Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semua Tergantung Mindset: Ini Cara Keluar dari Zona Nyaman

7 Oktober 2023   19:18 Diperbarui: 7 Oktober 2023   19:40 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu ingin mencoba belajar menari tetapi hatimu terus menerus berkata, "Ini bukan aku banget." Atau berhenti menjadi content creator karena merasa, "Kayaknya ini terlalu susah. Mending (...)"

Tanpa sadar, kamu mungkin sedang terjebak dalam zona nyaman.

Zona nyaman adalah kondisi ketika segalanya terasa mudah untuk dilakukan. Biasanya, orang yang berada di zona nyaman akan menjalani sesuatu dengan apa yang cocok untuk dirinya. Lama kelamaan, perasaan aman itu membuat mereka enggan melakukan sesuatu yang lain.

Bukan hanya tentang pekerjaan yang sekarang kita jalani, tetapi juga kebiasaan yang kita lakukan, hobi yang kita senangi, skill yang kita kuasai, atau bahkan gaya berpakaian. Jika semuanya membuatmu dapat melakukannya dengan mudah dan tanpa takut, maka itulah zona nyaman.

Sebenarnya, zona nyaman bukan sesuatu yang bersifat negatif. Akan tetapi, terus menerus menikmati diri di dalam kenyamanan dapat memberikan dampak yang buruk bagimu. Dampaknya bisa pada karir, pengembangan diri, kepuasan hidup, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, apa yang membuat kita merasa nyaman?

Saat melakukan hal-hal yang berada di zona nyaman, kita merasa aman dari intimidasi.

Biasanya, banyak orang terjebak di zona nyaman karena mereka cenderung mager untuk merelakan keadaan stabil yang mereka miliki. Contohnya, daripada susah-susah belajar public speaking di depan layar yang harus dibayar dengan kegugupan, kemungkinan gagal, dan rasa malu, mereka lebih memilih yang gampang dilakukan saja.

Sebenarnya, buku Dr. Carol S. Dweck yang judulnya Mindset juga pernah membahas soal fenomena ini. Pada bagian bab Is success about learning or proving you're smart? ia menyatakan, sebagian banyak orang enggan melakukan hal lain di luar zona nyamannya karena mereka berpikir bahwa pintar itu flawless, tanpa cela, dan nggak melakukan kesalahan. 

Jadi, untuk resiko kelihatan salah dan kurang oke, mereka menghindarinya dengan melakukan hal-hal yang membuat mereka aman saja. Tentu, hal ini akan membuat kita terjebak dalam fixed mindset yang harus diatasi dengan pemikiran sebaliknya, yaitu growth mindset.

Mengapa kita harus keluar dari zona nyaman? 

Hanya melakukan kegiatan yang sama dalam jangka waktu yang lama akan mengundang rasa jenuh. Keadaan hidup yang stagnan--meskipun jauh dari rasa takut--juga akan membuat hidup terasa gini-gini aja. 

Waktu yang tepat untuk keluar dari zona nyaman adalah ketika perasaan nyaman membuat kita menolak untuk tantangan dan pengalaman baru. Selain itu, kamu juga perlu untuk keluar dari zona nyaman ketika apa yang kamu lakukan tidak ada value added ke diri sendiri lagi.

Selain rasa jenuh, apakah berada di zona nyaman itu membawa dampak negatif? 

Nyatanya, menurut riset yang dilakukan oleh ahli saraf Yale, Daeyeol Lee dkk., manusia tidak belajar setiap waktu. Otak manusia hanya akan belajar ketika menemui ketidakpastian. Artinya, terus menerus berada di keadaan stabil dan nyaman akan menghentikan proses pembelajaran otak.

Hasil penelitiannya menunjukkan aktivitas di area korteks frontal otak berkurang drastis ketika seseorang lebih yakin akan hasil dari aktivitas yang dilakukannya. 

Itulah mengapa seseorang yang merasa lebih cocok melakukan suatu teknik dalam bekerja akan terus menerus melakukannya karena lebih yakin terhadap hasilnya. Tetapi dampaknya, pusat pembelajaran di otak tidak berkembang.

Riset ini juga bisa menjawab kegelisahan saat memulai hal baru bahwa manusia itu mampu memanfaatkan kapasitas otaknya secara maksimal ketika mereka mau untuk merasa tidak nyaman.

Cara keluar dari zona nyaman

dok. kognisi
dok. kognisi

Untuk keluar dari zona nyaman dan mencapai perkembangan diri yang maksimal, kamu akan melalui fear zone dan learning zone untuk pada akhirnya mencapai growth zone. 

Secara garis besar, cara untuk keluar dari zona nyaman adalah melalui pola pikir yang dibangun. Pertama-tama, kamu perlu menetapkan pemikiran dengan apa yang disebut growth mindset. 

Pola pikir ini akan membuat kamu percaya bahwa manusia yang ideal itu bukan seseorang dengan hidup yang stabil, tidak pernah salah atau gagal, dan flawless. Manusia harus menerima ketidaktahuan dengan melihat hidup sebagai ajang belajar dan menyikapi secara optimis kesalahan yang diperbuat.

Growth mindset akan mempermudah kamu untuk menantang diri melakukan hal yang berbeda, bereksperimen melalui cara yang tidak pernah kamu coba, dan mencoba aktivitas lain yang memunculkan kebahagiaan. 

Baca juga: Karir Cemerlang dengan Kemampuan Adaptasi

Setelah memiliki growth mindset, kamu dapat melakukan cara-cara di bawah ini untuk keluar dari zona nyaman:

1. Buat perubahan pada rutinitasmu

Salah satu langkah kecil yang bisa kamu buat adalah dengan membuat perubahan pada rutinitasmu. Misalnya, ketika pagi hari kamu terbiasa membaca buku informatif, cobalah untuk melakukan hal yang berbeda, seperti mencoba bacaan genre lain untuk mendapatkan insight berbeda yang mungkin juga menarik. 

Kamu juga bisa memulai hari dengan lari pagi atau menyiram tanaman. Sesuatu yang sebelumnya belum pernah kamu coba mungkin akan membuat otak mempelajari kebiasaan baru dalam rutinitasmu. Meskipun pada awalnya sulit atau terasa aneh karena tidak biasa melakukannya, namun ini secara efektif dapat mengurangi kejenuhan dan meningkatkan kepuasan hidupmu. 

2. Pelajari hal baru

Sebelum mempelajari hal baru, secara alami kamu pasti merasa tidak percaya diri dan gelisah. Agar kamu bersemangat melakukannya, ketahuilah benefit yang bisa kamu rasakan jika kamu mau melawan perasaan tersebut. 

Faktanya, neuron di otak manusia akan membentuk jalur-jalur saraf baru ketika mempelajari hal baru. Manfaatnya? Hal itu dapat mempermudah pergerakan impuls listrik yang membuat kamu jadi lebih mudah dalam memahami sesuatu. 

Sebaliknya, tidak mempelajari hal baru dan membiarkan dirimu melakukan hal yang itu-itu saja akan membuat kerja otak melambat. Hal ini karena saat mengerjakan sesuatu yang asing, manusia secara otomatis akan memberikan atensi yang besar. Dengan begitu, otak menjadi lebih aktif dalam menyimpan memori.

Mempelajari hal baru juga akan mendukung pengembangan dirimu. Menjadi hal yang memungkinkan untuk menemukan aktivitas baru yang ternyata membawa kebahagiaan dan minat baru. 

Dengan mempelajari hal baru, kamu memperbolehkan dirimu untuk melakukan kesalahan yang pada gilirannya menstimulasi diri untuk berpengalaman dan berkembang

3. Buat target yang lebih menantang 

Untuk keluar dari zona nyaman, kamu tidak perlu benar-benar terjun pada bidang yang bertolak belakang. Kamu juga bisa melampaui batasan yang kamu buat untuk dirimu. Contohnya, saat kamu merasa nyaman mengerjakan pekerjaanmu dengan effort yang minim, buat target atau standar yang lebih tinggi agar menggerakkan effort yang lebih besar.

Target yang lebih menantang memang sedikit tricky karena harus tetap memperhatikan kemampuan diri. Akan tetapi, dengan membuat target yang lebih menantang, kamu akan lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan teknis, strategi, dan cara yang berbeda untuk hasil yang lebih maksimal. Eksperimen ini akan efektif menghilangkan kejenuhan dan melatih kreativitasmu.

Dengan menerapkan cara di atas, kamu dapat memulai langkah kecil untuk keluar dari zona nyaman. Ingatlah bahwa setiap perubahan tidak akan terasa mudah, tetapi benefit yang dirasakan akan membuat kita berterima kasih pada diri karena tidak menyerah dan melakukan kegiatan yang itu-itu saja.

Untuk melatih growth mindset yang mendukungmu keluar dari zona nyaman, kamu bisa belajar lebih mendalam pada course Kognisi tentang Growth Mindset. Dalam kelas ini, kamu juga bisa mengakses Growth Inventory secara gratis. Growth Inventory adalah alat ukur untuk melihat potensi Anda dalam menghadapi situasi yang tidak pasti dan membutuhkan kelincahan mental (agility) seperti saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun