Umurnya baru 30 tahun tapi anaknya sudah banyak. Bahkan berseri-seri. Tidak hanya  laptop atau notebook tetapi juga desktop PC dan smartphone. Walau usia masih tergolong muda dan lahir di Taiwan tapi ikut memberi sumbangan bagi negeri tercinta Indonesia.
Transfer ilmu serta teknologi Asus ke sumber daya manusia Indonesia telah  berlangsung dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun yang lalu khususnya dari produksi smartphone. Di Batam ada pabrik mitra Asus yang memproduksi Zenfone. Ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap produk yang dijual di Indonesia harus ada kandungan lokal.
Muhammad Firman, Head of PR Asus Indonesia mengatakan, Asus melakukan investasi di Batam untuk mendukung perluasan jaringan produk yang dapat di jual ke berbagai negara. Aktivitas ini tentu menyerap banyak tenaga kerja dari dalam negeri. Apalagi produk smartphone Asus yang dibuat di Batam belum lama ini sudah ekspor ke beberapa negara. Untuk Eropa dan Asia Pasifik.
Firman mengakui jika selama ini Asus tidak bersaing habis-habisan di produk smartphone sebab melihat kepentingan jangka panjang. Namun demikian Asus bukannya berdiam diri dalam memproduksi smartphone. Rencananya pada bulan Oktober tahun ini Asus akan meluncurkan produk smartphone barunya untuk pasar Indonesia.
Nah yang butuh smartphone baru. Tahan nunggu sampai Oktober? Kira-kira satu bulan lebih nunggunya. Atau mulai nabung dari sekarang.
Dalam acara gathering Asus 30 tahun di hotel Ambarukmo Yogyakarta belum lama ini. Asus menggotong beberapa produk laptop atau notebook untuk ditunjukkan ke sejumlah wartawan, blogger, retailer. Sebagai salah satu cara mengenalkan inovasi yang telah dilakukan Asus, yang tidak lain karena kepercayaan masyarakat terhadap produk Asus selama ini.
Laptop dengan nama VivoBook merupakan laptop untuk segmentasi anak muda seperti pelajar, mahasiswa dan profesional muda. Bentuk serta warnanya mencerminkan sifat dinamis anak muda ada di seri VivoBook S dan VivoBook Ultra.
"Anak" Asus yang lain ZenBook memiliki beberapa ke khasan sesuai segmentasi pasar yang dibidik. Diantaranya ZenBook UX333 dengan layar 13 inchi, ZenBook UX433 mengusung layar 14 inchi dan ZenBook UX533 tidak tanggung-tanggung layarnya lebar 15 inchi. Ketiga seri tersebut memiliki spesifikasi serta desain yang sama seperti anak kembar untuk ketiganya.
ZenBook Pro UX480 memiliki perbedaan dengan laptop profesional kreatif lainnya. Anak Asus yang satu ini memiliki fitur yang tidak ada di laptop lain yang sekelas dengannya. Ada screenpad, layar kedua dengan fitur khusus yang berfungsi sebagai touchpad.
Sementara Asus Pro B9440 merupakan laptop bisinis dimana laptop ini terkenal dengan ketipisannya sebab tebalnya hanya 1,5 centimeter dan beratnya hanya 1,05 kilogram. Sehingga mengurangi beban jinjingan manakala melakukan perjalanan bisnis.
Anak Asus lain yang dibawa ke Yogya, yang gemar main. Bukan main berpergian kesana kemari. Tetapi main dalam pengertian karakternya suka main-main memiliki nama atau brand Republic of Gamers (ROG). Dianya sudah lama dikenal sebagai raja industri gaming di personal computer atau PC.
Untuk memenuhi kebutuhan games, Asus menawarkan ROG Strix sebagai teman bermain. Desainnya berbeda dari yang sebelumnya, yang sekarang terinspirasi dari ROG Face Off. Laptop dengan konsep masa depan yang merupakan hasil rancangan tim Asus Rog dengan BMW desaign work group.
Tidak heran jika usia 30 tahun Asus memiliki banyak inovasi di tiap produk untuk menjaga kepercayaan penggunanya selama ini sehingga dapat selalu tumbuh bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H