Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Pola Pikir Cerdas untuk Masa Depan Terbaikmu

27 Maret 2023   15:02 Diperbarui: 27 Maret 2023   15:09 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Afifah Naddif - Growth Center Kognisi.id

Untuk menghadapi tantangan masa kini, kemauan untuk belajar sangat diperlukan. Kemauan ini seharusnya datang dari dalam diri, bukan karena tuntutan dari pihak lain. Kemauan dan kecepatan belajar seseorang juga merupakan competitive advantage. Semakin cepat seseorang belajar, semakin cepat juga ia akan bisa bertumbuh dan survive, sebab dunia sifatnya sangat dinamis.

Perencanaan 10 tahun tidak selalu dibutuhkan

Hingga saat ini, masih banyak recruiter yang melemparkan pertanyaan "Apa rencana hidupmu selama 10 tahun ke depan?" kepada calon karyawan. Tidak sedikit pula orang yang sudah merencanakan hidupnya dengan matang untuk bertahun-tahun yang akan datang. Namun, 10-year plan sebenarnya tidak selalu dibutuhkan, sebab terkadang hal ini membuat masa depan yang seharusnya exciting menjadi terlihat boring dan sesak. Tidak masalah jika kamu ingin membuat rencana hidup atau kariernya untuk 10 tahun yang akan datang, tetapi jangan pernah lupa untuk selalu explore area baru yang mungkin akan cocok dengan passion-mu.

Jangan pernah menolak untuk berkembang dan belajar. Bereksperimenlah untuk keluar dari comfort zone. Perjalanan karier dan masa depan seseorang merupakan suatu proses internal dan eksternal. Menemukan passion, strength, skill, dan talent merupakan proses internal yang selalu berjalan.  Sementara itu, menemukan bidang atau industri baru yang paling cocok dengan diri kita merupakan proses eksternal.

Empati adalah super power

Zaman sekarang, hal yang paling banyak dicari adalah empati dan atensi. Atensi merupakan sesuatu yang hilang, tetapi juga hal yang paling banyak dicari, baik di media sosial ataupun di kalangan masyarakat. Sementara itu, empati adalah dasar untuk membangun hubungan dan koneksi. Empati juga merupakan pondasi untuk menarik perhatian orang lain. Dewasa ini, memiliki rasa empati adalah suatu super power yang berharga dan harus selalu dilatih.

Bagaimana cara melatihnya? Mulailah dari selalu menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara, dan cari tahu interest mereka. Jangan hanya berbicara tentang dirimu saja. Cobalah mengerti bagaimana cara berpikir seseorang, sebab orang yang merasa dimengerti akan dengan senang hati membangun koneksi dengan kita. Koneksi merupakan hal yang vital untuk masa depan.

Ketahui kapan harus bertahan dan kapan harus berhenti

Banyak orang yang merasa terjebak dalam pekerjaannya, bingung apakah mereka harus bertahan atau menyerah saja. Berhentilah kalau kamu merasa dirimu tidak berkembang. Berhentilah jika ilmu, potensi, dan skill yang kamu punya hanya berputar di situ-situ saja dan tidak mengalami peningkatan. Berhentilah jika working culture perusahaanmu sudah mulai tidak sehat. Mengapa seseorang harus mengetahui kapan ia harus bertahan, dan kapan ia harus berhenti? Sebab waktu tidak bisa diulang kembali, jadi jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk berkembang.

Membangun masa depan terbaik adalah hal yang harus selalu kamu perjuangkan. Tidak perlu membandingkan pencapaianmu dengan orang lain, sebab setiap orang sudah diberikan jatah masing-masing untuk tumbuh, berkembang, dan berhasil. Kembangkan pola pikir yang cerdas. Agar usahamu dalam membangun mindset cemerlang untuk merajut masa depan semakin maksimal, ikuti kelas yang dihadiri oleh Doni Priliandi selaku pendiri serta Chief Empathy Officer (CEO) di Happy5. Dunia sedang menunggumu untuk membuat sesuatu yang hebat, jadi belajarlah, pecahkan masalah, tingkatkan value dirimu, dan latih empati untuk menemukan masa depan terbaik versi dirimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun