Koperasi membutuhkan generasi millenial. Demikian sebaliknya generasi millenial perlu diajari bagaimana hidup bersosialisasi, berinteraksi secara nyata dengan sesama manusia. Terlibat secara nyata dalam berbagai bentuk aktivitas yang dapat dirasakan secara fisik. Ada komunikasi verbal. Ada sapaan yang bersahabat dan ada kelembutan dan ada saling tatapan satu dengan lainnya sebagai bentuk penghargaan akan kehadiran.
Terlibat dalam koperasi artinya terlibat secara sosial mengembalikan hakekat diri manusia sebagai mahluk sosial, mahluk yang tidak dapat lepas dari kelompoknya. Sekaligus mengembalikan kesadaran generasi millenial bahwa dirinya tidak mungkin mencabut dirinya dari lingkungannya dengan asyik menyendiri bersama perangkat komunikasi modernnya.
Kelima, generasi millenial cenderung tidak sabar mengikuti proses. Semuanya ingin serba cepat dan instant. Kerap melupakan tahapan, gemar mencari jalan pintas. Padahal tidak selamanya jalan pintas dan sesuatu yang serba cepat itu baik. Tidak jarang segala sesuatu yang dikerjakan secara instant lemah dalam kualitas walau unggul dalam kuantitas.
Generasi millenial perlu belajar  dan terlibat dalam proses rebranding koperasi. Koperasi memang tidak populer tetapi dengan keterlibatan mereka koperasi dapat populer dan menjadi lebih berkualitas. Sebab generasi millenial memiliki beberapa kelebihan yang diperlukan koperasi. Sementara koperasi  mampu menutupi kelemahan yang ada pada generasi millenial.
Koperasi dan generasi millenial perlu bekerjasama. Tidak cukup menjadikan koperasi populer tetapi perlu membuatnya sebagai pilihan kegiatan ekonomi  nasional yang mampu mensejahterakan setiap anggotanya. Pesan itu jelas disebutkan dalam UU Koperasi no. 25 tahun 1992.
Keterlibatan generasi millenial dalam rebranding, reposisi, reborn terhadap koperasi akan menumbuhkan rasa kedekatan antara satu dengan yang lainnya. Tidak kenal maka tidak sayang kata pepatah.
Rebranding dan filososifi metamorfosis
Dari yang tidak dekat menjadi dekat. Dari yang kurang peduli menjadi peduli. Dari yang kurang sejahtera menjadi lebih sejahtera. Hal itu merupakan bentuk perubahan. Menjadi lebih baik itu artinya berubah. Kedekatan dan saling mengenal adalah kata kuncinya.