Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Portofolio Kerja Jadi Amunisi Meniti Karir, Perhatikan 5 Hal Ini!

7 Desember 2023   19:28 Diperbarui: 7 Desember 2023   20:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal - Content Writer Intern Growth Center

Dalam proses meniti karir, persiapan dalam bentuk pengalaman dan kemampuan diri dibuat dalam dokumen yang bernama portofolio kerja. 

Jika CV digunakan untuk memberikan sekilas rangkuman dari perjalanan karir kita, portofolio kerja memberikan gambaran tentang kontribusi dan prestasi yang mendetail sebagai aktualisasi kemampuan tertentu.

Setiap pelamar kerja harus bisa menggambarkan potensi diri mereka untuk mendapatkan perhatian di antara pesaing-pesaing lainnya. Semakin menarik dan relevan portofolio kerja pelamar, semakin meningkat kemungkinan diterimanya.

Karena faktanya, perusahaan harus membayar biaya perekrutan yang buruk sebesar 5-27 kali lipat dari gaji pekerja tersebut, menurut riset yang dilakukan Dr. Bradford Smart.

Oleh karena itulah, sistem perekrutan skill-based hiring menjadi pendekatan yang lebih menjanjikan bagi kedua belah pihak. 

Nah, untuk menemukan orang-orang yang memiliki skill, perusahaan membutuhkan pembuktian dari apa yang telah kita kerjakan sebelumnya, project apa yang berhasil kita bangun, inisiatif apa yang kita lakukan dalam peran sebelumnya, dan seberapa besar keberhasilan kita pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Gambaran ini dapat mereka lihat dalam sebuah portofolio kerja.

Mahasiswa, fresh graduate, dan bahkan pekerja harus terus meng-update portofolionya untuk mendokumentasikan milestone pencapaian dan pengalaman yang sudah ditempuh. Untuk itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam membuat portofolio kerja yang menarik agar mampu menjadi amunisi andal dalam meniti karir!

Perhatikan 5 Hal ini untuk Portofolio Kerja Kamu!

Untuk memaksimalkan fungsi portofolio kerja, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal di bawah ini:

Relevansi portofolio dengan posisi yang dilamar

Kesalahan umum yang dilakukan adalah memasukkan semua pengalaman tanpa memperhatikan relevansi posisi yang dilamar. Padahal, dengan memasukkan hasil kerja dan pengalaman relevan akan memudahkan recruiter melihat potensi dan nilai diri.

Memiliki banyak pengalaman memang menjadi nilai tambah, akan tetapi portofolio yang terlalu panjang namun tidak relevan akan membuat perekrut kehilangan minat. 

Satu portofolio untuk satu posisi. 

Untuk hasil yang maksimal, kamu perlu untuk mengetahui apa yang perusahaan butuhkan agar kamu memasukkannya sebagai informasi diri. Misalnya, jika perusahaan secara spesifik butuh pekerja yang up to date dengan isu terkini, informasi tentang pengalaman yang menunjukkan kemampuan up to date harus ada di dalam portofolio kamu.

Dengan begitu, kamu menunjukkan bahwa kamulah orang yang mereka cari.

Pengalaman itu penting, tapi prestasi itu pesona

Selain memasukkan pengalaman kamu di berbagai project, penting untuk memberikan deretan prestasi sebagai bukti kemampuan diri.

Prestasi yang tercantum tidak harus hal-hal yang berkaitan dengan juara, lho. Dengan menyebutkan output dari kontribusi, keaktifan, dan kehadiran kamu dalam suatu kegiatan atau goal juga merupakan prestasi. Kamu dapat memasukkannya dengan format grafik, statistik, maupun testimonial.

Kebanyakan orang lebih fokus memperbanyak pengalamannya tanpa memberikan keterangan dan detail lebih jelas mengenai kontribusi dan prestasinya dalam pengalaman itu. Padahal, prestasi itu pesona! 

Adanya dukungan visual 

Membuat portofolio yang penuh dengan teks akan sangat membosankan. Oleh karenanya, kamu harus mempertimbangkan dukungan visual untuk membuat portofolio lebih menarik.

Berkaitan dengan poin sebelumnya, dukungan visual untuk menggambarkan prestasi dan pencapaian dapat menjadi poin plus. Hal ini karena perekrut biasanya hanya memiliki waktu yang singkat. Jadi, selain menarik, dukungan visual akan sangat membantu perekrut untuk menangkap potensimu dengan lebih cepat.

Namun, jangan sampai dukungan visual lebih mendominasi daripada isi kontennya, apalagi hingga konten sulit terbaca. Tetap sesuaikan dengan kebutuhan portofolio kamu.

Perhatikan tata letak 

Desain portofolio tidak pernah memiliki format. Sebebas apapun itu, tata letak tetap menjadi instrumen yang penting dalam portofolio.

Tata letak yang dimaksud adalah tentang kerapian, penggunaan huruf dengan besar yang cukup dan mampu terbaca, dan letak yang tidak terlalu penuh atau kosong per halamannya.

Gunakanlah palet warna yang menarik sesuai dengan role yang kamu tuju. Sisipkan internal link yang tepat jika perlu menghubungkan ke laman lain. Kemudian, perhatikan keseimbangan ukuran konten dan tulisan di dalamnya.

Untuk lebih mudahnya, terdapat template yang bisa kamu gunakan di aplikasi seperti Canva. Tata letak yang menarik ini dapat membuat recruiter mengenali kamu sebagai kandidat yang terstruktur dan bersungguh-sungguh.

Jangan terlalu lampau, perbaharuilah!

Hal yang perlu kamu perhatikan juga tentang isi portofolio yang harus upgrade dan baru. Sebab, pengalaman yang terlalu lampau tidak mampu menggambarkan kemampuan mu saat ini sebaik pengalaman baru.

Jika kamu merasa pengalamanmu terlalu lampau, segera upgrade diri dan cari aktivitas yang bisa mendukung kamu mengembangkan portofolio kerja. Kamu bisa mencari course untuk mendapat sertifikasi keahlian. Kamu juga bisa mencari kegiatan freelance atau volunteer untuk mendapatkan pengalaman.

Semakin banyak kamu mengembangkan diri setiap hari, portofolio yang kamu buat akan semakin kaya dan selalu fresh. 

Cara Mulai Membangun Portofolio untuk Pemula

Jika kamu adalah seorang pemula dan baru ingin membuat portofolio, kamu bisa melakukan cara-cara di bawah ini agar portofolio kerja kamu jadi menarik:

Ketahui minat dan bakat

Meniti karir membutuhkan determinasi dan konsistensi. Sebelum itu, akan jauh lebih baik apabila kita sudah men-discovery minat dan bakat yang kita miliki. 

Setelah itu, kita dapat lebih terarah menyalurkan minat bakat itu ke dalam aktivitas dan kegiatan yang sejalan.

Aktivitas yang saling berkaitan dan konsisten ini membuat portofolio semakin menarik. Kamu tergambar sebagai seseorang yang memang memiliki kemampuan spesifik.

Jika kamu merasa kesulitan menemukan kelebihan diri, kamu dapat menemukannya dengan mengikuti tes untuk mengetahui lebih dalam tentang diri seperti Kognisi Discovery (insert link). 

Ikuti webinar atau seminar untuk menggali pengetahuan teknis dan non-teknis

Jika pengalaman project atau volunteer tidak cukup untuk menggambarkan kemampuanmu, kamu bisa mengikuti webinar dan seminar terkait. 

Meskipun tidak menambah komponen dalam portofolio, namun seminar dan webinar dapat menambah pengetahuanmu tentang hal teknis maupun non-teknis.

Ambil kesempatan yang ada

Khususnya untuk mahasiswa, mengejar sebuah kesempatan itu wajib hukumnya. Entah itu kesempatan magang, lomba, pertukaran pelajar, project bersama dosen, dan sebagainya. 

Dengan aktif melakukan kegiatan profesional ini, kamu jadi lebih berpengalaman dalam soft-skill maupun hard-skill. Keduanya bisa memperkaya isi portofolio-mu!

Catat semua aktivitas professional

Setiap melakukan aktivitas profesional, catat detail-detail penting yang bisa dimasukkan ke dalam portofolio. Hal ini penting agar tidak ada aktivitas atau pekerjaan yang terlewat dari ingatan.

Terkadang, kita lupa mencatat dan mendokumentasikannya karena terlalu sibuk mengerjakannya. Hasilnya, kita melupakan detail prestasi penting di setiap aktivitasnya. Oleh karena itu, kamu bisa gunakan berbagai second brain untuk mencatat aktivitas profesionalmu. 

Baca Juga: Jangan Asal Kerja, Maksimalkan Produktif dengan Second Brain! 

Minta feedback dari leader, mentor, dan orang-orang terdekat

Tips agar portofolio kita menarik adalah dengan meminta feedback dari orang-orang yang memiliki kapabilitas dalam me-review. Mereka akan lebih detail memberikan masukkan baik dari segi konten maupun dari segi visual. 

Feedback dari leader, mentor, dan orang-orang terdekat juga dapat membantu kita melihat secara objektif portofolio kita di mata orang lain.

---

Mengingat pentingnya portofolio kerja pada perjalanan karir kita, maka alangkah baiknya mempersiapkan dan menata lebih awal. Kamu juga bisa mengikuti kelas-kelas di Kognisi.id untuk memahami lebih lanjut mengenai strategi karir, pengembangan diri, pengembangan organisasi, dan sebagainya. Nantinya, kelas ini akan berguna untuk meningkatkan nilai jual diri dalam persaingan kerja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun