Brand atau mereknya pun menggambarkan anak milenial yang tidak menyerah dengan situasi seperti saat ini. Walau harus di rumah, tidak kekurangan akal untuk produktif. Bagaimana caranya work from home, bagaimana menjadi enterpreneur walau masih di kelas skala mikro atau UMKM. Lewat produk homemade dan handmade bermerek, "buatan tangan.ku".
Saat bertandang ke rumahnya, di kawasan yang cukup padat. Saya bertanya mengapa memilih minuman teh sebagai pilihan usaha, tidak coklat atau yang lain ?
"Kalau coklat itu sudah biasa. Sebagus atau seenak apa coklat itu susah membedakan antara produk minuman coklat satu dengan yang lainnya," jelas Sonia sambil menunjukkan beberapa kemasan minuman dalam botol atau cup yang akan diantar sendiri ke pemesan.
Membuat teh racikan sendiri, mulanya Sonnia lakukan untuk mengisi waktu setelah tidak lagi bekerja. Untuk segera menyelesaikan skripsi, mesti mengatasi berbagai persoalan. Apalagi masa-masa awal pandemi merupakan masa yang cukup membuat orang merasa seperti kehilangan kebebasan dan kemerdekaan.
Sonnia yang belum kelar dari fakultas Sastra Inggris di salah satu perguruan tinggi swasta Yogya mengatakan, teh racikan atau buatannya. Awalnya tidak untuk dijual.
Saat buat racikan teh atau kopi, iseng diberi tulisan "buatan sendiri", yang benar-benar menunjukkan buatan Sonnia sendiri dan tidak dijual dimana-mana. Kira-kira seperti ingin menegaskan. "Ini buatanku, lho…"
Reaksi positif bermunculan dari mereka yang menerima hampers berupa racikan teh istimewa buatan Sonnia. Mereka mendorong serta menyarankan untuk menjual secara on line produknya.