Ditinjau oleh: Dr. Maria Magdalena Purba, SpM
Lapisan retina berperan penting dalam penglihatan manusia. Cahaya yang masuk ke mata diterima oleh sel saraf di lapisan retina dan diteruskan ke otak hingga terbentuk penglihatan yang tajam dan terfokus atas sebuah objek. Namun, perlu Anda ketahui terdapat beberapa gangguan pada lapisan retina yang muncul tanpa gejala. Padahal pada beberapa kasus serius, gangguan penglihatan dapat menyebabkan kebutaan tanpa memandang usia. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terlambatnya penanganan saat terdapat gangguan penglihatan.
Pemeriksaan mata secara rutin penting untuk evaluasi penglihatan dan juga mendeteksi tanda-tanda infeksi atau kerusakan pada mata. Salah satu pemeriksaan rutin  yang disarankan adalah skrining lapisan retina. Skrining lapisan retina mampu mendeteksi dini kondisi retina dan kerusakan pada retina yang berpotensi mengancam penglihatan. Beberapa penyakit yang dapat terdeteksi di antaranya retinopati diabetik, glaukoma, ablasio retina, degenerasi makula, atau penyakit mata lainnya. Program skrining yang efektif dapat menentukan tindak lanjut yang diperlukan, seperti perawatan, pengobatan atau kemungkinan hanya memerlukan skrining tahunan.
PROSEDUR SKRINING LAPISAN RETINA
Skrining lapisan retina akan dilakukan oleh dokter spesialis mata dengan menggunakan alat skriningyang disebut sistem Optical Coherence Tomography (OCT) dengan sistem kamera fundus. Dengan OCT, dokter mata dapat melihat setiap lapisan retina yang khas. Ini memungkinkan dokter mata untuk mendiagnosis dan memetakan serta mengukur ketebalannya.Â
Sebagai persiapan pasien sebelum menjalani pemeriksaan OCT, dokter mata akan memberikan obat tetes mata yang bertujuan untuk melebarkan pupil mata. Tetes mata ini memperlebar pupil dan membuatnya lebih mudah untuk memeriksa retina.
Anda akan duduk di depan mesin OCT dan menyandarkan kepala pada penyangga agar tidak bergerak. Peralatan kemudian akan memindai mata tanpa menyentuhnya. Tes ini tanpa rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu singkat.Pemeriksaan ini  membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit.
 Pada prosedur ini, dokter spesialis mata akan mengambil gambar digital yang dapat menggambarkan kondisi lapisan retina, saraf optik, makula, diskus optikus, dan pembuluh darah dalam mata. Dengan skrining retina menggunakan mesin OCT, maka dokter dapat memperoleh gambar lapisan retina yang lebih jelas daripada pemeriksaan biasa. Namun, terdapat perbedaan prosedur pada pasien Retinopati Diabetik. Pada kasus ini, dokter akan melakukan foto terhadap lapisan retina yang disebut dengan fluorescein angiography. Pewarna fluorescein disuntikkan ke pembuluh darah di lengan/tangan. Saat pewarna melewati pembuluh darah mata, foto diambil untuk merekam aliran darah di lapisan retina. Foto-foto tersebut dapat mengungkapkan pembuluh darah abnormal atau kerusakan pada lapisan di bawah lapisan retina.
APAKAH SAYA HARUS SKRINING LAPISAN RETINA?
Umumnya dokter akan merekomendasikan skrining lapisan retina pada pasien dengan kondisi-kondisi berikut:
DIABETES
Kondisi gula darah yang tidak terkontrol pada diabetes dapat merusak pembuluh darah di lapisan retina. Seiring waktu, bahkan dapat menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan jika tidak mendapat pengobatan yang sesuai. Pasien berusia 12 tahun ke atas dengan diabetes perlu melakukan skrining retina sekali setahun.
DEGENERASI MAKULA
Bagian tengah lapisan retina Anda (makula) mulai memburuk seiring bertambahnya usia. Anda mungkin memiliki penglihatan kabur dan sulit untuk fokus. Ada dua jenis degenerasi makula: basah dan kering. Degenerasi makula kering sejauh ini merupakan bentuk paling umum dari penyakit ini (hingga 90% kasus). Itu terjadi ketika pembuluh darah di bawah lapisan retina menjadi tipis dan rapuh. Pembuluh darah abnormal yang tumbuh di bawah lapisan retina menyebabkan degenerasi makula basah. Kehilangan penglihatan pada degenerasi makula tipe basah biasanya terjadi lebih cepat. Skrining lapisan retina akan membantu identifikasi keduanya.