Apa kunci utama untuk meraih masa depan yang sukses? Apakah bekerja mati-matian demi uang, atau bekerja dengan gairah dan semangat untuk meningkatkan potensi diri?
Pada tahun 2018, sebuah firma konsultasi Sumber Daya Manusia (SDM) bernama Mercer Indonesia melakukan survei yang mengungkap alasan resign para pekerja Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 51% pekerja mengundurkan diri karena merasa bahwa gaji yang mereka terima dari perusahaan tidak kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip uang adalah segalanya masih menjadi mindset yang dimiliki oleh kebanyakan orang.
Dalam beberapa situasi, pola pikir tersebut mungkin wajar untuk diterapkan. Namun, mindset tersebut juga mengarah pada budaya kerja yang toxic, contohnya seperti hustle culture. Hasil survei yang diadakan oleh The Finery Report tentang hustle culture menunjukkan bahwa 83,8% pekerja menganggap bahwa bekerja lembur adalah hal yang normal. Bahkan, sebanyak 60,8% responden juga merasa bersalah jika tidak menambah jam kerja.
Dua survei tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pekerja Indonesia, terutama anak muda yang sedang membangun karier, hanya bekerja untuk mencari uang dan mengikuti arus. Padahal, setiap orang memiliki keunikan tersendiri yang dapat mengantarkan mereka ke tujuan hidup masing-masing. Lantas, bagaimana cara membangun masa depan terbaik versi diri sendiri? Simak beberapa pembahasan berikut.
Membuat dampak untuk meningkatkan nilai dan potensi diri
Di manapun tempatnya diletakkan, uang seratus ribu rupiah akan tetap bernilai sama. Hal ini dapat menjadi analogi yang menunjukkan bahwa gaji kita ditentukan dari value yang kita punya. Apabila dalam bekerja kita fokus untuk meningkatkan value dan mengembangkan diri, lama-kelamaan orang lain akan melihat potensi yang kita punya. Hal ini tentu saja dapat menarik perhatian perusahaan-perusahaan lain, yang bukan tidak mungkin akan menawarkan gaji lebih besar.
Lalu, bagaimana cara meningkatkan value atau nilai diri sendiri? Tentu saja jawabannya adalah dengan membuat impact yang berarti. Apa itu impact? Impact atau dampak adalah hasil dari perbuatan kita yang tidak hanya mencapai suatu target yang sudah ditentukan sebelumnya, tetapi juga membawa perubahan terhadap suatu situasi, memberikan manfaat untuk orang lain, dan menyelesaikan masalah yang ada.
Terdapat tiga elemen penting yang harus diperhatikan untuk membuat dampak, yaitu hal-hal yang kamu kuasai, hal-hal yang kamu sukai, dan hal-hal yang dibutuhkan dunia. Artinya, untuk membuat impact, kita harus melakukan sesuatu yang kita suka dan yang menjadi passion kita. Sebaiknya, kita juga harus andal dalam hal tersebut. Lalu tentu saja, kita harus melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh dunia. Passion dan kegigihan juga merupakan hal yang penting, sebab jika kita melakukan sesuatu tanpa memiliki passion terhadap apa yang kita kerjakan, kita akan mudah burn out dan menyerah, sehingga tidak dapat mengembangkan diri.
Kecepatan belajar adalah keunggulan kompetitif
Kemauan dan kecepatan belajar adalah salah satu hal yang dapat membuat seseorang lebih unggul dari orang lain. Belajar pun bisa dilakukan dari sumber mana saja, tidak harus hanya melalui pendidikan formal. Semua orang dapat belajar melalui YouTube, podcast, artikel dan jurnal di internet, atau belajar melalui orang-orang terdekat. Namun, pengetahuan masa lalu belum tentu masih relevan dan bisa diaplikasikan pada tantangan masa kini, sehingga diperlukan knowledge, insights, dan ilmu baru yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan masa kini.
Untuk menghadapi tantangan masa kini, kemauan untuk belajar sangat diperlukan. Kemauan ini seharusnya datang dari dalam diri, bukan karena tuntutan dari pihak lain. Kemauan dan kecepatan belajar seseorang juga merupakan competitive advantage. Semakin cepat seseorang belajar, semakin cepat juga ia akan bisa bertumbuh dan survive, sebab dunia sifatnya sangat dinamis.
Perencanaan 10 tahun tidak selalu dibutuhkan
Hingga saat ini, masih banyak recruiter yang melemparkan pertanyaan "Apa rencana hidupmu selama 10 tahun ke depan?" kepada calon karyawan. Tidak sedikit pula orang yang sudah merencanakan hidupnya dengan matang untuk bertahun-tahun yang akan datang. Namun, 10-year plan sebenarnya tidak selalu dibutuhkan, sebab terkadang hal ini membuat masa depan yang seharusnya exciting menjadi terlihat boring dan sesak. Tidak masalah jika kamu ingin membuat rencana hidup atau kariernya untuk 10 tahun yang akan datang, tetapi jangan pernah lupa untuk selalu explore area baru yang mungkin akan cocok dengan passion-mu.
Jangan pernah menolak untuk berkembang dan belajar. Bereksperimenlah untuk keluar dari comfort zone. Perjalanan karier dan masa depan seseorang merupakan suatu proses internal dan eksternal. Menemukan passion, strength, skill, dan talent merupakan proses internal yang selalu berjalan.  Sementara itu, menemukan bidang atau industri baru yang paling cocok dengan diri kita merupakan proses eksternal.
Empati adalah super power
Zaman sekarang, hal yang paling banyak dicari adalah empati dan atensi. Atensi merupakan sesuatu yang hilang, tetapi juga hal yang paling banyak dicari, baik di media sosial ataupun di kalangan masyarakat. Sementara itu, empati adalah dasar untuk membangun hubungan dan koneksi. Empati juga merupakan pondasi untuk menarik perhatian orang lain. Dewasa ini, memiliki rasa empati adalah suatu super power yang berharga dan harus selalu dilatih.
Bagaimana cara melatihnya? Mulailah dari selalu menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara, dan cari tahu interest mereka. Jangan hanya berbicara tentang dirimu saja. Cobalah mengerti bagaimana cara berpikir seseorang, sebab orang yang merasa dimengerti akan dengan senang hati membangun koneksi dengan kita. Koneksi merupakan hal yang vital untuk masa depan.
Ketahui kapan harus bertahan dan kapan harus berhenti
Banyak orang yang merasa terjebak dalam pekerjaannya, bingung apakah mereka harus bertahan atau menyerah saja. Berhentilah kalau kamu merasa dirimu tidak berkembang. Berhentilah jika ilmu, potensi, dan skill yang kamu punya hanya berputar di situ-situ saja dan tidak mengalami peningkatan. Berhentilah jika working culture perusahaanmu sudah mulai tidak sehat. Mengapa seseorang harus mengetahui kapan ia harus bertahan, dan kapan ia harus berhenti? Sebab waktu tidak bisa diulang kembali, jadi jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk berkembang.
Membangun masa depan terbaik adalah hal yang harus selalu kamu perjuangkan. Tidak perlu membandingkan pencapaianmu dengan orang lain, sebab setiap orang sudah diberikan jatah masing-masing untuk tumbuh, berkembang, dan berhasil. Kembangkan pola pikir yang cerdas. Agar usahamu dalam membangun mindset cemerlang untuk merajut masa depan semakin maksimal, ikuti kelas yang dihadiri oleh Doni Priliandi selaku pendiri serta Chief Empathy Officer (CEO) di Happy5. Dunia sedang menunggumu untuk membuat sesuatu yang hebat, jadi belajarlah, pecahkan masalah, tingkatkan value dirimu, dan latih empati untuk menemukan masa depan terbaik versi dirimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H