Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Duck Syndrome: Berhenti Pura-pura Bahagia

14 Desember 2023   18:18 Diperbarui: 18 Desember 2023   22:14 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu mungkin saja sewaktu-waktu menjadi sangat sensitif. Seperti marah yang meledak-ledak atau kesedihan yang terlalu mendalam. Hal ini karena kamu tidak berusaha untuk merawat luka-luka yang muncul dan membiarkannya begitu saja.

Lebih parahnya, penelitian juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang menyembunyikan perasaannya akan sulit menjelaskan atau berkomunikasi secara efektif. Tentu ini menjadi dampak yang berkepanjangan bagi kelangsungan hidup, karir, pertemanan, dan sebagainya.

Terus menerus tenggelam dalam duck syndrome, kamu akan memiliki self-esteem yang rendah. Kamu merasa bahwa apapun yang kamu rasakan tidak sepenting itu untuk hubungan pertemanan, keluarga, pekerjaan, pasangan, dan sebagainya. Kenyataan bahwa semua orang memiliki masalah seharusnya tidak menjadikanmu merasa bertanggung jawab untuk selalu tampil baik-baik saja.

Sayangnya, meskipun faktanya para pengidap duck syndrome membutuhkan bantuan, tetapi kadang kala mereka tidak sadar bahwa ada yang salah dari diri mereka. Itulah mengapa memperhatikan teman sesama sangat penting untuk dilakukan 

Meskipun terlihat sepele dan selalu bisa menahannya, akan tetapi duck syndrome harus diatasi dengan serius. Sebab, semua dampak yang terjadi dengan terus menerus tenggelam dalam duck syndrome harus dibayar dengan kesejahteraan diri sendiri. 

---

Mencintai diri sendiri adalah tentang mencintai dan menghargai diri. Salah satu cara untuk menghargainya adalah dengan memvalidasi dan menerima perasaan dan emosi yang muncul. Life is too short to always pretend. 

Kita tidak perlu menjadi mirrorball yang bersinar menyesuaikan orang lain. Betapa baik dan mewah penghargaan yang kita berikan kepada diri kita saat memperbolehkannya untuk merasa tidak baik-baik saja. 

Lakukanlah validasi perasaan dan berikan tindakan untuk menyembuhkan apapun yang menyakiti atau membuatnya marah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun