Siang itu waktu menunjukkan angka sekitar 13:30 terlihat beberapa Mak Mak keluar masuk Pegadaian, sepertinya untuk "menyekolahkan", membayar "SPP" atau "menjemput", "anak" emasnya.
Tidak ada yang berharap barang yang sudah dibeli dengan susah, kemudian dijual atau digadaikan. Tetapi pegadaian menjadi alternatif jitu selain dijual di situasi yang serba sulit.
Namun berdasar pengalaman, Pegadaian memiliki standar pelayanan yang bermutu. Pengalamannya sudah cukup matang melebihi umur kemerdekaan negeri ini.Â
Risiko barang hilang itu sesungguhnya dari diri kita sendiri jika sampai tidak mampu membayar atau menebus hingga pada waktunya. Walaupun begitu saya merasa aman "menitipkan" barang berharga di Pegadaian, dengan mempelajari risiko supaya barang kesayangan tidak hilang dan dilelang.Â
Selama ini hampir jarang terdengar berita kantor Pegadaian kemasukan pencuri yang berhasil membobol brankas dan membawa lari isinya. Pengalaman membuktikan, saat menggadaikan perhiasan emas selama empat bulan tidak ada barang yang rusak atau berkurang jumlah dan beratnya.Â
Hati-hati, risiko bersumber dari diri sendiri
Risiko ketiga, bunga pinjaman atau sewa modal istilah kerennya, mulai 0.75 % per 15 hari dengan masa pinjaman maksimal 4 bulan.Â
Ini menjadi berisiko manakala kita lupa untuk membayar bunga atau mengembalikan pinjaman. Hal ini nyaris kami alami bukan karena masih kesulitan keuangan tetapi gara-gara lupa.
Kesibukan kerja dan aktivitas sehari-hari menyebabkan kami lupa "menjemput" pulang perhiasan emas yang masih "sekolah" di Pegadaian. Bukti surat gadai atau Surat Bukti Kredit tersimpan rapi bersama surat lainnya.Â
Mengetahui keberadaan SBK saat akan membayar pajak kendaraan, terkejut melihat ada surat gadai bersama surat penting lainnya.