Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Awas Quarter Life Crisis! Sering Merasa Salah Pekerjaan?

19 Juli 2024   16:09 Diperbarui: 19 Juli 2024   16:12 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: blog.kognisi.id

Quarter Life Crisis sudah bukan menjadi hal yang asing saat ini. Riset LinkedIn menunjukkan bahwa hampir 75 persen orang pada usia 25-33 tahun pernah berada pada fase ini. Banyak hal yang dapat menjadi pemantik, apalagi kalau dihadapkan dengan berbagai problematika dunia kerja yang pada akhirnya membuat kita berpikir 'mungkin, pekerjaan ini bukan hal yang tepat untukku' atau bahkan lebih jauh lagi 'duh, resign aja kali?'

Pada video terbaru Kognisi.id Ketidakpastian Akan Masa Depan | Belajar Tentang EP. 5: Quarter Life Crisis (Bagian 1) dan Percaya Proses Diri Sendiri | Belajar Tentang EP. 5: Quarter Life Crisis (Bagian 2), Ariyanto Yanwar secara mendalam menjelaskan bahwa Quarter Life Crisis adalah realita yang perlu dihadapi dengan kepala dingin dan sikap yang proaktif. Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai fenomena Quarter Life Crisis yang dihadapi seseorang dalam karirnya. 


Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Menghadapi fase Quarter Life Crisis pastinya bukan hal yang mudah. Memasuki usia pertengahan 20 hingga awal 30 tahun, kita akan dihadapkan dengan momen transisi yang kedepannya menjadi awal dari kehidupan karir kita. Setiap orang memiliki tantangan masing-masing yang dapat memicu fase ini, beberapa mungkin sedang dihadapkan dengan opsi yang berat, jenjang karir yang bias, pressure yang menjenuhkan, sampai tujuan yang mungkin belum tercapai. 

"Quarter Life Crisis adalah sebuah situasi yang real benar-benar terjadi di kalangan anak muda. Orang-orang yang berada dalam krisis ini biasanya merasa kehilangan arah hidup, tidak tahu dirinya sendiri, dan mencemaskan masa depannya" -- Ariyanto Yanwar 

Pada video terbaru Kognisi.id yang membahas mengenai Quarter Life Crisis, Ariyanto Yanwar menegaskan bahwa fase ini merupakan hal yang nyata. Setiap orang memiliki kemungkinan untuk mengalaminya, artinya kita tidak sendiri. Kecemasan dan keresahan mengenai banyak hal (terutama pekerjaan) bukanlah hal yang salah, namun kita harus bisa menghadapinya dengan tenang dan tepat. 

Quarter Life Crisis dalam konteks pekerjaan dapat menghadirkan stres yang signifikan bagi generasi milenial. Menurut studi LinkedIn pada tahun 2017, sekitar 75% dari profesional muda mengalami stres yang terkait dengan karir mereka, sementara hampir 25% merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak memuaskan. Hal ini mencerminkan tekanan yang dirasakan untuk mencapai kesuksesan dalam waktu singkat, yang sering kali menjadi sumber ketidakpuasan dan kebingungan.

Penelitian dari Harvard Business Review juga mengungkapkan bahwa generasi milenial sering merasa terbebani oleh harapan tinggi terhadap diri sendiri dan paparan media sosial yang mempertontonkan kesuksesan orang lain secara terus-menerus. Rasa cemas dan kurangnya percaya diri semakin memperburuk situasi ini, membuat mereka merasa tertinggal dalam perjalanan mencapai sukses. Untuk mengatasi Quarter Life Crisis di bidang pekerjaan, pendekatan yang matang seperti berbicara dengan mentor karir dan menyesuaikan ekspektasi menjadi penting. Ini membantu individu menemukan keseimbangan antara aspirasi pribadi dan realitas, memungkinkan mereka tumbuh sebagai individu yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan dalam karir mereka.

Quarter Life Crisis: Kesempatan untuk Berubah dalam Karir

Quarter Life Crisis tidak hanya tentang krisis, tetapi juga tentang potensi perubahan yang positif dalam karir kita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ariyanto Yanwar dalam youtube Kognisi "Kita perlu menyadari bahwa fase ini adalah peluang untuk mengubah arah hidup". Ini menyoroti pentingnya menghadapi tantangan dalam krisis ini dengan sikap yang positif dan proaktif.

Ada beberapa pernyataan dalam video yang dapat  menjadi refleksi kita. Pertama, apa yang terasa sulit saat ini bisa menjadi batu loncatan menuju sesuatu yang lebih baik. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh melalui pengalaman Quarter Life Crisis. Krisis ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi kembali passion dan tujuan karir kita, membuka jalan menuju arah yang lebih memuaskan.

Kedua, stres dan kebingungan saat ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Ini mengingatkan kita bahwa tekanan dan kegelisahan yang kita hadapi sekarang bisa menjadi pendorong untuk melakukan introspeksi mendalam dan mengambil langkah-langkah yang lebih mantap menuju pencapaian karir yang diinginkan.

Yang tak kalah penting, Ariyanto Yanwar juga menggarisbawahi, kesadaran diri adalah kunci untuk mengubah keadaan. Quarter Life Crisis bisa menjadi waktu yang tepat untuk refleksi diri yang mendalam. Di sinilah kita dapat mengevaluasi nilai-nilai, minat, dan aspirasi sejati kita, serta membuat keputusan karir yang lebih tepat dan membangun kehidupan yang lebih memuaskan secara keseluruhan.

Dengan memandang Quarter Life Crisis sebagai kesempatan untuk berubah dan tumbuh dalam karir, kita bisa menghadapi tantangan ini dengan sikap yang lebih positif dan optimis. Hal ini tidak hanya membantu kita mengatasi krisis, tetapi juga membuka peluang untuk mencapai kehidupan dan karir yang lebih bermakna dan memuaskan.

Mengatasi Quarter Life Crisis, Menemukan Makna dalam Karir


Ketika kita merasa Quarter Life Crisis dalam karir, langkah-langkah berikut bisa membantu kita menemukan arah yang lebih jelas:

Merenung dalam-dalam: Menyelami Arti Sebuah Pekerjaan

Quarter Life Crisis sering kali membuat kita merenung lebih dalam tentang makna pekerjaan dalam hidup. Di masa kini, tekanan untuk sukses cepat membuat kita perlu mengevaluasi apakah pekerjaan kita benar-benar memenuhi nilai-nilai dan tujuan jangka panjang. Pandemi juga menguatkan pentingnya mencari pekerjaan yang tidak hanya memberi gaji, tapi juga memuaskan hati dan memberi makna.

Bertanya pada Mentor: Langkah Bijak Menuju Pilihan Karir

Mengajukan pertanyaan pada mentor karir bisa jadi langkah bijak saat Quarter Life Crisis. Mereka punya pengalaman dan bisa memberi pandangan objektif tentang pasar kerja saat ini. Mereka juga bisa membantu merancang strategi agar kita bisa mencapai tujuan karir yang diinginkan. Dengan adanya platform daring, sekarang lebih mudah untuk terhubung dengan mentor yang bisa membimbing kita.

Menyelaraskan Harapan: Mengubah Cara Pandang tentang Sukses

Quarter Life Crisis sering dipicu oleh harapan yang terlalu tinggi terhadap kesuksesan. Dengan belajar dari pengalaman, kita bisa menyesuaikan harapan kita dengan realitas saat ini. Di zaman yang terus berubah ini, menyelaraskan harapan dengan keseimbangan hidup bisa membantu mengurangi stres dan kebingungan.

---

Dengan langkah-langkah ini, Quarter Life Crisis bukan lagi hambatan, tapi bisa jadi titik balik untuk menemukan arah karir yang lebih memuaskan dan bermakna, sesuai dengan keadaan dunia kerja yang terus berkembang. 

Quarter Life Crisis merupakan fase penting yang sering memunculkan refleksi mendalam tentang arah karir dan kehidupan. Dalam video Kognisi.id "Ketidakpastian Akan Masa Depan" dan "Percaya Proses Diri Sendiri", Ariyanto Yanwar menjelaskan bahwa krisis ini sebenarnya bisa menjadi peluang untuk pertumbuhan pribadi dan profesional. Temukan wawasan berharga serta langkah-langkah praktis di Quarter Life Crisis Saat ini: Sering Merasa Salah Pekerjaan? di YouTube Kognisi.id untuk mengelola krisis ini dengan lebih baik dan mencapai kepuasan dalam karir kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun