Jika salah satu kurang peduli, hal ini dapat menjadi bagian dari tumpukan kesalahpahaman dalam memaknai arti bahagia, senang dan gembira bersama dalam rumah tangga.Â
Walau salah satu pihak, suami atau istri berusaha menghindari pertengkaran atau kesalahpahaman. Dengan cara pergi keluar rumah sebentar untuk menenangkan pikiran dan mendinginkan emosi. Masalah harus diselesaikan bersama bukan dihindari.
Kembali ke segelas teh bagaimana perasaan istri yang merasa bahagia jika dapat melayani suami dengan membuat teh. Namun, suami merasa itu sebagai sesuatu yang biasa. Atau sebaliknya, suami merasa bahagia bila istri membuatkan teh. Walau tidak diminum sampai habis. Tetapi ada sebagian istri yang melihat itu sebagai sesuatu yang tidak penting.
Sekaligus melampiaskan rasa kesal sebab tidak mendapatkan kebahagiaan atau kesenangan sebagaimana yang diharapkan dan dibayangkan. Manakala sepakat untuk hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan tambatan hati.Â
Segelas air teh dapat menjadi pemicu keretakan pernikahan yang telah dibangun bertahun-tahun. Sepele. Dari hal itu tidak sedikit pasangan suami-istri yang lupa untuk memberi perhatian.
Kemudian merembet ke masalah lain, yang memicu tidak ada lagi sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya. Sebagaimana mereka mengawali hubungan lewat perkenalan, pacaran mencoba saling mengenal dengan cara yang saling menghargai dan menghormati.
Jika dalam hati serta pikiran masing-masing sudah tidak ada kata dan sikap saling menghargai dan menghormati. Maka persiapkan hati serta pikiran anda dan anak-anak untuk melihat keruntuhan rumah tangga atau lembaga pernikahan anda. Baik secara pelan atau cepat.Â
Jangan lupa pula tidak sedikit rumah tangga yang suami atau istri pandai bersandiwara di depan banyak orang. Pintar menutupi bara dengan sekam. Walau pada akhirnya semua akan terbakar.Â