Menyalahkan orangtua NF, tayangan kekerasan di media internet, kurang antisipatifnya pendidikan dalam mencegah perilaku kekerasan pada seseorang. Bukan hal bijak.
Bukankah semangat kepedulian untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain sebagai homo sapiens, semakin terkikis diganti oleh semangat homo animalicum. Semangat berbagi semakin menipis jika masih ada mungkin bagian dari pencitraan diri yang semu sebagai homo sapiens.
Nasi telah jadi bubur, sejarah kemanusiaan yang bangga dan mengetahui dengan predikat homo sapiens. Sebagai manusia modern telah dinodai dengan ketidak mampuan mengendalikan diri, naluri binatang atau hewan yang ada dalam diri manusia.
Jika melihat kondisi dunia saat ini mungkin Erich Fromm akan menganggukkan kepalanya bahwa manusia dapat menjadi penghancur dan pembunuh yang tidak masuk akal seperti NF dari sisi biologis maupun ekonomis.
Adakah adagium homo homoni lupus, manusia adalah serigala bagi manusia lain sedang di reminding oleh NF? Apakah kita perlu berterima kasih kepada NF? Karena kita adalah orang-orang sadis yang telah "membantai" tidak sedikit orang dengan tindakan serta perilaku eksploitatif terhadap sesama manusia dan alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H