Daya tarik desa ini terletak dari air sungai yang berwarna hijau kebiru-biruan dimana di salah satu tempat bagian sungai yang cukup dalam sehingga menyerupai kolam. Airnya bening dan dingin, dasar sungai dapat dilihat dengan mata telanjang.Â
Berenang di sungai bening (foto:ko in)
Kanan kiri lagoon ditumbuhi banyak pohon dan sebagian tebingnya sudah ditata rapi oleh masyarakat setempat sehingga menjadi tujuan wisata yang menarik karena bersih dan nyaman oleh teduhnya pepohonan.Â
Suasana khas pedesaan sangat kental disini. Rindu suasana jauh dari kebisingan kendaraan bermotor? Atau melihat dan merasakan sentuhan daun jatuh?
Pandemi Corona Covid-19 berdampak tidak adanya aktivitas kunjungan dan penutupan tujuan wisatawan termasuk Blue Lagoon Yogyakarta. Tetapi siang itu nampak pengunjung silih berganti.Â
Gowes di Blue Lagoon (foto:ko in)
Para gowes atau penyepeda yang puas menikmati sejuknya lokasi Blue Lagoon pergi, diganti pengunjung lain yang ingin berenang di sungai. Sekaligus mencoba halau panas siang itu. Walau sejumlah pohon bambu yang membuat suasana sejuk, air sungai yang bening seolah tidak hentinya menggoda wisatawan lokal supaya merasakan segarnya air yang masih alami.
Terkait dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Blue Lagoon. Suhadi, ketua pengelola Desa Wisata Blue Lagoon menyebutkan pihaknya semaksimal mungkin mematuhi protokol kesehatan serta keamanan, saat membuka pemandian Blue Lagoon.
Deretan wastafel (foto:ko in)
Selain wajib memakai masker, pengunjung sebelum masuk kawasan wisata wajib cuci tangan di wastafel yang telah disediakan. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung. 14 westafel dan sebagian besar nampak baru. Terlihat dari kran dan westafelnya masih baru dari keramik bernuansa tradisional. Gazebo yang berada di tepi sungai hanya boleh diisi empat orang.
Pemerikasaan suhu bagi setiap pengunjung dilakukan saat masuk dengan thermo gun. Kemudian setiap tiga hari sekali menurut Suhadi dilakukan penyemprotan disinfektan di area Blue Lagoon.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya