Jawaban lain dari persoalan yang dihadapi oleh difabel dengan memberikan pelatihan teknologi informasi atau IT bagi difabel. Bagaimana mengelola media sosial secara efektif dan efisien serta membuat blog agar kontennya menarik dan banyak dikunjungi oleh netizen.  Disamping perlunya peningkatan edukasi kepada masyarakat, pemerintah  dan pelaku  media massa terkait pengetahuan dan masalah yang berhubungan dengan disabilitas.
Jika hal itu daat berlangsung dan terlaksana dengan baik secara berkelanjutan tidak temporal. Peserta diskusi yang diantaranya datang dari Mataram, Bandung dan Bali berharap adanya event yang melibatkan difabel dan mendapatkan liputan yang luas dari media massa. Serta perlunya lokakarya untuk menguatkan komitmen stakeholder dalam bentuk aksi di lapangan.
Diskusi singkat yang berlangsung sekitar tiga puluh menit tersebut yang diikuti peserta difabel dan non difabel, berlangsung menarik karena semua memberikan kontribusi pikiran serta gagasan walau setiap orang memiliki keterbatasan fisik dan psikologisnya masing-masing.
Kegiatan Temu Inklusi Naional 2018 yang dihadiri pula oleh beberapa perwakilan diantaranya ada yang datang dari Papua. Kegiatan ini berlangsung dari pagi sampai sore hari. Peserta juga diajak untuk mengikuti seminar nasional membumikan pembangunan keberlanjutan sampai tingkat desa termasuk sampai kepada para difabel.
Temu Inklusi yang ketiga berlangsung dari tanggal 22 sampai 25 Oktober di desa Plembutan, Kecamatan Playen Gunungkidul, Jogjakarta. Â Sekitar 400 orang difabel dari berbagai daerah di Indonesia meramaikan acara yang berlangsung dua tahunan. Para peserta selama mengikuti kegiatan tinggal di rumah-rumah warga yang berada di sekitar kantor kecamatan Playen, Gunungkidul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H