magang" sudah tidak asing lagi di telinga para mahasiswa yang masih menempuh pendidikan tinggi. Sahira, salah satu mahasiswa perguruan tinggi ternama Indonesia yang saat ini sedang mengemban posisi sebagai content writer intern di salah satu perusahaan start up, mengatakan pendapatnya pada tim Kognisi.id mengenai pentingnya kegiatan magang bagi mahasiswa. Menurutnya, kegiatan magang sangat berguna.
Kata ""Melalui kegiatan magang, orang-orang menjadi aware dengan perbedaan dunia kerja dan perkuliahan," ungkap Sahira.
Sahira juga mengatakan bahwa ia merasa kegiatan magang membantu mengasah kemampuannya di bidang tertentu yang sesuai pada tempatnya, membuat teori-teori yang dipelajari selama masa perkuliahan menjadi lebih mudah untuk dipraktikkan. Selama menjadi pemagang, ia belajar skill-skill baru seperti copywriting dan scriptwriting.
"Lebih ke belajar how to make an engaging content, sih. Belajar tentang SEO juga, gimana caranya menulis artikel bagus biar formatnya kebaca di google," ungkapnya.
Berdasarkan kisah Sahira, kita dapat melihat bahwa internship atau magang berada di posisi atas dalam daftar kegiatan luar kuliah mahasiswa.
Dilansir dari Prosple, magang didefinisikan sebagai program belajar sekaligus berlatih bekerja dengan cara langsung pada sebuah perusahaan selama beberapa waktu.
Pengaruh kegiatan magang bagi mahasiswa juga dibuktikan oleh beberapa data dan survei yang pernah dilakukan.
Pada 2021, dengan didukung oleh Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Universitas Tarumanegara melakukan survei mengenai pengaruh magang dan studi independen terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa. Hasil survei mengungkapkan bahwa 59% persen mahasiswa menyatakan merasakan peningkatan kompetensi teknis yang baik, sedangkan 67% lainnya merasa kemampuan berpikir kreatif dan inovatifnya meningkat. Melalui data ini, dapat dilihat bahwa kegiatan internship memang berguna untuk membantu mahasiswa berkembang di bidang lapangan pekerjaan.
Lalu, sudahkah pemerintah mendukung dan mendorong sistem pendidikan Indonesia untuk menjadikan kegiatan magang sebagai salah satu bagian pembelajaran mahasiswa?
Biasanya, mahasiswa mencari sendiri kegiatan magang yang mereka inginkan. Beberapa kampus juga memiliki program tersendiri khusus untuk internship. Namun, sejak 2021, Kemdikbud sudah melaksanakan kegiatan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) sebagai salah satu bagian dari delapan kebijakan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) merupakan salah satu program kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam program ini, mahasiswa dapat mengikuti salah satu dari kegiatan magang atau studi independen bersertifikat. Dalam program Magang Merdeka, mahasiswa akan menjadi intern untuk suatu mitra dan menjalankan internship dengan kurun waktu kurang lebih 5-6 bulan.
Mahasiswa juga akan menerima Bantuan Biaya Hidup (BBH) yang dibagikan pada termin 1 (tiga bulan pertama) dan termin 2 (dua bulan terakhir) selama masa magang berjalan. Selain itu, mahasiswa yang berasal dari luar kota juga akan menerima bantuan mobilisasi kedatangan dan kepulangan ke kota mitra tempatnya bekerja.
Efektivitas Magang Merdeka bagi Mahasiswa: Apa Kata Mereka?
Program Magang Merdeka ini digadang-gadang menjadi inovasi dan kreativitas Kemdikbud dan perguruan tinggi untuk mencetak mahasiswa yang siap terjun ke dalam industri kerja. Namun, bagaimana dengan realitasnya? Apakah dampak positif yang dirasakan mahasiswa sesuai dengan visi misi program ini?
Dampak positif
Saat ini, sebanyak 25.952 mahasiswa sedang mengikuti program MSIB Angkatan 4. Sahira, peserta MSIB Batch 4 yang saat ini sedang menjalani posisi sebagai content writer intern di salah satu perusahaan start up, mengatakan kepada Kognisi.id bahwa salah satu dampak positif paling utama yang didapatkan dari kegiatan Magang Merdeka ini terletak pada ranah pengembangan diri.