Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Teh dan Kopi "buatantangan.ku", Asli Gara-gara Covid-19

13 Februari 2021   01:56 Diperbarui: 13 Februari 2021   10:58 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi terdesak, bosan atau jenuh terkadang memunculkan ide-ide kreatif tak terduga sebagaimana dialami peracik premium teh dan coffee rumahan "buatantangan.ku". Sebuah UMKM yang muncul dampak dari pandemi Covid-19.

Tidak sedikit orang mengalami perasaan "nyesek" di dada antara ingin teriak sekeras-kerasnya dan protes, tidak terima tiba-tiba harus "dirumahkan" dari tempat kerja. Tetapi tidak mampu untuk menyampaikan sebab tidak sedikit orang mengalami nasib sama, gara-gara Covid-19. 

Namun tidak seperti Sonnia, wanita muda yang punya pengalaman dengan tempat kuliner kekinian yang kerap dikunjungi anak-anak milenial. Lulusan jurusan boga dengan ijasah dari salah satu sekolah kejuruan cukup ternama di Yogya, sedikitnya memudahkan membuka jalan mengenal tempat nongkrong anak muda, seperti cafe.

Ciri-cirinya sibuk browsing lewat laptop atau handphone di meja dengan minuman kesukaan seperti kopi, teh, coklat, susu atau campuran diantaranya. Ditambah cemilan khas anak zaman now. Atau serius berdiskusi sampai jauh malam bicara tentang  tugas kuliah, ngrasanin dosen yang nyebelin sampai soal asmara. Itu cerita jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

Milk tea (foto: Sonia)
Milk tea (foto: Sonia)
Sebagian pekerja ada yang merasakan dampak langsung akibat Covid-19. Awalnya libur beberapa minggu, kemudian masuk kerja secara bergiliran. Hingga akhirnya sepi pengunjung di tempat kerjanya, biasanya didominasi mahasiswa. Sebab tidak sedikit mahasiswa yang pulang kampung. Atau hanya stay di tempat kost.

Jumlah kunjungan wisatawan turun drastis akibat adanya berbagai batasan kegiatan guna menghindari dan memutus rantai penyebaran Covid-19.

Perasaan"Nyesek", yang dirasakan para pekerja. Walau tidak mengungkapkan secara terus terang. Cuma kata-kata yang tidak begitu jelas namun arahnya sama, kesal dengan kondisi serba tidak menentu saat ini.

Kopi susu (foto:Sonia)
Kopi susu (foto:Sonia)
Membuat racikan teh adalah salah satu upaya Sonnia keluar dari situasi yang kurang menguntungkan bagi siapa saja. 

Tidak sedikit orang kehilangan pekerjaan gara-gara Covid-19 dan situasi kurang nyaman akibat pandemi Corona Covid-19 yang mendunia. Semua aktivitas terganggu, bukan hanya masalah ekonomi tetapi juga aktivitas sosial lain seperti pendidikan. 

Skripsinya belum kelar. Bukan karena males. Tapi tidak mudah berbagi waktu antara kuliah dan bekerja. Apakah kini saatnya memikirkan study ? Tetapi kampus juga menerapkan banyak batasan selama masa pandemi.

Untuk mengatasi hal itu, wanita muda yang tergolong pendiam mulai menekuni usaha kecil-kecilan dari rumah di daerah Singojayan, Tegalmulyo. Tidak jauh dari Pasar Klithikan, Kuncen, Yogyakarta.

Teh racikan Sonia (foto: Sonia)
Teh racikan Sonia (foto: Sonia)
Sonnia Aprilia Susanti nama lengkapnya, menjadi bagian dari orang-orang yang berusaha survive dari kondisi perekonomian yang tidak menentu, akibat Covid-19. Salah satunya memanfaatkan ilmu serta pengalaman yang tidak jauh-jauh dari usaha kuliner. Usaha kecil-kecilan dengan membuat premium tea dan coffee rumahan hasil racikan tangannya sendiri. 

Brand atau mereknya pun menggambarkan anak milenial yang tidak menyerah dengan situasi seperti saat ini. Walau harus di rumah, tidak kekurangan akal untuk produktif. Bagaimana caranya work from home, bagaimana menjadi enterpreneur walau masih di kelas skala mikro atau UMKM. Lewat produk homemade dan handmade bermerek, "buatan tangan.ku".

Saat bertandang ke rumahnya, di kawasan yang cukup padat. Saya bertanya mengapa memilih minuman teh sebagai pilihan usaha, tidak coklat atau yang lain ?

"Kalau coklat itu sudah biasa. Sebagus atau seenak apa coklat itu susah membedakan antara produk minuman coklat satu dengan yang lainnya," jelas Sonia sambil menunjukkan beberapa kemasan minuman dalam botol atau cup yang akan diantar sendiri ke pemesan.

Kemasan cup (foto:Sonia)
Kemasan cup (foto:Sonia)
"Kalau teh ini merupakan teh sekelas cafe. Rasanya beda dengan teh lain," tambahnya. Ya, iyalah saya percaya sama yang sudah punya pengalaman di beberapa cafe ternama di Yogya.

Membuat teh racikan sendiri, mulanya Sonnia lakukan untuk mengisi waktu setelah tidak lagi  bekerja. Untuk segera menyelesaikan skripsi, mesti mengatasi berbagai persoalan. Apalagi masa-masa awal pandemi merupakan masa yang cukup membuat orang merasa seperti kehilangan kebebasan dan kemerdekaan.

Sonnia yang belum kelar dari fakultas Sastra Inggris di salah satu perguruan tinggi swasta Yogya mengatakan, teh racikan atau buatannya. Awalnya tidak untuk dijual.

Sehangat di rumah (foto: Sonia)
Sehangat di rumah (foto: Sonia)
"Iseng, bikin hampers lebaran buat teman-teman  yang hanya bisa stay di Jogja karena Covid-19, pada ga bisa pulang," tambahnya. 

Saat buat racikan teh atau kopi, iseng diberi tulisan "buatan sendiri", yang benar-benar menunjukkan buatan Sonnia sendiri dan tidak dijual dimana-mana. Kira-kira seperti ingin menegaskan. "Ini buatanku, lho…"

Reaksi positif bermunculan dari mereka yang menerima hampers berupa racikan teh istimewa buatan Sonnia. Mereka mendorong serta menyarankan untuk menjual secara on line produknya.

Hampers (foto:Sonia)
Hampers (foto:Sonia)
Bagaikan bintang jatuh. Gagasan itu, Sonnia wujudkan. Walau satu hari cuma dapat lima pesanan tapi dilakukan dengan sepenuh hati. Apalagi itu buatan dari tangannya sendiri. Paling tidak merupakan awal yang baik untuk berusaha.

Harga perbotol atau percupnya bervariasi rata-rata antara Rp 12 ribu sampai Rp 18 ribu. Untuk detail harganya dapat di keppo in di https://wa.me/c/6281904955767 buatantangan.ku . 

Kisah usaha mikro Sonnia barangkali tidak seprestisius seperti usaha mikro lainnya. Tidak terencana secara rapi dan matang. Tetapi yang patut mendapat acungan jempol adalah memberi contoh bangkit dari ketidakberdayaan, keterpurukan oleh situasi yang tidak pasti. Dengan menanggapi usulan teman-temannya secara positif lewat sebuah tindakan.

Dini hari saat ngopi atau ngeteh (foto:Sonia)
Dini hari saat ngopi atau ngeteh (foto:Sonia)
Walau awalnya hanya kegiatan iseng tetapi ketika dikerjakan sungguh-sungguh dan terbuka dengan berbagai masukan serta tidak bosan belajar. Bukannya tidak mungkin, Sonnia dapat menjadi enterpreneur yang dapat membagikan kisah suksesnya, supaya menginspirasi orang lain, dikemudian hari.

Beberapa masukan terhadap angel foto kemasan produk dia terima. Hasilnya, foto produk premium teh dan coffee rumahan menjadi kelihatan lebih eksklusif di media sosial seperti instagram. 

Satu hal yang membuat saya tertarik dan saya anggap tidak umum adalah menyebut bagian rumah dan moment. Nama yang unik sebagai ciri pembeda untuk jenis teh buatannya dengan buatan orang lain atau cafe lain. Apalagi ditambah brand "buatan tangan.ku" semakin mengukuhkan potitioning produk teh dan kopi Sonnia memang beda.

Kehangatan teh (foto:Sonia)
Kehangatan teh (foto:Sonia)
Siap kirim (foto:Sonia)
Siap kirim (foto:Sonia)
"Aku punya 5 macam teh, yang aku bedakan waktu minumnya. Dimana, nama-namanya disesuaikan dengan ruangan di rumah. Kemudian aku tulis kata-kata di labelnya. Intinya, walau tidak bisa pulang ke tempat asal atau rumah saat lebaran. Mereka bisa rasain hangatnya rumah pas seduh teh aku." jelas Sonnia tentang ide memberi nama tidak jauh karena dampak dari Covid-19. Alias asli gara-gara Covid-19.

Situasi terdesak adakalanya memunculkan ide-ide kreatif, sebagaimana Sonnia alami sendiri. Tidak mengira juga jika teh atau kopi racikannya sudah terkirim sampai Aceh.

_____

KPB ,kpb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun