Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Maaf, Bluffing di CV Itu Cuma Gertak Sambal

28 Februari 2021   10:55 Diperbarui: 28 Februari 2021   11:53 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masih ada yang pakai cara ini ?(foto :contohsuratlengkap.com)

Nah, mungkin bagi Kompasianer yang kebetulan seorang HR atau yang beneran CEO, bagiamana sih melihat hal ini? Benar nggak sih orang dengan titel “wah” di start up, aslinya emang segitu hebatnya?

Wawancara adalah hal yang paling menentukan bagi sebuah perusahaan sebelum merekrut anda sebagai pekerja baru. Apakah anda mencantumkan titel atau gelar dan pengalaman kerja secara jujur. Atau hanya sebagai pemanis di CV anda.

Gelar atau titel dan pengalaman kerja termasuk menyebutkan jabatan yang pernah diduduki. Apakah sebagai staf, sekretaris, manager, CEO, CMO dan jabatan lainnya pada CV, merupakan upaya seseorang untuk tebar pesona supaya dilirik dan dapat mencuri perhatian. 

(foto:magazine.job-like. com)
(foto:magazine.job-like. com)
Wawancara, moment untuk mengetahui apakah anda memang calon karyawan yang berkualitas dan cocok bergabung di perusahaan yang anda lamar. Atau calon pekerja yang hanya pintar "bersolek" lewat kata-kata dalam CV anda.

Wawancara saat tepat untuk cross check dan konfirmasi apa yang sudah ditulis dalam CV dengan apa yang dikatakan. Cara berbicara dan menjawab pertanyaan, dapat menunjukkan kapabilitas dengan jabatan yang pernah diemban. 

Demikian pula dengan titel atau gelar yang dimiliki. Terlepas apakah diperoleh dari perguruan tinggi swasta atau negeri. Bagaimana setiap pertanyaan yang diajukan mendapat jawaban yang menunjuk pada kapasitas sesuai titel atau gelar yang dimiliki oleh calon karyawan

(foto: deposit.photos.com)
(foto: deposit.photos.com)
Sikap saat melakukan wawancara. Dari masuk ruangan dan terlihat oleh saya sebagai pewawancara, cara berjalan, membawa diri merupakan penilaian awal yang dapat memberi nilai plus atau minus. Selanjutnya, kesantunan, cara berbicara dan tatapan mata. Unsur yang ikut menentukan apakah anda lolos dan berhak mengikuti tes selanjutnya. Bisa bertemu langsung dengan direktur atau tidak untuk tes akhir.

Cara berbicara menunjukkan sejauh mana anda memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri. Namun sejauh mana anda dapat mengontrol kemampuan diri dengan baik sehingga tidak nampak terlalu percaya diri. Tetapi tetap bersikap rendah hati dengan apa yang anda miliki.

Teknik bluffing kalau boleh saya katakan  kurang pas diterapkan dalam mengisi CV untuk melamar pekerjaan. Namun cocok jika anda akan melamar sebagai calon kepala daerah atau calon wakil rakyat. 

(foto:tempo.co.id)
(foto:tempo.co.id)
Karena bluffing tidak jauh beda dengan gertak sambal, upaya kosmetis agar pesaing dan lawan politik anda keder atau kecil hati. Melihat dan mengetahui tampilan anda yang nampak "Wah". Lewat poster atau baliho, ukuran besar dan lebar di banner dan spanduk berisi gambar foto diri setengah badan. Maaf, sebenarnya tidak menarik untuk dilihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun