Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bapak Beli Rumah dengan Satu Cara, Saya dengan Dua Cara!

16 Oktober 2017   06:46 Diperbarui: 16 Oktober 2017   08:51 2278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu sebelum berangkat sekolah. Ibu berkata, "Ko ..., mulai bulan depan harus ngirit. Tidak banyak jajan. Kita jadi kredit rumah."

Bingung saya menyikapi pesan ibu. Senang atau "kecut". Sepanjang perjalan di atas motor yang dikendarai bapak ke kantor. Kebetulan jalannya searah dengan sekolah. Isi kepala ini, tidak lepas dari bayangan rumah baru.

Membayangkan, ada nomor rumah dekat pintu. Jika ada yang bertanya alamat, bangga menyebut lengkap dengan nomornya.  

Tidak seperti waktu itu, alamat dan satu nomor rumah untuk banyak orang. Kami tinggal di asrama bersama sekitar 30 kepala keluarga. Berhimpitan, tetangga dengan karakter yang bermacam-macam. Listrik dan air digunakan secara bersama.

Jika air mengalir kecil, harus antri dan bergantian. Atau tiba-tiba lampu mati karena tetangga menggunakan listrik melebihi beban. Terasa sekali merusak kenikmatan menonton televisi, waktu itu baru ada TVRI dan satu stasiun televisi swasta yang siaran nasional.

www.farboes.com
www.farboes.com
Tidak terasa motor tua, yang setia mengantar bapak sampai depan sekolah. Membuyarkan bayangan rumah baru dan  tetangga yang berisik. Diganti pesan ibu, "Ngirit...!"

Tanpa sadar  tangan merogoh saku celana, menghitung lembaran uang . Lega..., jatah uang jajan masih utuh. Belum kena pangkas atau potongan.

-----

Cara Bapak Miliki Rumah dengan KPR (Kredit Pemilikian Rumah) Subsidi

Ibu pernah menunjukkan struk gaji bulanan bapak, setengahnya harus dipotong untuk membayar angsuran KPR selama lima belas tahun. Terbayang, sampai saya kuliah hutang bapak belum lunas.

Untung ibu membuka warung di rumah sehingga ada penghasilan tambahan. Pembelinya ramai, kebanyakan tetangga atau teman sepermainan.

Kekurangan KPR

Pertama,  bapak ibu menjadi lebih semangat mencari uang. Akibatnya perhatian dan waktu untuk bersama dengan anak-anaknya berkurang.

Kedua, kami merasakan ibu semakin pelit. Jarang ada jajanan atau makanan buat cemilan. Akibatnya snack atau makanan ringan yang dijual ibu jadi sasaran kami.

Yang ketiga ibu menjadi sering ngomel di awal kredit rumah. Sering berpesan untuk makan yang banyak dan jaga kesehatan supaya tidak mudah sakit. Dengan alasan jika sakit dapat mengganggu kelancaran mengangsur KPR.

Ibu itu lucu. Bagaimana kami sehat jika porsi lauk dan susu dikurangi.

Keempat, pernah saya iseng menghitung cicilan rumah. Ternyata harga rumah kredit jatuhnya lebih  mahal dibanding tunai. Tetapi saya diam, takut membangkitkan amarah ibu.

Kelebihan KPR Subsidi

Dibalik kredit ternyata ada hal positif. Barangkali orang tua sudah memperhitungkan waktu itu.

Pertama, sebagai seorang prajurit dengan gaji yang pas-pasan waktu itu. Membeli rumah cara KPR sangat membantu orangtua saya. Apalagi mendapat subsidi.

Saat ini ada Peraturan Menteri PUPR no 20 tahun 2014 membantu masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Untuk memiliki rumah lewat KPR subsidi. Syarat diantaranya sudah bekerja minimal satu tahun dengan gaji maksimal empat juta rupiah perbulan. Dapat mengajukan KPR sejahtera. Untuk yang bergaji maksimal tujuh juta rupiah dapat mengajukan KPR rumah susun. Bunganya flat lima persen sampai selesai angsuran.  

Caranya lewat bank-bank yang sudah ditunjuk. Subsidi uang muka empat juta rupiah bagi MBR yang sudah mencapai usia 21 tahun atau sudah menikah. Sehingga MBR tinggal membayar uang muka sebesar satu persen dari harga rumah, plus cicilannya.

www.pixabay.com
www.pixabay.com
Kedua, pelajaran dibalik "derita" kredit mengajari saya untuk tidak konsumtif. 

Ketiga, orang tua mengajarkan saya cermat dalam mengatur keuangan. Membeli sesuatu karena memang diperlukan. 

Keempat, membeli rumah secara KPR dapat menjadi penghasilan tambahan karena dikontrakan sebelum ditempati. Bapak masih dinas dan masih memiliki hak tinggal di asrama.  

Kelima, rumah KPR menjadi investasi. Nilai ekonominya cenderung naik dari tahun ke tahun. Sementara nilai mata uang semakin tahun cenderung melemah atau mengecil. Tanpa terasa beban kredit terasa ringan.

Suatu saat saya pulang, ke asrama orangtua tinggal. Tempat saya dibesarkan sebelum melanjutkan studi di Yogya. Mendapati rumah terkunci.

Kata tetangga, bapak ibu dan adik pergi ke rumah KPR yang dibeli bapak beberapa tahun lalu. Nampaknya rumah akan ditempati setelah beberapa lama dikontrakan. Ini mengingatkanku bapak akan pensiun dan harus keluar dari asrama. 

www.finansialku.com
www.finansialku.com
Kinginan besar terkadang tidak sejalan dengan realitas pendapatan. Pasang surut perekonomian keluarga merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi saya, yang belum lama membina rumah tangga.

Keinginan membeli rumah merupakan mimpi bagi kebanyakan keluarga muda. Namun apa daya jika kemampuan uang baru sebatas untuk kontrak rumah atau sewa kamar. Apalagi saya dan istri bekerja di perusahaan swasta

Untuk itu harus cermat dalam menghitung pendapatan dan pengeluaran. Termasuk menyiapkan masa depan karena tidak ada pensiun. Sementara memiliki rumah merupakan impian bagi "kontraktor" seperti saya.

Sering pindah kontrakan karena rumah tidak boleh diperpanjang. Pemilik beralasan akan ditempati sendiri. Jika boleh ditempati lagi harga sewa naik. Dana jelas tidak mencukupi, sehingga terpaksa pindah mencari kontrakan yang lebih murah.

Sementara sepeda motor sarana utama mengantar kerja dan mencari kontrakan,sudah tua dan sering macet. Setelah menghitung kemampuan kami memutuskan membeli motor dengan cara kredit.  

Bertambah predikat saya selain "kontraktor" dengan "kreditor". Membeli barang dengan cara kredit atau mengangsur termasuk saat membeli rumah.

-----

Miliki Rumah Dengan Tunai Keras dan Tunai Bertahap Secara Bersamaan

Saya merasa kurang cocok membeli rumah dengan cara KPR seperti orangtua. Saya mimpi punya rumah di pinggiran kota. Setelah melakukan pencarian yang cukup lama. Akhirnya saya menemukan rumah yang dijual, walau kondisi bangunan sedikit melenceng dari mimpi dan keinginan.

Rasanya senang segera mewujudkan mimpi memiliki rumah dengan cara tunai atau hard cash.

Kelebihan Tunai Keras (Hard Cash)

Membeli rumah secara tunai keuntungannya.  Pertama, meminimalkan resiko di masa depan. Belajar dari pengalaman orangtua yang memiliki pensiun, saya tidak. Sangat beresiko berhutang dalam waktu lama. Barangkali saya tipikal orang cari aman, tidak ingin mengambil resiko.

Kedua, membeli rumah secara tunai lebih murah dibandingkan kredit dan rumah langsung menjadi hak milik.

Ketiga, rumah dapat disewakan atau dijaminkan sebagai modal usaha. Atau dijual untuk membeli rumah baru dengan harga yang lebih murah dan prospektif.

Baru satu minggu kami memiliki rumah tersebut. Datang seseorang menawar rumah yang belum kami tempati, dengan harga lebih mahal 15 persen dari harga saat saya beli. Saya terkejut. Menolak dengan halus. Jika kami jual belum tentu akan cepat mendapat dan mampu membeli rumah penggantinya.

Kekurangan Tunai Keras

Pertama, lebih repot karena harus teliti saat membeli rumah. Baik KPR atau non KPR. Cermat melihat kondisi bangunan dan mengetahui sejarah kepemilikan rumah. Serta memperhatikan lingkungan. Apakah rawan bencana atau rawan sosial.

Kedua, perlu dana  besar untuk membeli rumah yang diimpikan. Untuk sebagian orang mungkin sulit apalagi jika pendapatan bulanannya tidak jauh dari UMR.

Ketiga, butuh waktu untuk mewujudkan mimpi. Tidak ada kata lain harus rajin berburu. Tidak mudah tapi harus sabar. Rumah yang kami tinggali saat ini merupakan hasil perburuan sekitar satu tahun.

Sebagai keluarga muda yang belum lama menikah, saya tidak mungkin membeli rumah secara tunai karena tabungan belum mencukupi.  Dana di tabungan berkisar 20 persen dari harga rumah yang  ditawarkan. Solusinya di bawah ini.

-----

Belinya Tunai Keras Bayarnya Tunai Bertahap atauCash Installment

Kami membeli rumah dengan tunai keras. Namun proses pembayarannya secara tunai bertahap. Dengan dana sekitar 20 persen dari harga rumah yang ditawarkan. Kami menutup kekurangan dengan cara meminjam uang dari bank. Mengagunkan sertifikat rumah milik orang tua sebagai jaminan untuk masa pinjaman tiga tahun.  

Sehingga dalam waktu hampir bersamaan kami dapat melakukan transaksi secara hard cash dan cash installment untuk memiliki rumah. Cara solutif mewujudkan mimpi memilik rumah lewat bank. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Kekurangan Tunai Bertahap

Pertama, dana atau uang muka untuk membeli rumah cukup besar. Sehingga harus diperhitungkan dengan pendapatan dan tempo atau waktu pelunasan.

Kedua, waktu angsuran yang terbatas mengakibatkan nilai angsuran tiap bulan cukup besar. Sebagai pekerja di sektor swasta yang rentan terkena PHK, hal ini harus dipertimbangkan secara masak.

Ketiga,  ada beban psikologis tersendiri bagi kami karena harus menjaminkan sertifikat milik orang tua guna memperoleh dana segar untuk mewujudkan mimpi memiliki rumah sendiri.

Kelebihan Tunai Bertahap

Pertama, waktu untuk melunasi pinjaman lebih singkat .

Kedua, terhindar dari fluktuasi bunga bank karena singkat tempo pinjamannya.

Ketiga, mengurangi fator resiko di masa depan jika terjadi masalah dengan pendapatan.

Semua itu mengingatkan pengalaman waktu itu bagaimana setiap bulan harus absent ke bank selama tiga tahun untuk membayar angsuran. "Ah, masih beruntung dibandingkan bapak," kata hati menghibur diri. Sekaligus teringat bantuan bapak yang bersedia mengagunkan sertifikat rumahnya untuk tambahan dana beli rumah anaknya.

Nah, itu cara kami beli rumah. Bapak satu cara, saya dua cara. Atau ada cara lain?  

-----

Jika ada pertanyaan mana yang lebih baik dan menguntungkan membeli rumah dengan tunai keras, tunai bertahap atau KPR? Semuanya kembali kepada pertimbangan dan kemampuan finansial masing-masing orang. Serta tujuan membeli atau memiliki rumah. Untuk tempat tinggal, investasi atau yang lainnya.

www.britabrita.com
www.britabrita.com
Belum lama ini saya berkunjung ke Maybank untuk mencari beberapa informasi terkait KPR. Sambutan warna kuning orange kas Maybank mampu memberi kesan, saat memasuki kantor yang berada di Jl. Sudirman, Yogyakarta. Langsung terbayang jeruk lemon berwarna orange. Kursi tunggu, alasnya hitam dengan sandaran warna orange. Saat menunggu giliran mendapat layanan, tangan ini rasanya gatal terasa ingin memegang sandaran kursi. Ingin mengupasnya karena berasa ada jeruk.

Tidak lama consumer loan,David menemui saya.Menjelaskan Maybank memiliki program KPR dengan plafond minimal 250 juta rupiah. Pemohon kredit disarankan memiliki pendapatan atau gaji minimal enam juta rupiah perbulan.

Maybank tidak termasuk bank yang mengakomodasi kebutuhan KPR bersubsidi. Wajar jika minimal plafond kredit lebih besar dari KPR bersubsidi dari bank yang ditunjuk pemerintah.

Selamat mewujudkan mimpi memiliki rumah idaman. Dengan pilihan bijak sesuai kemampuan finansial. Apakah cara hard cash, cash installment atau KPR.

Maybank punya beberapa program KPR seperti KPR syariah,  KPR Take Over, KPR Plus, KPR Syariah iB dan lainnya. Maybank juga memiliki tiga solusi untuk memiliki rumah impian. Dengan floating rate, fixed rate dan bebas bunga. Ingin tahu lebih lanjut. Main saja kesana. Seger bawaannya kalau sudah ada disana. Selalu terbayang jeruk orange.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun