Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karir Cemerlang dengan Kemampuan Adaptasi

8 September 2023   10:19 Diperbarui: 8 September 2023   10:20 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The one thing that never changes is change itself. 

Kutipan tersebut mengingatkan kita bahwa satu-satunya hal yang konstan adalah perubahan. Untuk bisa bertahan di dalam kehidupan yang terus berubah setiap waktu, kita membutuhkan satu kemampuan utama. Kemampuan itu adalah adaptasi. 

Dalam hal karir, kemampuan adaptasi adalah modal awal untuk terus meng-upgrade diri dan terus berkembang sehingga nantinya dapat sesuai dengan kebutuhan pasar. Bahkan saat ini, Kecerdasan Adaptasi (AQ) menjadi salah satu jenis kecerdasan baru yang dilihat penting oleh beberapa perusahaan. 

Hal ini karena perubahan dunia yang cepat pada akhirnya membuat setiap profesi mengharuskan kemampuan adaptasi.

Manfaat Kemampuan Adaptasi untuk Karir

1. Menunjukkan kualitas sebagai pekerja yang baik

Menjadi pribadi yang adaptif akan meningkatkan kualitas diri karena identik dengan kemampuan mengatasi tantangan di dunia kerja. Perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan semangat, dedikasi, dan keterlibatan karyawan yang biasa disebut dengan work engagement. 

Faktanya, adaptabilitas karir berkontribusi 47.5% terhadap work engagement karyawan berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 500 orang karyawan di DKI Jakarta. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa adaptabilitas karir dan motivasi kerja secara signifikan berkontribusi 48.1% terhadap kualitas kinerja karyawan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Oleh karena itu, kemampuan adaptasi tentu menjadi nilai tambah yang menunjukkan kualitas diri agar nantinya bisa menunjang kebutuhan dalam pekerjaan. Terlebih di era persaingan kerja yang tinggi saat ini, memiliki nilai tambah sangat dibutuhkan.

2. Kemampuan adaptasi membuatmu siap di segala situasi

Di situasi tidak terduga seperti pandemi atau di era pesatnya teknologi, kesiapan kita untuk beradaptasi sangat menentukan apakah kita bertahan atau tidak. Charles Darwin pernah mengatakan 

It's not the strongest of species who survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change

Kemampuan yang dibutuhkan dari pekerja saat ini tentu berbeda dengan dulu, dengan kebutuhan yang terus berubah, akan sangat mudah apabila kita siap di segala situasi

Keadaan sosial yang berubah juga membutuhkan kesiapan kita. Misalnya, saat pandemi COVID-19 lalu, seorang pekerja yang adaptif lebih cepat menghadapi perubahan yang saat itu menjadi tantangan bagi semua orang. 

Hasilnya, orang-orang yang memiliki kemampuan beradaptasi juga lebih bisa mengarahkan dirinya ke solusi yang tersedia.

3. Kemampuan adaptasi membuka jalan untuk pengalaman baru

Menurut data Talent Trends tahun 2023, 1 dari 2 pekerja di Indonesia sudah mengganti role pekerjaannya sejak pandemi COVID-19. Selain itu, saat ini 95% karyawan di Indonesia membuka diri untuk kesempatan pekerjaan baru meskipun dengan kondisi sudah merasa satisfied dengan pekerjaan, gaji, dan workload yang mereka miliki saat ini. 

Definisi kesuksesan karir setiap orang tentu berbeda-beda. Dengan membuka diri dan mudah beradaptasi, kita bisa membuka jalan untuk pengalaman baru yang mungkin ternyata lebih sesuai atau lebih bermakna untuk diri kita sendiri.

Dengan mudah beradaptasi, kita menjadi lebih mudah untuk beralih ke pekerjaan ataupun suasana baru yang memberikan kita lebih banyak benefit dan pengalaman. 

Apakah kemampuan adaptasi tumbuh begitu saja? 

Pada hakikatnya, manusia akan melakukan adaptasi ketika merasakan adanya perubahan. Awalnya, respon otak manusia akan beralih ke mode yang protektif karena otak selalu berusaha untuk menjaga diri dari ancaman. 

Neuroplasticity adalah kemampuan adaptasi otak dan sistem saraf dalam menerima perubahan. Saat lingkungan atau kebiasaan berubah dan otak merespon, proses ini akan memungkinkan manusia untuk beradaptasi ke pengalaman-pengalaman baru yang berbeda.

Secara natural, semakin bertambah dewasa, neuroplasticity seseorang akan semakin menurun. Hal ini dapat dilihat juga dengan studi Readiness For Change yang mengukur kesiapan karyawan sebuah perusahaan terhadap standar kerja baru. Hasil studi ini menunjukkan bahwa semakin tua usia karyawan, semakin kecil persentase kesiapan terhadap perubahannya.

Namun, kemampuan adaptasi selalu bisa dilatih dengan berbagai macam stimulus di bawah ini, loh!

1. Jangan cepat katakan tidak pada hal-hal baru

Penting untuk memiliki pola pikir positif terhadap perubahan. Pola pikir ini adalah bentuk regulasi diri yang membuat diri kita selalu antusias sehingga lebih mudah untuk menyesuaikan diri. 

Meskipun terasa sulit, tetapi sistem baru mungkin meningkatkan efektivitas pekerjaan, lingkungan baru mungkin menawarkan pengalaman lebih menarik, dan aktivitas baru mungkin menaikkan potensi diri.

Penelitian tentang perubahan sistem belajar menjadi hybrid learning menunjukkan bahwa regulasi diri berkontribusi sebesar 46.2% terhadap penyesuaian diri dan secara signifikan berdampak terhadap adaptasi.

Dengan pola pikir ini, kita akan menjadi pribadi yang terbuka sehingga proses adaptasi menjadi lebih mudah. 

2. Latih dirimu dengan pertanyaan "What if?"

Salah satu cara untuk melatih kemampuan adaptasi adalah dengan memperkirakan apabila sesuatu terjadi. Tidak ada alat untuk mengukur seberapa baik kemampuan adaptasi seseorang, tetapi dengan memberikan stimulus "What if?", kita jadi lebih siap melihat kondisi tidak biasa dan memberikan solusi atas kondisi tidak ideal tersebut.

Dalam karir, kamu bisa menanyakan dirimu "Bagaimana jika pekerjaan saat ini tergerus oleh modernisasi? Apakah saya cukup terlatih melakukan alternatif pekerjaan lain?" atau "Bagaimana jika saya tidak memiliki kepuasan yang cukup terhadap kinerja saya sendiri? Apakah sistem lain mungkin lebih efisien?" 

Ketika hal tersebut terjadi, kita jadi terbiasa untuk beradaptasi pada opsi dan kesempatan baru.

3. Willing to Learn and Agile Learning

Keinginan untuk belajar kemampuan baru memudahkan kita untuk menghadapi perubahan dalam kehidupan. Responsif terhadap sistem-sistem terbaru, mendekatkan diri dengan teknologi, dan menemukan potensi lain dalam diri akan membantu kita untuk tetap relevan di setiap situasi.

Sedangkan agile learning adalah proses belajar hal baru dengan cepat tanpa melupakan pembelajaran sebelumnya. Dalam kesuksesan karir, orang-orang yang cepat belajar dan memposisikan diri akan lebih mudah menata hidupnya. Mental inilah yang membantu untuk mudah beradaptasi dan menjadikan kita tetap relevan dengan perubahan yang ada.  

Baca juga: Grit dalam Karakter Na Hee Do di Twenty Five Twenty One (2022).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun