etalase sebuah toko roti Jogja. Letaknya di pojok bangunan depan jalan yang tidak pernah sepi. Jalan itu menuju dan dari kawasan pusat kota yang cukup terkenal, Malioboro, Yogyakarta.
Nama jalan itu Abubakar Ali disitu terletak Petit Paris Boulangerie. Tepatnya di nomor 18. Nomor yang cantik. Untuk mencarinya tidak susah. Jika dari Barat artinya dari Malioboro atau Stasiun Tugu Yogya lurus ke Timur melewati jembatan Kewek, berarti anda sudah masuk di Jl. Abubakar Ali.Â
Toko roti ini, berada di Petit Paris Bistro karena begitulah tulisan yang terpampang jelas di gedungnya, dengan latar belakang gelap. Selain menyediakan aneka macam pastry di lantai satu. Di lantai dua ada ruangan cukup lebar dengan kursi dan meja yang biasa digunakan untuk makan.
Sempat saya intip menunya. Ehm, menggiurkan semua. Kapan-kapan saya ceritakan menu istimewa bistro tapi kita tunggu undangan dari Petit Paris Bistro dulu ya. Hahaha….Â
Kali ini saya cerita sedikit tentang salah satu kue atau roti yang tersaji di Petit Paris Boulangerie, croissant. Walau ada berbagai pilihan untuk dicicip sebagaimana disampaikan oleh manajer Petit Paris Boulangerie dan Bistro, Benny Christiawan. Selain croissant, ada juga dannish, croffle , cinamon dan bonbonnette yang siap diicip.
Cerita kembali dulu ke lokasi atau tempat. Saat lewati jalan Abubakar Ali, khususnya dari arah barat atau dari Malioboro atau Stasiun Tugu. Anda tidak bisa pindah jalur ke kanan atau membelok ke kanan, walau sudah berada di jalan depan Petit Paris Boulangerie dan Bistro. Sebab di tengah jalan ada Border yang dipasang permanen.
Anda mesti memutari lapangan dan stadion Kridosono terlebih dahulu, agar dapat kembali menuju jalan arah Malioboro. Supaya mudah memarkir kendaraan dan tentunya agar dapat menikmati croissant yang enak dibuat dengan bahan berkualitas. Maka jangan heran jika harga satu croissant berharga premium.
Dari banyak tawaran, mata ini tergoda dengan croissant abon. Ada balutan warna hijau serta abon di atasnya. Pilihan ini tentunya setelah melihat aneka pastry, roti, cake atau kue yang ada di salah satu toko roti Jogja bernama Petit Paris Boulangerie.
Tempatnya tidak begitu lebar tapi panjang. Namun untuk menikmati aneka macam produk Petit Paris Boulangerie kita dapat melakukannya di lantai dua. Tempatnya lebar seperti saya sampaikan di awal tulisan.Â
Ssst…...ada tempat favorit yang menurut saya asyik jika kita menikmati croissant bersama orang dekat di hati sambil melihat keramaian jalan Abubakar Ali dan perubahan hari saat senja. Jika beruntung dapat melihat gunung Merapi nun jauh di Utara.
Atau ingin duduk di sofa berdua atau bersama anggota keluarga juga bisa. Supaya kehangatan dan keakraban semakin terjalin berawal dari Petit Paris Bistro. Tapi ingat jam buka dan tutup layanan Boulangerie dan Bistro sedikit berbeda. Perhatikan saat berselancar di media sosialnya.
Croissant abon, jelas tak tertinggal abon atau cincangan daging yang dibuat sedemikian rupa hingga tekstur dagingnya menjadi lebih lembut. Menjadikan kue ini kaya rasa.
Saat tersaji dengan kue yang lain saya sudah tertarik dengan croissant yang berselempang warna hijau. Membuat penasaran. Sehingga saya mencoba memisahkan croissant ini dengan yang lainnya.
Namun rasa penasaran saya sepertinya sejenak terlupakan karena cukup jenak menikmati paduan rasa masam keju dengan rasa manis abon. Sesekali saya teguk teh panas sebagai teman agar perjalanan croissant abon ini lancar melewati tenggorokan. Supaya dapat mengambil lagi potongan croissant abon yang lain.
Siapa dapat menghentikan waktu, walau kita memiliki kesempatan memilih. Pilihan croissant abon cukup tepat saat saya bersama beberapa teman Kompasianer Jogja diundang untuk cicip pastry dari Petit Paris Boulangerie, yang tersaji di lantai satu tetapi dapat dinikmati di lantai dua letak Petit Paris Bistro.
2021 menjadi terasa semakin berwarna-warni manakala di penghujung tahunnya punya kesempatan untuk icip croissant yang begitu istimewa. Sambil melihat keramaian lalu-lalang kendaraan yang melintas di Jalan Abubakar Ali. Apalagi saat melihat perubahan langit dan terang hari menjadi temaram. Terang kota Jogja diganti oleh beberapa lampu penerangan jalan dan lampu kendaraan yang tiada habisnya lewat depan salah satu toko roti Jogja bernama Petit Paris Boulangerie.
Tidak terasa croissant abon tinggal menyisakan sisa-sisa yang tak mungkin diambil dengan garpu apalagi dengan pisau roti. Dan saya juga melupakan seorang teman yang dari tadi menemani saya tetapi jarang saya ajak bicara. Gara-gara dimanjakan lidah untuk merasakan tiap bagian dari croissant abon dan dipuaskan mata oleh indahnya pemandangan kota saat senja.
Astaga, saya lupa menanyakan bahan atau dibuat dari apa, sesuatu yang berwarna hijau seperti membelit croissant abon yang saya nikmati tadi. Rasanya tidak asing bagi lidah kita, apalagi lembut.Â
Lupa, adakalanya wajar apalagi saat terbuai rasa dan perut kenyang. Tapi tetap membuat penasaran. Sepertinya rasa penasaran ini akan mengajak kaki untuk kembali ke Jl.Abubakar Ali 18, Kotabaru Jogja.
Dirimu tidak penasaran dan tergoda untuk cicip saat melihat aneka kue yang tersaji di etalase Petit Paris Boulangerie ? Kalau tidak, cepat segera periksa kesehatan matamu ke dokter.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H