Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal -- Content Writer Intern Growth Center
--- Kamis, 26 Oktober 2023, atlet timnas Indonesia bernama Megawati Pertiwi mencuat ke publik sebab mampu menunjukkan kebolehannya di Liga Voli Korea Selatan. Sebagai atlet Indonesia pertama yang tampil di Liga Voli Korea, ia juga cukup mencolok karena penampilannya yang menggunakan hijab dan bermain sangat baik.
Ia tergabung dan membela nama klub Red Spark dalam liga yang diselenggarakan di Daejeon, Korea Selatan. Megawati---yang sekarang dijuluki Megatron karena kekuatan blocking dan service yang tajam---berhasil meraih predikat MVP (Most Valuable Player) 2 kali dari 3 pertandingan debutnya di Liga Voli Korea Selatan. Penghargaan ini ia raih karena berhasil menyumbangkan total 95 poin untuk Red Spark selama pertandingan.
Menariknya, kita juga dapat melihat track record Megawati yang pernah berkarir di luar negeri mewakili tim voli Thailand pada tahun 2021 dan tim voli Vietnam pada 2022 lalu. Di samping bakat, konsistensi, dan kegigihannya, Megawati tentu memiliki kemampuan interpersonal luar biasa yang membantunya mampu bersaing dan berkarir cemerlang bernama adaptasi.Â
Kemampuan Adaptasi Megawati Pertiwi di Lingkungan Baru
Potensi dan bakat Megawati dalam kancah nasional dan internasional berhasil menarik perhatian pelatih klub Korean Ginseng Corporation. Direkrutnya Megawati ke dalam tim Red Spark tentu membuatnya harus berada di lingkungan yang berbeda, baik dalam hal sekitar maupun budaya kerja.
Namun, prestasinya pada Liga Voli Korea Selatan lalu membuktikan bahwa Megawati telah mampu beradaptasi dengan lingkungan dan budaya Korea Selatan, meskipun kerap mengalami kesulitan.
Dalam wawancara yang dilakukan setelah pertandingan, ia mengatakan, "Saya banyak menangis karena latihan yang sulit." Porsi dan intensitas latihan yang ia hadapi di Korea Selatan sangat berbeda dari yang ia rasakan di Indonesia. Meskipun ia tidak mengatakan secara spesifik, namun tangisannya seusai pertandingan melawan Pink Spider menunjukkan rasa lega yang luar biasa.
Obrolan adalah Kunci Adaptasi: Mengenali Manusia
Dalam wawancara setelah pertandingan, Megawati menanggapi tentang proses adaptasinya di Korea Selatan. Ia merasa cepat beradaptasi dengan tim dan lingkungannya karena ia mampu memulai obrolan dengan teman setim. Baginya, obrolan bersama tim membuatnya mudah memahami preferensi satu sama lain sehingga menjadi semakin nyaman dalam bekerja sama.
Sebagai setter, Yeom Hye-seon memainkan peran yang signifikan untuk Megawati. Ia mengaku sering menghabiskan waktu bersama untuk memahami preferensi satu sama lain agar sinergi dan chemistry terbangun. Paula Marantz Cohen, seorang profesor Bahasa Inggris di Universitas Drexel menyatakan bahwa berbicara dengan orang lain dengan berbagi cerita adalah cara manusia mempelajari dan mempertajam sistem kepercayaan.
Prestasi yang ia raih tercipta tidak hanya berkat bakat dan kerja keras namun juga chemistry yang ia bangun dengan rekan tim sebagai buah dari kemampuan adaptasi.
Seperti kita ketahui, percakapan yang baik akan menjembatani jarak antara diri kita dengan orang lain, menciptakan penemuan tentang satu sama lain, dan merasa terkoneksi. Semakin sering kita melakukan percakapan yang nyaman dengan orang lain, semakin familiar kita dengannya. Begitulah cara Megawati mengenali lingkungan dan rekan tim di Korea Selatan.
Banyak Berlatih dan Growth Mindset: Memahami Budaya
Tangisan di usai pertandingan menggambarkan perasaan yang lega dan bahagia. Sejak Megawati tiba di Korea Selatan, ia menjalani latihan yang lebih berat. Dengan intensitas dan porsi yang lebih tinggi, ia mengaku merasa kesulitan pada awalnya. Namun, ia mengungkapkan bahwa pertahanan-nya selama pertandingan menjadi lebih kuat karena banyak berlatih, padahal sebelumnya pertahanannya dianggap kurang baik.
Dengan budaya kerja yang berbeda, Megawati tentu menerapkan apa yang dinamakan growth mindset. Ia menjalaninya dengan kegigihan yang tinggi. Mantan pelatih Megawati, Risco Herlambang, menuturkan bahwa Megawati adalah pemain voli yang memiliki kemauan keras untuk latihan.
Mental yang ia miliki tentu menjadi modal untuk beradaptasi di lingkungan kerja yang lebih keras di Korea Selatan. Butuh kemauan dan kegigihan untuk mengikuti level yang lebih tinggi dan memahami budaya baru yang belum kita kenal sebelumnya.
Pentingnya Dukungan Eksternal: Menerima Lingkungan Baru
Kemampuan adaptasi Megawati tidak lepas dari peran-peran eksternal seperti tim, pelatih, dan klub. Megawati menuturkan, hal yang membuatnya lebih cepat nyaman menerima lingkungan baru di Korea Selatan salah satunya adalah street food dan tempat-tempat yang indah seperti Namsan Tower.Â
Ia pergi mencicipi makanan street food khas Korea Selatan dengan teman setim dan penerjemahnya. Tidak lupa, pengalaman ke Namsan Tower juga membuatnya semakin menyukai lingkungan baru di sana.
Klub juga menjalankan peran dengan baik. Sebagai seorang muslim, Megawati merasa terbantu dengan dukungan klub karena senantiasa memberikan makanan-makanan yang halal. Tentu, ini membuatnya tidak merasa kesulitan sehingga ia dapat fokus melatih performance di lapangan dan mencapai goals-nya.
Mengapa Kemampuan Adaptasi Penting Untuk Karir?
Setelah memahami bentuk adaptasi yang dilakukan Megawati di Korea Selatan. Ada baiknya kita juga mengetahui lebih dalam tentang mengapa kemampuan adaptasi penting untuk karir kita.
Secara sederhana, adaptasi adalah kemampuan kita dalam menghadapi perubahan. Dengan kondisi dunia yang tidak pasti dan berubah-ubah, kemampuan untuk menghadapi perubahan menjadi kelebihan. Tidak heran jika saat ini jenis kecerdasan Adaptability Quotient (AQ) mulai dipertimbangkan sebagai tolok ukur saat seleksi kerja.
Selain itu, memiliki kemampuan adaptasi secara otomatis juga membuat kamu lebih percaya diri. Hal ini karena kamu mampu mengenal hal baru dengan cepat dan berbaur ke dalamnya.
Menurut apa yang dipaparkan dalam penelitian Hua Ruo Chen, dkk., kemampuan beradaptasi dalam karir itu menekankan pada interaksi individu dengan lingkungan yang dapat menjaga keseimbangan ketika terjadi perubahan peran dalam karir.
Jadi, ketika kamu mengubah jalan karir atau mendapatkan peran yang levelnya lebih tinggi dari sebelumnya, kamu dapat menjawab tantangan tersebut dengan kemampuan adaptasi. Dengan begitu, karir yang kamu lakukan tidak stuck di situ-situ saja dan kamu bisa berkembang di tempat manapun yang kamu pilih.
Itulah alasan mengapa kemampuan adaptasi menjadi modal yang penting untuk kelangsungan karirmu. Untuk mengasahnya, kamu dapat membiasakan diri untuk menciptakan problem solving. Semakin banyak pemecahan masalah yang mampu kamu hadapi, semakin mampu kamu beradaptasi dengan berbagai hal yang terjadi.Â
Baca Juga:Â Karir Cemerlang dengan Kemampuan Adaptasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H