Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal - Content Writer Intern Growth CenterÂ
Saat mendengar kata kreatif, apa hal yang ada di benakmu? Apakah kamu memikirkan tentang gerabah dan prakarya, karya musik, inovasi makanan atau desain poster yang penuh dengan warna? Tentu benar bahwa hal-hal tersebut berkaitan erat dengan kreativitas. Namun, lebih dari pekerjaan yang menghasilkan produk dan output, kreatif pada dasarnya adalah sebuah cara berpikir.Â
Baca Juga: 8 Tipe "Creativity Style", yang Mana Punyamu?Â
Selama ini, kita memiliki anggapan bahwa setiap orang punya cara berpikir yang berbeda. Apakah kamu familiar dengan "pertarungan" antara dominasi orang otak kanan dan otak kiri? Biasanya, orang dominan otak kiri dianggap lebih kritis, analitis, dan logis. Sedangkan orang dominan otak kanan lebih kreatif, intuitif, dan emosional.
Namun kenyataannya, penelitian menganggap itu adalah sebuah mitos karena yang sebenarnya terjadi adalah otak bekerja sama dan berkomunikasi setiap melakukan tugas. Meskipun benar fungsi otak terjadi di salah satu sisi, seperti misalnya kreatif di kanan dan kritis di kiri, tetapi faktanya manusia tidak punya jaringan otak kiri atau kanan yang lebih kuat, menurut Dr. Jeff Anderson.
Jadi, berpikir kreatif dan kritis bukanlah hal yang terlahir "dari sananya", sehingga kita bisa melatih keduanya. Saat critical thinking seringkali dibahas sebagai soft-skill yang penting, creative thinking juga perlu untuk diasah karena memiliki sejumlah kegunaan yang bermanfaat.
Proses Creative Thinking
Creative thinking adalah sebuah proses mencari dan menemukan solusi alternatif dari setiap permasalahan yang sedang dihadapi. Creative thinking berisi tentang mengeksplorasi kemungkinan, mencari jalan baru, dan melakukan praktik berbeda, terutama saat cara-cara lama sudah tidak lagi bekerja.
Mungkin kita sering bertanya, apakah pemikiran kreatif itu spontan atau bisa diarahkan dengan sengaja? Di dalam otak manusia, pikiran dan ide-ide yang kreatif akan muncul ketika hipokampus dan jaringan default melonggarkan filter di otak kita. Tetapi, yang perlu ditekankan adalah tidak semua pemikiran dan ide tersebut dapat digunakan.
Proses creative thinking  tidak hanya berhenti ketika kita mampu memikirkan ide solusi dalam pemecahan masalah tertentu, tetapi disertai dengan evaluasi ide yang muncul.
Ilmu saraf kognitif memberikan wawasan bahwa jaringan bekerja sama satu sama lain, saat proses evaluasi ide dilakukan, hipokampus dan jaringan default kembali aktif untuk memusatkan perhatian pada tugas tertentu dengan kritis.
Selain Pekerja Kreatif, Ini Manfaat Kemampuan Creative Thinking
Setelah memahami arti creative thinking, mungkin kamu mulai bertanya "Mengapa saya perlu kemampuan creative thinking?" Mari kita bahas satu persatu!
1. Mengubah Hal Monoton Menjadi Inovasi
Seringkali kebiasaan dan aturan membatasi lahirnya ide-ide kreatif yang muncul. Creative thinking membebaskan pikiran dari pola-pola biasa. Oleh karena itu, creative thinking akan menghasilkan pemikiran-pemikiran out of the box.
Creative thinking melatih kita mampu melihat berbagai hal tidak dengan satu perspektif yang monoton saja. Di era di mana banyak hal berjalan begitu cepat, disrupsi di mana-mana, dan perubahan terus terjadi, berpikir kreatif dapat turut membuka dunia ide yang baru.
Saat melihat pada perspektif dan pandangan yang tidak monoton, kemungkinan munculnya ide-ide menjadi muncul. Secara sederhana, kreativitas adalah tentang ide-ide baru yang memiliki nilai. Sedangkan untuk melahirkan inovasi, pikiran kreatif harus dieksekusi agar menjadi bermanfaat.
Memiliki kemampuan ini juga menjadi nilai plus bagi diri sendiri. Pasalnya, setiap perusahaan membutuhkan pekerja yang memiliki kemampuan problem solving. Melansir dari Fast Company, 60% CEO menyebut kreativitas adalah indikator kualitas kepemimpinan yang baik, sisanya adalah integritas dan pengetahuan global.
2. Meningkatkan Produktivitas
Mengapa seseorang bisa begitu enjoy dengan pekerjaannya sedangkan yang lainnya jenuh padahal beban kerjanya sama? Banyak faktor mungkin berpengaruh, tetapi orang-orang yang mampu berpikir kreatif cenderung mampu mencari cara metode-metode alternatif yang memudahkan mereka.
Hal ini juga sejalan dengan apa yang dipaparkan Azarchehr Sehat dalam penelitiannya, bahwa kreativitas memiliki peran yang besar dalam meningkatkan produktivitas sebuah organisasi.Â
Yang demikian terjadi karena struktur dan rutinitas yang kaku dapat berubah dari bekerja keras menjadi bekerja cerdas. Terlebih apabila creative thinking menjadi sebuah kultur dalam lingkungan pekerjaan atau organisasi, maka pertumbuhan dan produktivitas sangat mungkin tercipta.
3. Kebutuhan di Masa Depan
Data yang ditunjukkan oleh World Economic Forum pada The Future Jobs Report 2020 memperkirakan 85 juta pekerjaan akan tergeser sebab pergantian pekerjaan manusia dan mesin pada 2025. Namun, menariknya, 97 juta peran baru akan lahir pada tahun yang sama juga.
Creative thinking berkaitan dengan insight dalam laporan ini. Pasalnya, peran dan pekerjaan baru tersebut adalah pembagian kerja antara manusia, mesin, dan algoritma yang melibatkan kemampuan kognitif seperti komunikasi, koordinasi, penalaran keputusan, dan sebagainya.
Hal ini juga diperkuat dengan data selanjutnya bahwa 60% dari 15 keterampilan teratas yang dibutuhkan di 2025 adalah kemampuan belajar dan mengeksplorasi hal baru, dan kreativitas berada di ranking 5 dari daftar 15 keterampilan tersebut.
Fakta ini membenarkan pernyataan bahwa kreativitas adalah hal terakhir yang memisahkan manusia dari kemampuan mesin. Ketika kamu melatih diri berpikir kreatif artinya kamu sedang mempersiapkan diri untuk kebutuhan di masa depan.
Cara Melatih Creative Thinking
Sama halnya seperti otot, berpikir juga membutuhkan latihan agar bisa berguna dengan kokoh dan kuat. Berikut cara melatih creative thinking:Â
1. Selalu Bertanya "Bagaimana Jika?" Kepada Dirimu
Untuk berbagai situasi, kamu bisa melatih diri untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan mempertanyakan, "Bagaimana jika?"
Dengan menanyakan hal itu, kita merangsang otak untuk aktif terlibat dalam pemikiran yang abstrak dan melampaui pemikiran konvensional atau yang umum. Hal ini karena pertanyaan ini melibatkan imajinasi, konektivitas konsep satu dengan konsep lain, dan pemikiran yang divergen.
Meskipun begitu, perlu dicatat bahwa jawaban yang dihasilkan tidak harus selalu bagus dan dapat terimplementasikan, namun dengan mampu menjawab pertanyaan "Bagaimana jika" dengan cara-cara yang abstrak dapat melatih pemikiran kreatif kita.
2. Berikan Waktu untuk Diri Sendiri
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shelly L. Gabble, dkk., ketika kita mengalami situasi masalah, memberikan waktu dan pikiran untuk istirahat dapat membantu pikiran menemukan solusi-solusi kreatif. Rasa rileks itu bisa terjadi karena adanya kelonggaran sehingga mendorong kreativitas jangka pendek.
Spesifiknya, strategi yang bisa dilakukan adalah dengan mengingat detail pengalaman masa lalu. Hal ini terbukti dapat meningkatkan kemunculan ide-ide ketika seseorang sedang mengerjakan tugas yang membutuhkan kreativitas.
Baca Juga: Dapatkan Promosi Jabatan dengan Cara yang Cepat dan Tepat
3. Koneksi Dengan Pihak Lain
Salah satu karakteristik berpikir kreatif adalah tidak menjadikan satu jawaban sebagai jawaban mutlak. Oleh karenanya, berpikir kreatif akan sangat terbangun jika membuka dialog dan percakapan dengan orang lain.
Cara yang efektif untuk melatih berpikir kreatif adalah dengan brainstorming, diskusi, dan terkoneksi dengan pihak lain. Berbagai ide yang muncul lebih dari satu kepala tidak jarang melahirkan inovasi baru yang lebih hebat.
Oleh karena itu, proses dalam creative thinking dengan brainstorming, diskusi, dan terkoneksi dengan pihak lain biasanya akan melahirkan kolaborasi dan kerja sama juga jika kedua pihak memiliki tujuan yang sejalan.
4. Ketahui Banyak Hal
Pengetahuan yang luas mengenai konsep, cara, dan tips di berbagai bidang memberikan kerangka kognitif yang lebih luas dan kompleks. Kamu tidak bisa terpikirkan mengenai suatu ide tanpa pernah mempelajari sesuatu sebelumnya. Kamu cenderung tidak memiliki imajinasi jika tidak pernah punya referensi sebelumnya.
Dengan pengetahuan yang bisa kamu dapatkan dari membaca buku, menonton film dan kartun, dan berbagai sumber lainnya. Mengetahui banyak hal membuat ide-ide bermunculan tidak hanya dengan insting dan percobaan semata.
5. Pelihara HobiÂ
Sebuah penelitian tentang seseorang yang rutin melakukan hobi dalam bermusik menunjukkan tren kreativitas yang berkembang. Meskipun hasil ini mungkin terjadi karena proses latihan yang lama dilakukan, namun dengan memelihara hobi kamu bisa mengaktifkan sisi-sisi kreatifmu.
Dalam keadaan dunia yang tidak bisa ditebak, salah satu cara bertahan dan beradaptasi adalah memikirkan solusi dan cara alternatif dari solusi konvensional yang biasanya dilakukan. Kamu bisa mengetahui creativity style diri dengan mengisi tes Growth Inventory dari Kognisi.
Mengingat pentingnya creative thinking dalam kehidupan dan masa depan, kamu bisa memperdalam kemampuanmu dalam kreativitas di kelas Kognisi yang berjudul Menyiapkan Pertumbuhan Karier di Masa Depan dengan Kreativitas.Â
Kelas ini akan dipandu oleh Dian Gemiano yang sudah bergelut di bidang advertising dan branding marketing selama 17 tahun. Tidak hanya itu, kelas ini juga diisi oleh expert di dunia kreatif dan marketing yaitu Archie Fazira. Dengan harga yang affordable, kamu bisa memahami secara compact tentang cara berpikir kreatif untuk menyiapkan masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI