Mohon tunggu...
Kristianus Noeng
Kristianus Noeng Mohon Tunggu... -

"Belajar dari ketidakadilan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelajaran Abu Sayyaf untuk Indonesia

13 Juli 2016   09:53 Diperbarui: 13 Juli 2016   10:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika 26 Maret 2016 lalu 10 WNI di sandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf, segenap anak bangsa ini begitu tersentak.

Syukurlah, berkat DIPLOMASI TOTAL Pemerintah dan segenap Anak Bangsa, akhirnya para sandera dibebaskan kelompok teroris Abu Sayyaf pada 02 Mei 2016.

Pemerintah Indonesia pun dengan gagah berani memberi pernyataan:
"Indonesia berhasil membebaskan sandera, tanpa tebusan uang sepeser pun".

Segenap media cetak dan elektronik plus media sosial begitu applaus menyambut berita ini, bahkan kisah sukses ini berujung saling klaim para "pahlawan pembebasan".

Untuk kedua kalinya, Indonesia kembali membusungkan dada. Pasalnya 4 WNI yang disandera sejak 15 Maret, dibebaskan pada 11 Mei 2016. Kisah sukses ini pun kembali menjadi headline.

Namun Rabu 22 Juni lalu, 7 WNI kembali disandera. Belum sampai di bebaskan, sabtu malam (09/07), 3 ABK asal Indonesia kembali di sandera kelompok teroris Sayyaf. Sebenarnya di kapal ikan Malaysia itu ada 7 orang, tetapi hanya ABK Indonesia yang di ambil. KETERLALUAN!

Kita semua jadi bertanya-tanya.
Kalau selama ini kita (Indonesia) berhasil membebaskan sandera tanpa uang tebusan sepeser pun, NGAPAIN kelompok teroris Abu Sayyaf ketagihan menyandera WNI?

Kita boleh berbicara panjang lebar dan mengklaim berhasil karena kesamaan Kultur, Budaya, dan Agama. Namun faktanya, alasan utama kelompok teroris Abu Sayyaf adalah UANG. Uang adalah mati hidup mereka. Ada uang, sandera bebas.

Apakah sesudah dibebaskan dan kita membuat pernyataan atau klaim, bagi kelompok teroris Abu Sayyaf, PERSETAN, yang penting tujuan mereka sudah tercapai.

Ketika Abu Sayyaf kembali berulah, secara tidak langsung membantah semua klaim kita selama ini.

Kalau Indonesia bisa membebaskan warganya (sandera) dengan menumpas kelompok teroris Abu Sayyaf, barulah kita segenap bangsa Indonesia boleh membusungkan dada.

Kita seharusnya malu.
Sandera kita yang di serah-terima-kan dan di jemput diperbatasan, tetapi action kita seolah habis bertempur membebaskan sandera...

Pemerintah dengan tegas menyatakan TIDAK TUNDUK PADA KEJAHATAN, dan kita semua percaya bahwa pemerintah benar-benar tidak mengeluarkan uang untuk tebusan, tetapi kalau perusahan membayar, seharusnya ini disampaikan terbuka.
Ingat, kita harus bekerja sama dengan Filipina. Tanpa mengurangi rasa hormat akan nyawa para sandera, dengan bersikap tidak terbuka, Indonesia dianggap telah bermain mata dengan kelompok teroris Abu Sayyaf.

Ketika 10 WNI kita dibebaskan oleh Abu Sayyaf pada 26 Maret 2016 lalu, berbagai media massa Filipina menyangsikan pernyataan Indonesia, karena tidak ada tradisi sandera Abu Sayyaf dibebaskan dengan cuma-cuma.

Wali kota Jolo, Hussin Amin bahkan marah dengan pemberitaan pembayaran uang tebusan tersebut dan mengatakan dia menyambut baik pembebasan sandera asal Indonesia tersebut, namun juga mengaku tidak tahu menahu mengenai apakah uang tebusan telah dibayar.

"Jika pembebasan itu dilakukan dengan imbalan uang, maka mereka yang membayar telah mendukung Abu Sayyaf. Uang ini akan digunakan membeli lebih banyak senjata dan digunakan sebagai dana mobilisasi oleh penjahat ini."

Mengapa WNI menjadi target kelompok teroris Abu Sayyaf? Mungkin bukan uang, tetapi mereka ketagihan sama rengginang, rempeyek dan oleh-oleh dari kita pada diplomasi total pertama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun