Indramayu (11/8/2020) –Musim kemarau yang sedang melanda saat ini mengakibatkan terjadinya volume air tanah berkurang dan kekeringan di beberapa desa. Peristiwa tersebut terjadi setiap tahunnya, penyebabnnya ialah curah hujan yang sangat rendah bahkan tidak mengalami hujan sama sekali.
Berkurangnya volume air tanah dan kekeringan yang terjadi tidak hanya menyebabkan warga susah mendapatkan air untuk irigasi akan tetapi juga menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga kesulitan mendapat air bersih dari sumur artetis karena air tanah di musim kemarau ini menjadi berkurang.
Mengetahui permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang sedang melakukan KKN di Desa Babakanjaya, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu memberikan solusi dengan melakukan training pembuatan hydro fitrolizer skala rumah tangga kepada warga sekitar.
Hydro fitrolizer ini merupakan alat yang digunakan untuk mendaur ulang air limbah detergent mencuci pakaian maupun mencuci piring menjadi air yang dapat digunakan kembali selain itu Hydro fitrolizer dinilai mampu menjernihkan air sungai.
Alat ini sangat mudah dan dapat dibuat kembali oleh warga karena bahan yang digunakan terbuat dari barang-barang yang sudah tidak terpakai seperti PVC, ember besar; Serabut kelapa, ampas tebu, zeolite, pasir, dan arang aktif dimanfaatkan sebagai bahan penyaring.
Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi tepat guna bagi warga dalam menghadapi berkurangnya air tanah dan kekeringan di musim kemarau ini.
Training tersebut dilakukan selama dua kali bertempat di kediaman mahasiswa KKN yang berlokasi di desa Babakanjaya, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu. Selama kegiatan training dilakukan perakitan pembuatan alat, demo cara kerja alat serta menjelaskan manfaat dari masing-masing bahan yang digunakan.
“ Pada musim kemarau tahun 2019, air tanah di dekat rumah saya sempat tidak mengeluarkan air sehingga saya mencuci pakaian menggunakan air sungai,” ujar salah satu ibu rumah tangga yang biasa disapa Ibu Asih.
Ibu Asih menambahkan, semoga dengan kegiatan training dan pemanfaatan hydro fitrolizer ini warga sekitar dapat lebih menyayangi bumi melalui mendaur ulang air limbah detergent serta menggunakan air sungai yang telah difiltrasi dengan hydro fitrolizer untuk mencuci pakaian.
Penulis : Kohan Hardiansyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H