Ini mengingatkan saya pada sebuah sekolah yang lokasinya jauh dari kota Yogya. Salah satunya SD Tritis, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Dekat dengan gunung Merapi yang perlu santunan atau bantuan finansial setiap bulannya.
Jika ada seribu orang yang terlibat, kata Madya Utama SJ penggagas Gerak Sopan Tritis. Maka akan terkumpul uang sebanyak Rp 15 juta, sesuai dengan kebutuhan operasional SD tersebut tiap bulannya. Â Sebagaimana disampaikan kepada saya, saat bertemu jauh sebelum pandemi Covid-19 merebak.
Apakah saya sudah ikut menyantuni dengan menyisihkan uang Rp 500 setiap hari ? Silahkan tebak sendiri.Â
Saat ini yang menjadi pemikiran saya, bagaimana caranya agar anak-anak di SD Tritis atau anak-anak di panti asuhan yang belum lama saya kunjungi bulan Desember 2020 ini. Bersama pengurus Kompasianers Jogja dan Sedekah Nabung.Â
Merasakan kebahagian seperti yang pernah saya rasakan, saat saya menerima paket pertama kali dari Om saya, Mas Lilik.Â
Nama pribadi mereka yang tertulis di bungkus paket. Itu sesuatu yang berarti banget, bagi yang menerimanya. Sekaligus semacam pengakuan keberadaan diri di muka bumi, oleh orang lain. Itu yang pernah saya rasakan, saat menerima paket dari Mas Lilik.
Untuk itu, saya berkeinginan anak-anak panti asuhan, mengalami hal yang sama seperti yang saya rasakan. Agar mereka percaya diri, bahwa mereka berarti dan bagian dari kehidupan ini. Karena sebagian anak-anak panti, yang saya lihat. Seperti orang yang kehilangan kepercayaan diri. Apakah karena faktor psikologis atau sosial.
Andai dalam rangka JNE 3 Dekade Bahagia Bersama mengirim paket kepada anak-anak panti asuhan yang sudah duduk di SD dan sudah dapat membaca. Dengan paket khusus yang tertulis namanya, berisi barang yang bermanfaat untuk keperluan sekolah atau keperluan sehari-hari. Atau barang sesuai keinginan mereka. Dengan sebelumnya berkoordinasi bersama pengurus yayasan atau panti asuhan.Â