Saran saya, ubah pekerjaan sampingan anda menjadi pekerjaan utama. Kemudian ketemu dengan atasan atau bagian HRD di kantor untuk mengundurkan diri.Â
Jika kantor atau tempat kerja masih membutuhkan pemikiran serta tenaga anda, sampaikan kondisi dan keadaan anda kepada perusahaan. Siapa tahu yang awalnya pekerjaan utama jadi pekerjaan sampingan dan pekerjaan sampingan menjadi pekerjaan utama.Â
Saya pikir, ini cara yang lebih bijak daripada buru-buru menyampaikan ke atasan, anda punya pekerjaan sampingan tetapi belum jelas seberapa menguntungkan pekerjaan sampingan tersebut.
Boleh dikata menjadi sales produk industri rumah tangga milik kenalan. Kalau tidak ada yang membeli atau ditawari, tidak jarang ekstrak minuman tradisional saya minum sendiri setelah diseduh dengan air panas. Adakalanya setelah melihat apa yang saya minum, teman kerja tertarik untuk memesan. "Larisss…."
Itu dulu, kini pekerjaan sampingan tersebut tidak saya lakukan. Saat bertemu dengan teman lama yang dulu kerap memesan, adakalanya masih menanyakan ekstra minuman  tersebut. Sayangnya, kenalan sudah tidak lagi memproduksi ekstrak minuman tradisional.
Saat ini saya masih memiliki pekerjaan sampingan lain. Satu-satunya pekerjaan sampingan yang cukup lama saya jalani, yaitu bermain saham.
Apalagi saat ini dengan modal Rp 1 juta, anda sudah dapat memiliki rekening nasabah di sebuah sekuritas. Apalagi jika anda ikut Sekolah Pasar Modal, hanya berbekal Rp 100 ribu anda sudah dapat membeli saham yang tercatat di IDX.
Walau dana cekak, saya masih memainkan untuk memperoleh cuan di tengah kesibukan pekerjaan utama. Caranya?Â
Khusus untuk pekerjaan sampingan ini, sekali lagi saya mengingatkan anggap modal anda dalam membangun usaha atau pekerjaan sampingan. Sudah hilang dan jangan dicampur dengan dana kebutuhan utama kebutuhan sehari-hari.