Pertama, dengan memiliki atau mempunyai rupiah. Artinya, Â ikut menjaga rupiah supaya berharga sebagai alat tukar di negeri sendiri. Jumlah penduduk yang cukup banyak mestinya menjadi kekuatan bagi bangsa ini dalam menjaga nilai mata uangnya.
Kedua, menjaga rupiah itu tidak hanya dengan mencintai secara fisik supaya  tidak cepat kusam atau rusak. Tidak cukup dengan:
Tidak melipat, supaya rupiah tidak cepat robek. Melipat rupiah akan memudahkan tekstur kertas rupiah patah, sehigga mudah robek. Sebagaimana lebih mudah merobek kertas yang sudah dilipat dibanding yang belum pernah dilipat.
Tidak membasahi, walau  dengan alasan yang kurang rasional. Dimana sebagian orang ada yang sengaja merendam atau membasahi rupiah dengan air. Alasannya supaya tidak mudah diterbangkan oleh angin karena terlalu ringan.
Tidak menulisiatau mencoret-coret rupiah. Ada sebagian orang yang haus akan eksistensi diri, ingin dikenal dimana orang lain mengerti bahwa dirinya pernah memiliki, pernah ada dengan uang itu disuatu waktu. Perilaku vandalis dan kekanak-kanakan terhadap rupiah mesti diakhiri karena mencoret rupiah itu mencoreng kewibawaan rupiah. Sekaligus kewibawaan bangsa sendiri.
Tidak menstaples. Perilaku cari gampang sebagian orang agar lembar-lembar rupiahnya mudah dikelompokan. Padahal dengan menstaples, lembaran rupiah akan mudah rusak akibat berlobang. Lobang kecil tersebut jika sering kegesek akan bertambah lebar sehingga memperpendek umur uang tersebut.
Tidak meremas. Kebiasaan meremas uang kertas rupiah sama artinya tidak menghargai rupiah sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah di negeri ini. Padahal sejarah keberadaan rupiah tidak lepas dari perjuangan, pengorbanan dan kerja keras banyak orang demi kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.
Ketiga, menjaga rupiah perlu dengan sikap, perbuatan, aksi atau tindakan. Caranya dengan menggunakan rupiah sebagai alat transaksi utama selama melakukan kegiatan ekonomi, perdagangan dan bisnis. Pelaku ekonomi industri tanah air mesti lebih percaya diri dalam mengandalkan rupiah sebagai alat utama transaksi ekonomi.
Keempat, di mata uang rupiah terkandung simbol kedaulatan negara. Dimana rupiah beredar disitu terletak kedaulatan bangsa. Â Langkah menarik, Bank Indonesia yang belum lama ini membuat iklan layanan masyarakat dan menayangkan di televisi. Iklan tersebut menggambarkan bagaimana rupiah diedarkan sampai pelosok negeri dengan dikawal aparat bersenjata. Melewati medan yang tidak mudah untuk dilalui alat transpotasi.
Ini menunjukkan rupiah sangat berharga bagi keutuhan, kesatuan, serta upaya menjaga kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Gambar pahlawan di tiap lembar kertas rupiah harusnya mengingatkan setiap orang yang memegang rupiah. Bahwa ada cinta dan pengorbanan dari para pahlawan bagi kemerdekaan serta kedaulatan bangsa .
Cerdas memperlakukan rupiah dan cerdas menggunakan agar nilainya semakin berarti dalam percaturan ekonomi global. Mencintai rupiah mesti bersedia berkorban demi kuatnya nilai rupiah. Tidak memikirkan untung rugi. Pengorbanan cinta pejuang dan pahlawan tidak pernah berbicara tentang untung rugi bagi dirinya.
Ingat, jatuh bangunnya ekonomi nasional salah satunya tergantung pada kekuatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain khususnya terhadap dollar Amerika Serikat.Â
Rupiah Simbol Kedaulatan Negara
Mencintai rupiah itu bersedia berkorban. Teladan  pengorbanan ada pada diri para pahlawan dalam upaya memperoleh kemerdekaan yang hasilnya sudah kita rasakan bersama. Pertanyannya, apa peran kita sebagai generasi pengisi kemeredekaan terkait dengan upaya penguatan  nilai rupiah?Â
Rupiah salah satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dijaga oleh seluruh warga negara. Karena rupiah merupakan sarana dan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .