Saat indeks bursa saham Indonesia rontok dan harga saham berguguran. Sang pengamat, pakar dan analis ekonomi ini masih berkata ekonomi Indonesia kuat dan baik di televisi
Kontan salah satu pelaku saham dengan emosi kira-kira berkata demikian, "Ke sini, tunjukan mana saham yang akan naik. Kalau cocok, tak bayar Rp 10 juta."
Ucapan itu seperti diamini oleh pelaku pasar lainnya lewat senyum sinis dan grundelan tidak suka akan kata-kata sang pengamat tersebut. Tapi peristiwa itu sudah lama berselang.Â
Betapa ramainya kantor sekuritas, saat harga saham berguguran dan nilai rupiah jatuh dengan cepat dari Rp 2000 atau Rp 4000 satu dolarnya. Menjadi Rp 13.000 dalam waktu kurang seminggu, seingat saya.
Nah, bagi calon investor tahun 2021 masih percaya pada tulisan dan analisa para pakar dan pengamat ? Apalagi penulis dadakan, yang tidak jelas kemampuan dan kapasitas serta kapabilitasnya dalam dunia investasi saham.
Membaca buku tentang tips berinvestasi saham, tidak salah untuk menambah wawasan. Walau belum tentu penulisnya sukses dalam trading saham.Â
Saya bukan (MI) Manajer Investasi atau Master Investasi
Saya tidak memberikan tips bagaimana berinvestasi saham yang aman dan selalu cuan. Sebab saya bukan seorang MI atau Manajer Investasi sebuah sekuritas atau lembaga keuangan. Apalagi Master Investasi, yang layak memberikan tip investasi saham.
Saya hanya memberikan saran. Dibaca sambil lalu saja. Pertama, terampil berinvestasi membutuhkan proses. Tidak ada yang instan. Cepat lambatnya memahami perdagangan saham tidak lepas dari niat belajar, kejelian dan kesabaran. Supaya mampu memprediksi harga saham yang mendekati kebenaran. Dalam jangka sehari, seminggu, sebulan, setahun atau beberapa jam bahkan menit atau beberapa detik ke depan.