Istimewa itu predikat yang melekat pada suatu benda, mahluk hidup atau terkait dengan karya, aktivitas atau pekerjaannya. Membuat orang kagum karena memiliki sesuatu yang khas dan unik. Tidak ada yang sama atau menandingi.Â
Walau terlihat sama tetapi sebenarnya berbeda. Setiap orang yang dilahirkan adalah mahluk yang istimewa. Walau ada sebagian lahir kembar, dikatakan kembar identik. Masing-masing tetap memiliki keistimewaan tersendiri.Â
Dari orang-orang dengan kepribadian yang istimewa tersebut tercermin komunitas yang istimewa pula. Lewat aktivitas keseharian yang berkaitan dengan masalah ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan budaya. Jika ciri keistimewaan terwujud dan teraktualisasikan sejak dari keluarga. Maka akan terbentuk sebuah masyarakat yang istimewa menjalani kehidupan yang penuh warna.
Lingkungan seperti gunung atau danau. Mahluk hidup seperti hewan dan tumbuhan memperkaya keistimewaan sebuah daerah yang dihuni manusia. Ingat, istimewanya sebuah Provinsi didukung oleh banyak faktor. Dari tingkat yang paling rendah sampai paling tinggi. Dari yang dipimpin sampai yang memimpin.
Tidak harus dalam bidang ekonomi, perdagangan apalagi keuangan. Cukup dengan aksi sederhana tetapi nyata. Bukan sekedar gembar-gembor lewat tulisan, gambar bergerak atau diam di dunia tidak nyata atau maya sebagai warga net, yang nir tindakan.
Sebuah provinsi menjadi istimewa manakala ada sinergi yang baik antar warga masyarakatnya dengan lingkungan hidupnya. Setiap komponen masyarakat dengan kemampuan dan keahliannya mesti berperan sebagaimana mestinya dan sesuai porsinya.
Sumberdaya alam yang istimewa, tak bermakna jika warga masyarakatnya atau sumberdaya manusianya tidak kreatif. Tidak mampu mengemas, merubah, membuat atau membentuk sesuatu sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan unik.
Yogyakarta bukan kota kelahiranku tetapi saya merasa bangga dengan keistimewaan yang dimiliki Yogya. Bukan semata-mata masalah historis terkait berdirinya negeri ini. Bukan juga hanya tergantung dari tradisi, istiadat atau budayanya. Bukan juga karena banyaknya perguruan tingggi, membuat orang semakin terdidik dan memahami serta mengerti arti pentingnya kreativitas.
Goa, selokan atau saluran irigasi kecil dapat menjadi daya tarik sendiri karena kreativitas (baca:istimewa) dari warganya. Bahkan warung sederhana seperti angkringan sudah terbukti dapat masuk ke hotel walau dengan menu khas Sego Kucing. Menjadi salah satu ikon yang membuat Yogya semakin istimewa.
Tembikar atau keramik di Jogja atau Yogyakarta sudah populer sejak tahun 80an dengan kawasan desa Kasongan. Tetapi tahukah anda asal mula perkembangan kerajinan keramik bukan dari Kasongan tetapi Pundong, Bantul. Masih jauh keselatan dari desa Kasongan.Â
Menjadikan provinsi yang istimewa itu butuh keterlibatan. Gerabah atau keramik Kasongan naik daun di tahun 80an karena ada totalitas keterlibatan dari Sapto Hudoyo salah seorang seniman pada zamannya memiliki ide memberi sentuhan baru pada karya gerabah, tembikar atau keramik. Lewat tembahan ornamen di karya gerabah sehingga menaikkan pamor gerabah waktu itu.
Mereka berdua sudah tiada dengan meninggalkan jejak yang istimewa buat Yogyakarta. Masih banyak seniman sudah melakukan hal yang serupa, lewat kemampuannya masing-masing, sehingga Yogya semakin istimewa dari sisi seni budaya. Tidak cukup menyebut nama-nama mereka satu persatu disini. Belum lagi mereka yang menjadikan Yogya tambah istimewa dengan bidang dan profesinya.
