Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal - Content Writer Intern Growth Center
Dalam proses meniti karir, persiapan dalam bentuk pengalaman dan kemampuan diri dibuat dalam dokumen yang bernama portofolio kerja.Â
Jika CV digunakan untuk memberikan sekilas rangkuman dari perjalanan karir kita, portofolio kerja memberikan gambaran tentang kontribusi dan prestasi yang mendetail sebagai aktualisasi kemampuan tertentu.
Setiap pelamar kerja harus bisa menggambarkan potensi diri mereka untuk mendapatkan perhatian di antara pesaing-pesaing lainnya. Semakin menarik dan relevan portofolio kerja pelamar, semakin meningkat kemungkinan diterimanya.
Karena faktanya, perusahaan harus membayar biaya perekrutan yang buruk sebesar 5-27 kali lipat dari gaji pekerja tersebut, menurut riset yang dilakukan Dr. Bradford Smart.
Oleh karena itulah, sistem perekrutan skill-based hiring menjadi pendekatan yang lebih menjanjikan bagi kedua belah pihak.Â
Nah, untuk menemukan orang-orang yang memiliki skill, perusahaan membutuhkan pembuktian dari apa yang telah kita kerjakan sebelumnya, project apa yang berhasil kita bangun, inisiatif apa yang kita lakukan dalam peran sebelumnya, dan seberapa besar keberhasilan kita pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Gambaran ini dapat mereka lihat dalam sebuah portofolio kerja.
Mahasiswa, fresh graduate, dan bahkan pekerja harus terus meng-update portofolionya untuk mendokumentasikan milestone pencapaian dan pengalaman yang sudah ditempuh. Untuk itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam membuat portofolio kerja yang menarik agar mampu menjadi amunisi andal dalam meniti karir!
Perhatikan 5 Hal ini untuk Portofolio Kerja Kamu!
Untuk memaksimalkan fungsi portofolio kerja, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal di bawah ini:
Relevansi portofolio dengan posisi yang dilamar
Kesalahan umum yang dilakukan adalah memasukkan semua pengalaman tanpa memperhatikan relevansi posisi yang dilamar. Padahal, dengan memasukkan hasil kerja dan pengalaman relevan akan memudahkan recruiter melihat potensi dan nilai diri.