Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dilematis, Cerita Pengalaman Nyaris Dibegal Ini

31 Desember 2020   15:35 Diperbarui: 27 April 2021   06:39 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilematis saat akan menulis pengalaman tidak menyenangkan. Manakala kendaraan nyaris dirampas oleh dua orang yang berboncengan. Dilematis karena pengalaman ini dapat jadi pelajaran bagi siapa saja yang membaca tulisan ini. 

Baik oleh mereka yang biasa pulang malam dengan naik motor atau oleh pelaku kejahatan perampas motor, begal atau curanmor dengan kekerasan. Sehingga modusnya akan lebih rapi atau lebih berani dan kejam.

Motor yang sedang dikendarai saja mau disikat. Apalagi motor yang sedang tidak ditunggangi. Seperti parkir di depan mini market, halaman rumah sendiri atau milik kenalan saat bertamu. Atau pertokoan, yang tidak menyediakan tukang parkir, dengan alasan demi kenyamanan pelanggan. 

Mungkin karena alasan, penjaga parkir kurang peduli dengan keamanan motor atau mobil yang fiparkir. Termasuk kurang sopan, padahal tidak semua demikian.

Pengalaman nyaris dibegal pernah saya alami. Walau sudah berhati-hati dan ekstra waspada terbiasa pulang malam. Ternyata bukan jaminan dari aksi kejahatan. Serta jurus, tip dan trik menghindar supaya tidak jadi daya tarik sasaran, sudah saya lakukan.

Sebelum, saya bercerita tentang bagaimana menanggulangi curanmor tanpa kekerasan. Saya lanjut cara antisipasi tidak dibegal motor pada malam hari.

dok. pribadi
dok. pribadi
Seperti biasa saya pulang lewat jalan yang itu-itu saja karena jarak sampai ke rumah lebih dekat dibandingkan dengan jalan lainnya. Usai menghadiri sebuah acara sekitar pukul 23:00. Sesampai di Jl. Apes di wilayah utara Yogyakarta. Sebut saja demikian.

Sebelum melewati jalan lurus yang cukup panjang, saya masih melewati sebuah pasar. Walau sudah tutup didekatnya ada beberapa warung kaki lima, penjual roti bakar, wedang jahe dan toko klontong, serta apotik yang buka. Walau tidak begitu ramai masih cukup aman kalau terjadi sesuatu karena masih banyak orang.

Mendekati tikungan pertama, saya mulai menghitung jumlah kendaraan, khususnya sepeda motor dengan arah yang sama. Sebelum mendekati tikungan kedua, yang merupakan pertigaan. Antara jakan lurus dan belok ke kanan. Saya hitung lagi, berapa motor yang arahnya ke kanan seperti saya.

Di tikungan pertama, saya hitung ada empat kendaraan, termasuk saya. Salah satunya pengendara motor perempuan di depan dan dua motor di belakang. Terlihat dari lampu dari spion.

(foto:matain.id)
(foto:matain.id)
Sampai pertigaan, pengendara perempuan lurus ke barat. Termasuk satu pengendara yang berada di belakang saya. Berarti tinggal saya dan satu motor di belakang saya yang belok kanan. Tidak lama motor di belakang saya menyalip dengan kencang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun