Perjumpaan dengan sesama mengikis perbedaan latar belakang ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, agama dan kepercayaan. Bisa larut, karena tuntutan dasar sebagai manusia yang hakekatnya tidak dapat dibatasi untuk melakukan pergaulan. Tidak dapat hidup sendiri. Takut terisolasi dan takut dicabut secara paksa dari lingkungannya.Â
Akan berusaha melakukan perjumpaan atau pertemuan. Apalagi mereka yang memiliki ikatan perasaan sebagai kekasih, suami istri atau keluarga. Batasan, adanya jarak menjadi derita tersendiri bagi mereka.
Temuan alat teknologi dengan jargon mendekatkan yang jauh. Sesungguhnya itu omong kosong. Imajinasi. Tidak nyata, sebagaimana kita menjadi warga net. Tidak menunjuk pada arti kedekatan yang sebenarnya. Terbatas dalam layar gadget. Terbatas dalam makna denotatif dan konotatif tulisan.Â
Manusia tetap membutuhkan kedekatan lewat perjumpaan arau pertemuan. Bukan sekedar relasi atau hubungan lewat perangkat teknologi komunikasi modern. Walau dapat melihat ekspresi muka, wajah serta gerakan tubuh. Mendengar gaya dan cara bicara yang khas.Â
Kedekatan dalam bentuk sapaan serta sentuhan itu tetap diperlukan oleh manusia. Apalagi antar sesama manusia yang saling mengasihi dan mencintai. Terlebih lagi jika ada bumbu asmara.
3 Kunci Hubungan Langgeng
Menjaga keharmonisan hubungan cinta dan rumah tangga bagi mereka yang LDR. Intinya arus jujur pada dirinya sendiri, tidak cukup dengan komunikasi virtual. Tetap perlu perjumpaan atau pertemuan.
Jika anda yang sedang menjalani LDR, tidak mengakui hal ini. Bersiap-siaplah anda akan mendapat predikat pengkhianat karena tidak jujur pada diri sendiri. Jika demikian, bagaimana anda bisa jujur pada orang lain. Menjaga komitmen dan kesetiaan pada kekasih atau pasangan anda.
Maka kata kunci menjalani LDR bukan terletak pada komunikasi yang didukung oleh perangkat yang canggih. Tetapi pada kejujuran, kesetiaan dan komitmen.