Jelasnya Yogya masih terus menunggu kelahiran orang-orang kreatif, yang mampu menjaga sinergi kegiatan dengan melibatkan semua unsur masyarakat. Tanpa itu, tidak akan mendapatkan dan menemukan yang istimewa.
Perkenankan saya memberi informasi dalam sebuah diskusi terkait rancangan Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta, Saat itu saya mendapat kesempatan hadir diundang oleh Kompas untuk membahas rancangan tersebut. Acara tersebut benar-benar istimewa karena hadir para penyusun rancangan undang-undang Keistimewaan Yogyakarta, yang ternyata bukan asli kelahiran Yogyakarta.
Tetapi mereka sudah menjadi warga Yogya dan menjadi sebagian orang yang ikut berkontribusi buat Yogya supaya lebih istimewa, dengan kemampuan yang dimiliki.
Menjadi mahasiswa itu harus kritis dan tidak mudah terhasut lewat ajakan atau gagasan orang lain. Pikirkan terlebih dahulu dan diskusikan inti persoalannya dengan sesama aktivis lainnya. Sebelum menentang kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
Sampaikan kritik dengan cara yang santun sebagai gambaran golongan terdidik. Sebagaimana yang sudah terjadi beberapa waktu lalu, saat demo anti UU tentang Cipta Kerja di sebagian kawasan Malioboro dekat gedung DPRD.
Seradikalnya mahasiswa jauh sebelum generasi Milenial, aksi corat-coret mereka itu sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh sebagian pelaku demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja. Saya sempat mengabadikan beberapa coretan sebelum dihapus, kata-katanya sangat tidak mencerminkan mahasiswa atau pelajar sebagai intelektual muda.
Coretan atau kata yang tertulis lebih banyak mengandung kata yang "jorok" khas sekelompok kecil gang sekolah. Atau anak-anak remaja yang suka nongkrong di malam hari kemudian melakukan tindak kekerasan pada masyarakat yang kebetulan lewat tanpa alasan yang jelas. Tidak lupa dengan aksi vandalisme yang mengotori sebagian sudut kota Yogya.
Keistimewaan Yogya akan pudar jika aksi mereka dibiarkan dan tidak mendapat tindakan atau tanggapan serius dari tokoh dan pemimpin masyarakat. Apakah itu kepala daerah, aparat, kepala sekolah termasuk para orang tua pelaku vandalisme.
Masih banyak potensi untuk menjadikan Provinsiku Istimewa dari peran sederhana anda semua. Kalau saya boleh berharap dan melakukan secara bersama-sama sebagai warga Yogya atau saat berkunjung ke Yogya. Tolong sopan dan hargai antar sesama pengguna jalan di Yogya.
Jadikan jalanan di Yogya sebagai tempat menunjukkan kita sebagai orang beradab, bermartabat dan terdidik dengan saling menghargai. Salah satunya santun di jalan.Â
Seperti apa tindakannya? Tolong jangan bertelpon atau berchat lewat handphone saat berkendaraan. Juga merokok saat mengendarai motor. Apalagi membuang abu rokok lewat jendela pintu mobil, yang kerap membuat panik pengendara sepeda motor karena tiba-tiba kulit tangan atau mukanya. Seperti terkena bara api.
Jangan bawa budaya ngebut, potong jalur, belok secara tiba-tiba tanpa tanda. Atau putar arah tanpa memperhatikan sesama pengguna jalan ke Yogya. Saat anda datang ke dan melaju di jalanan sekitar Yogya. Apalagi buang sampah seenaknya dari dalam mobil.
Maaf, jika saya tidak menjadi istimewa untuk Yogya. Sebab mereka  malah lebih "istimewa" marahnya, saat diingatkan. Kemana sikap santun warga Provinsiku yang Istimewa ? Yang katanya istimewa orangnya.Â
"Permisi……"  Nderek langkung (Numpang lewat) dan mohon maaf untuk mengakhiri tulisan yang tidak istimewa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H