Kita bukan burungÂ
tetapi ingin terbang setinggi-tingginya.
Kita bukan kijang atau kudaÂ
tapi ingin lari kencang dan jelajahi banyak tempat dalam waktu singkat.
Kita bukan juga ikanÂ
tapi ingin tahu luas dan dalamnya lautan.
Kawan,
Kita mengerti apa itu bintang dan bulan.
Kita mengerti juga mengapa ada kilatan cahaya.
Disusul suara menggelegar.
Seperi keluar dari pecut atau cambuk raksasa.
Kawan,
Kita dapat terbang walau tidak harus seperti burung.
Kita  cepat sampai tujuan tanpa harus berlari seperti kijang atau kuda.
Kita juga bisa mengarungi luas dan dalamnya samudra tanpa harus belajar berenang, terlebih dahulu.
Bahkan bisa ke bulan untuk mencari dimana keindahan dan gambar senyumnya.
Kawan,
Mengapa kita dapat melakukan itu semua ?
Jika bukan dari  kepala, yang tinggal di kepala dengan ilmu pengetahuan.
Setiap hari melahirkan teknologi-teknologi baru, yang disebut anak peradaban.
Kawan,Â
Tetapi kita juga punya budi atau rasa karsa, di lubuk hati.
Rumahnya tidak jauh dari akal. Seperti tetangga dekat. Tidak lebih dari satu meter jauhnya. Dari rumah isi kepala dengan ilmu pengetahuan.
Tapi tidak jemu-jemu ngomel dan nyinyir.
"Jangan bangga dengan anak-anak peradaban mu. Jika tidak mengerti dan menyadari. Untuk apa, untuk siapa dan mengapa anak-anakmu dilahirkan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H