Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

29 Tahun Lalu Satu Matanya Buta, Saat Itu Dia Bergumul untuk Jadi Juara Sejati

13 September 2019   13:50 Diperbarui: 14 September 2019   20:26 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sasana Keparakan Lor dari pintu samping (foto:ko in)

Saat Pri melanjutkan ceritanya, kadang terhenti karena ada SMS (short massage service). Saya tunggu beberapa saat agar dia dapat membaca dari hp jadulnya. Cara bacanya harus sangat dekat ke mata kirinya. Bukannya takut saya ikut membaca isi pesan tetapi karena kemampuan melihat matanya yang jauh berkurang.

(foto:sportarena)
(foto:sportarena)
Semua itu bermula di tahun 1990. Dari ceritanya, saat latihan dirinya terkena pukulan tepat di mata kanan dan merasa tidak dapat melihat. Namun hal itu tidak begitu dihiraukan dan tetap meneruskan latihan sampai rounde berakhir. Baru saat itu dirinya menyampaikan apa yang dirasakan.

Malang dan untung memang tidak dapat ditolak. Karir tinjunya berakhir, padahal saat itu Supriyono masih dalam usia emas dan kondisi fisiknya sedang bagus-bagusnya untuk berprestasi. Mata kanannya buta, kemampuan untuk melihat dengan mata kiri juga turun drastis.

(foto: Tribunnews)
(foto: Tribunnews)
Manakala saya menunjukkan beberapa gambar lewat tablet, yang layarnya cukup lebar dibandingkan hp android lainnya. Ternyata dia tidak dapat melihat jelas gambar yang ada di tablet saya.

"Saya bukannya tidak pingin hp android. Tapi gimana pakainya ? Sinar putih hp android membuat saya tidak dapat membaca. Lha, hp ini (sambil menunjukkan hp jadulnya, yang hanya bisa digunakan untuk telpon dan SMS) kalau terlalu terang saya gak bisa baca," ungkapnya.

Tiba-tiba saya seperti ditampar kesadaran saya bahwa sesungguhnya saya bertemu dengan si juara sejati, Rabu (11/9). Bertemu dengan seseorang yang dapat kembali bangkit dari "kekalahan" akibat cidera fisik yang permanen, manakala kondisi fisiknya saat dalam top performance.

Bersua dengan orang yang mampu menerima kenyataan. Walau tidak mudah namun tetap dijalani dengan penuh rasa optimis dan semangat. Bahkan dapat membagi ilmu serta pengalaman dan semangat tidak hanya ke atlit tetapi juga ke orang di sekitarnya.

Senyum selalu menghias wajahnya. Kerendahan hati dan keramahan nampak saat melayani para pemilik kendaraan yang akan dan usai parkir. Seolah seperti orang yang tidak mengalami masalah dengan matanya, yang sudah dideritanya selama 29 tahun.

Pri pemanasan sebelum melatih (foto:ko in)
Pri pemanasan sebelum melatih (foto:ko in)
"Jam empat nanti saya nglatih di Sasana Keparakan," menyadarkan konsentrasi saya saat mendengar cerita hidupnya. Sambil membayangkan bagaimana cara Supriyono bangkit saat ada di puncak tiba-tiba dihempaskan begitu keras ke dasar lubang yang dalam tetapi mampu bertahan. Bahkan mampu menebarkan aura positif ke orang-orang yang ada di dekatnya.

Berkurangnya kemampuan penglihatan tidak mengurangi kecintaannya pada olahraga keras. Tidak hanya olahraga tinju yang ditekuni sebagai pelatih tetapi juga olahraga beladiri lainnya seperti Jiu Jitsu. "Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat memberi latihan beladiri mulai jam 5 sampai jam 7 pagi," kata bapak tiga anak, yang saat ini duduk di kelas 3 SMK, 3 SMP dan kelas 6 SD.

Aksi Pri (foto:ko in)
Aksi Pri (foto:ko in)
Selasa dan Kamis melatih di Jogja Boxing. Hari-harinya ternyata cukup padat untuk memberi pelatihan secara privat maupun berkelompok. Hampir tidak ada hari tanpa melatih. Maka tidak heran, jika melihat gerakan saat menata motor kelihatan gesit padahal usianya di atas 50 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun