Akurasi dan kelengkapan informasi kini menjadi kebutuhan yang sangat diperlukan terkait meluasnya penyebaran virus corona di berbagai belahan negara. Riwayat kunjungan dan melakukan kontak fisik dengan siapa saja menjadi bagian penting dalam upaya mencegah penyebaran virus corona.
Mengunjungi orang sakit, membesarkan hati pasien atau penderita sakit. Tradisi yang tidak sepenuhnya salah bahkan untuk beberapa kasus kunjungan pasien yang di rawat di rumah sakit ikut mempercepat proses kesembuhan pasien.
Namun kali ini beberapa pihak menyarankan tidak untuk pasien yang positif terkena virus corona. Jangan sampai terjadi pada pengunjung atau pembesuk sebagaimana berita dilansir tribunnews.com dengan judul 67 Warga yang Sempat Besuk Korban Positif Corona Meninggal Asal Wonogiri Sudah Terdata (www.jateng.tribunnews.com, 19/3)
Ke-67 orang tersebut masih diobservasi untuk dipilah masuk dalam kategori orang dalam pengawasan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP). Jangan terlalu cepat menyalahkan dan memandang tradisi mengunjungi orang sakit di rumah sakit itu tidak baik, sebagaimana dilakukan oleh sebagian netizen yang suka nyinyir.
Tetapi saling memberitahu dan mengingatkan dengan cara yang santun bahwa tradisi baik tersebut untuk sementara tidak dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona lebih luas. Termasuk mematuhi larangan serta himbauan petugas medis atau karyawan rumah sakit terkait kunjungan pasien.
Orang sakit masih membutuhkan simpati dan doa orang lain, salah satunya lewat kunjungan atau bezoek. Dan untuk sementara lebih baik tidak membezoek guna menghentikan penyebaran virus corona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H