Topografi kornea atau pemetaan kornea yang akurat perlu dilakukan mengingat tindakan LASIK dilakukan pada bagian kornea mata. Setiap mata orang bersifat unik dan berbeda-beda satu sama lain, seperti sidik jari atau DNA.
Hasil dari pemeriksaan ini adalah deskripsi yang mendetail dan bahkan visual mengenai bentuk dan kekuatan kornea calon pasien LASIK.
2. PEMERIKSAAN PRODUKSI AIR MATA
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa memeriksakan kesehatan mata sebelum tindakan dapat meminimalkan risiko. Termasuk juga menentukan keberhasilan LASIK.
Apabila calon pasien terdeteksi memiliki mata kering, akan diberikan perawatan terhadap mata kering terlebih dahulu, sebelum dapat menjadwalkan prosedur LASIK.
3. PENGUKURAN KETEBALAN KORNEA
Kondisi ketebalan kornea sangat menentukan apakah Anda dapat menjalani LASIK atau tidak. Ada standar ketebalan tersendiri yang harus dipenuhi sebelum dilakukan LASIK.
Apabila Kornea calon pasien tidak sesuai persyaratan dinyatakan tidak dapat melanjutkan prosedur LASIK.
4. PEMERIKSAAN SPECULAR MICROSCOPE
Adanya penyakit atau gangguan pada kornea dapat terdeteksi dengan akurat melalui pemeriksaan ini.
5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan ini mencakup pengecekan gula darah di laboratorium. Setiap tindakan bedah selalu memerlukan pengecekan gula darah untuk mengurangi risiko komplikasi. Termasuk juga tindakan bedah LASIK.
6. PEMERIKSAAN MATA SECARA FISIK
Terakhir, dokter akan memberi obat tetes mata untuk membesarkan pupil. Tujuannya adalah untuk mempermudah pemeriksaan kesehatan retina Anda sebelum prosedur.
Saat calon pasien sudah menjalani seluruh pemeriksaan komprehensif, barulah dokter dapat menentukan apakah seseorang dapat menjalani LASIK. Tindakan LASIK pun dapat segera dijadwalkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI