Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

List Persiapan Pernikahanmu, Calon Raja Ratu Sehari

14 Februari 2021   12:39 Diperbarui: 14 Februari 2021   12:54 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahagia itu sejatinya tidak ditemukan di tempat pasangan hidup. Di suami atau di istri, apalagi di anak atau di keluarga. Walau ada pepatah atau pendapat melihat mu bahagia. Atau melihat anak bahagia itu sudah merupakan kebahagiaan tersendiri.

(grafis: sinarharapan.com)
(grafis: sinarharapan.com)
Belajar dari kasus dan konflik rumah tangga dari beberapa pasangan yang sudah menikah dan yang akan menikah tetapi kemudian batal atau berlanjut sampai saat ini. Ada yang berhasil mempertahankan pernikahan, walau dengan terpaksa diisi dengan keluhan yang tak pernah habis dari salah satu pasangan atau kedua pasangan. 

Mempersiapkan hati, pikiran dan perasaan ternyata lebih penting dalam keluarga. Khususnya bukan tentang hal-hal yang membahagiakan, menyenangkan dan menggembirakan. Tetapi hal-hal yang pahit, menyebalkan, tidak menyenangkan sekaligus mampu menerima sifat atau hal buruk dari pasangan atau anggota keluarga.

Belajar dari pengalaman, membantu mengembalikan keutuhan keluarga. Atau mendampingi anggota keluarga yang rumah tangganya hancur. Bahwa menikah atau membangun  keluarga itu kompleks. 

Pacaran (foto:ko in)
Pacaran (foto:ko in)
Maka menikah itu semacampekerjaan yang tidak mengenal kata pensiun. Tidak juga berakhir manakala salah satu pihak suami atau istri meninggal terlebih dahulu, sebab masih ada anak yang harus diperhatikan.

Setiap orang berhak memperoleh bahagia atau kebahagiaan. Namun tidak sedikit orang yang merasa susah mendapatkannya. 

Untuk memudahkan memahami kata bahagia. Saya coba contohkan sekaligus analogikan kegiatan sederhana dari sebuah pasangan yang sudah menikah. Lewat segelas minuman teh.

Persiapan pernikahan di rumah

Upacara atau pesta pernikahan mungkin sudah berlalu beberapa waktu lalu. Dalam hitungan hari, minggu, bulan bahkan mungkin tahunan. Tetapi "persiapan pernikahan di rumah" tidak mengenal kata akhir jika ingin keutuhan rumah tangga hanya maut yang memisahkan.

Calon suami dan calon istri atau suami dan istri mesti persiapkan pernikahan di rumah dari hari ke hari. Supaya mereka dapat menemukan arti bahagia yang sesungguhnya. Lewat perilaku yang menggembirakan.

Dekorasi pelaminan (foto:ko in)
Dekorasi pelaminan (foto:ko in)
Ada tipe suami yang senang dan merasa bahagia jika dibuatkan segelas teh oleh istri. Apakah saat pagi, siang atau sore hari. Tetapi ada juga suami, yang kurang peduli atau perhatian apakah istrinya membuatkan teh secara rutin atau tidak. Tidak berpengaruh terhadap rasa bahagia dan senang bagi suami.

Segelas teh di pagi hari akan menjadi salah satu sumber keretakan bangunan keluarga. Jika masing-masing, tidak dan kurang mengerti, pasangannya meletakkan dan mewujudkan arti bahagia lewat sajian segelas teh atau menerima sajian segelas teh di saat-saat tertentu. Seperti pagi atau sore hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun