Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inclusivity Leadership: Mengoptimalkan Keberagaman di Tempat Kerja

3 November 2023   18:12 Diperbarui: 3 November 2023   18:21 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya, timnya mulai bekerja lebih baik bersama. Mereka menghadapi tantangan dengan berbagai sudut pandang yang kreatif, dan hasilnya semakin baik. Keharmonisan di antara anggota tim juga meningkat secara signifikan.

Doni juga menciptakan jalur komunikasi terbuka antara anggota tim dan manajemen perusahaan. Karyawan merasa nyaman untuk memberikan masukan, termasuk tentang bagaimana perusahaan dapat terus meningkatkan inklusivitasnya.

Jadi, apa konsep Inclusivity Leadership berdampak besar bagi perusahaan?

Dalam beberapa tahun, perusahaan ini mencapai kesuksesan besar dalam industri mereka. Konsep inclusivity leadership yang diterapkan Doni perlahan menjadi budaya perusahaan yang kuat. Ini bukan hanya tentang mendukung keberagaman, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap orang merasa dihormati dan didengarkan. Karyawan merasa bahwa mereka dapat membawa diri mereka sendiri ke tempat kerja dan berkontribusi maksimal. Doni telah membuktikan bahwa inklusivitas bukan hanya sebuah kata, tetapi praktek yang dapat membawa perubahan bagi perusahaan.

Inilah saat ketika inclusivity leadership benar-benar mengambil peran utama. Mereka tidak hanya mengikuti tren terbaru, tetapi berusaha menciptakan sesuatu yang sungguh-sungguh berbeda. Perjalanan ini dimulai dengan tujuan menciptakan budaya inklusif di mana setiap suara dihargai dan diakui. Tanpa disadari, pendekatan ini secara perlahan menciptakan kenyamanan yang mendorong setiap individu untuk menjadi diri mereka sendiri, sambil menghargai keberagaman dalam orang lain. Hal ini pun didukung oleh beberapa riset, salah-satunya informasi yang dikumpulkan oleh Delloite: 

81% dari generasi milenial dapat menjadi diri mereka  yang sebenarnya dalam lingkungan yang inklusif; 83% generasi milenial secara aktif terlibat ketika mereka merasa organisasi mempromosikan budaya yang inklusif.

Dalam beberapa tahun ke depan, keberagaman akan menjadi sumber inovasi yang membawa solusi baru, meningkatkan kolaborasi, dan mempercepat perkembangan produk. Dengan ini, kita dapat mengharapkan peningkatan produktivitas, kepuasan karyawan, dan pertumbuhan keuntungan finansial yang signifikan.

Mengapa penting untuk menerapkan Inclusivity Leadership? 

Sumber gambar: Pexels.com
Sumber gambar: Pexels.com

Para pemimpin memegang peran yang sangat penting: Mereka dapat memberikan pengaruh hingga 70 persen dalam pengalaman karyawan terkait rasa kepemilikan dan rasa aman psikologis. Pemimpin yang inklusif melihat peningkatan kinerja tim sebesar 17%, peningkatan kualitas pengambilan keputusan sebesar 20%, dan peningkatan kolaborasi tim sebesar 29%. Selain itu, pemimpin inklusif juga dapat mengurangi risiko pergantian karyawan hingga 76%. -Zheng dkk (2023) 

Peran inclusivity leadership dalam konteks organisasi menjadi hal yang sangat penting saat ini. Konsep ini dapat menjadi fondasi yang kuat dalam mencapai keberagaman, keadilan, dan kesetaraan di lingkungan kerja. Ketika setiap individu merasa dihargai, diterima, dan diberi kesempatan yang setara, hal tersebut memotivasi semangat kerja yang tinggi dan menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi.

Tak hanya itu, inklusivitas memungkinkan berbagai pandangan, latar belakang, dan pengalaman berkontribusi. Pada akhirnya, keberagaman gagasan tersebut akan memperkaya pemikiran dan ide dalam tim. Ini menjadi kunci untuk meningkatkan inovasi, kualitas pengambilan keputusan, serta kemampuan tim dalam mencapai tujuan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun