Mohon tunggu...
Papa Leo
Papa Leo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Come to Papa..Speaking the words of wisdom...\r\n\r\nSilakan kunjungi :\r\nwww.cometopapaleo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa Dengan Cinta? 2 AADC2: Kisah Cinta, Nostalgia, Selingkuh?

3 Mei 2016   03:40 Diperbarui: 3 Mei 2016   04:14 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah 14 th, akhirnya sekuel AADC? tayang juga.
 Para penonton film pertamanya mayoritas adalah "anak-anak muda",
 kalau tidak mau dibilang ABG.
 Ada juga sih yang agak-agak tua (lebih enak kalau disebut dewasa).
 Berarti setelah 14 th, rata-rata penonton film pertama itu sekarang sudah berusia di atas 30 th.

 Film ini meledak. Laris manis di hari pertama tayang, hampir di semua kota.
 Dan sampai hari ini pun, katanya, antrian tiketnya masih panjang.
 Orang rindu dengan kisah asmara antara Rangga dan Cinta.
 Mungkin untuk angkatan lebih tua (di atas 50 th) bisa disejajarkan dengan kisah asmara Galih dan Ratna.
 Orang penasaran dengan penantian Cinta akan cintanya yang merantau ke luar negri.
 Di film AADC? 2 terjawablah kerinduannya. Rangga akhirnya bertemu dengan Cinta lagi.

 Penonton terhipnotis dengan 2 tokoh ini sentral, sedangkan tokoh lain tidak penting, mereka hanya menjadi bumbu.
 Tak terpikirkan bagaiman kisah Tian, tunangan Cinta, bagaimana perasaannya ketika kekasihnya "dicuri" oleh mantan semasa SMA.
 Tidak penting, benar-benar tidak penting.
 Ini kan cerita fiksi, fokusnya Rangga dan Cinta. Yang lain biarlah jadi pemanis.

 Bayangkan,
 bila ini kisah nyata Anda sendiri.
 Kekasih, gebetan, suami, istri, atau tunangan Anda,
 bertemu dengan mantan yang pernah berarti di masa lalunya,
 bagaimana perasaan Anda?
 Tidak suka dan melarang mereka bertemu?
 Berbesar hati membiarkan mereka bereuni dengan resiko terjadi perselingkuhan atau malah sang kekasih meninggalkan Anda?

 Kekasih itu seperti pasir, semakin erat Anda menggenggam, semakin berserak dia.
 Semakin keras Anda mengekang, pemberontakan sangat mungkin terjadi.
 Semakin longgar Anda melepas, perselingkuhan menjadi resiko terbesar.

 Tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua berujung dengan perpisahan.
 Suatu hubungan atas nama cinta, selalu terjadi dua arah.
 Jika mencintainya, biarkanlah dia untuk membalas cinta Anda.
 Jika mencintainya, biarkanlah juga dia untuk memilih antara Anda dan orang lain.

 Semakin takut kehilangan seseorang, semakin mudah orang tersebut pergi.
 Dan seandainya dia benar-benar pergi,
 artinya memang dia bukan untuk Anda,
 artinya dia tidak mencintai Anda.
 Let it go...

 "Bila kau cinta aku, tinggalah bersamaku.
 Bila kau lebih cinta dia, maka pergilah"

 Salam anget

 **beralun lagu Iwan Fals, Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu

====================================

Setelah sekian tahun saya tidak memposting tulisan di Kompasiana dan menjadi silent reader, akhirnya
saya posting juga.

Bila berkenan, silakan mampir ke blog saya di www.cometopapaleo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun